~In My Dream~

3.4K 500 62
                                    

Setelah kepergian Chika, papa Reynaan mengutus Ara untuk memimpin pusat perusahaan menggantikan dirinya. Ketika di tanya mengapa Ara yang harus menggantikan, papa Reynaan menjawab

"Papa sudah janji ketika Chika lulus, akan menyerahkan perusahaan ini sama Chika, tapi waktu itu Chika menolak, dan mengusulkan agar kamu yang memimpin. Kamu lebih cocok. Lagi pula, kamu menantu idaman papa juga entah ada atau tiada nya Chika sekalipun" Begitu lah jawaban papa Reynaan yang membuat Ara perlahan bangkit demi kebahagiaan Chika di sana.

Meski di awal-awal Ara kerap kali keluar masuk Rumah Sakit karena depresi berat, lambat laun Ara kembali pulih berkat dukungan orang-orang tersayang.

2 tahun Ara lewati tanpa kehadiran Chika dan Ara terus tersiksa hingga sekarang. Nyatanya kesibukan di kantor tidak pernah membuat Ara melupakan satu detik pun kenangan bersama Chika.

Sambil menikmati udara dingin yang tiba-tiba saja datang menghampiri, Ara berdiri di tempat terakhir kali jasad Chika di temukan. Ara mengedarkan pandangan sendu ke seantero tempat.

Lagi-lagi Ara meneteskan air mata. Perasaan kesal, sedih dan kecewa yang menyergap Ara tidak berangsur membaik. Bahkan suasana damai yang terasa dengan banyak nya bintang menghiasi langit tidak membantu air mata Ara surut sama sekali.

"Kembali lah.. Jangan hukum aku dengan seperti ini.." Lirih Ara menatap bintang, berusaha menahan air mata tetapi tetap saja air mata itu jatuh

Sudah 2 tahun terlewati, namun Ara terus bersikeras mengatakan bahwa Chika belum meninggal. Ara percaya, Chika masih ada dalam belahan bumi lain entah dimana itu, yang pasti, Ara terus mencoba mencari dan akan selalu menunggu Chika.

"Sendiri aku bermenung di temani bintang, di bayang-bayangi akan semua kenangan tentang kamu.. Chika, mengapa kamu begitu cepat pergi. Aku menderita disini. Hiks.. Mengapa begitu cepat Engkau ambil dia dari diriku Ya Allah" Gumam Ara terisak

"Raaa, mau sampai kapan lu kayak gini" Ujar Mira mendadak muncul bagai kilat dari belakang.

Mira berdiri di sebelah Ara dan mengusap pelan bahu Ara.

Ara hanya berdiam diri dan menghapus kasar air matanya

"Tinggalin gue sendiri kak" Ucap Ara tanpa melihat ke arah Mira

"Ngga.! Pasti nanti lu nglakuin aneh-aneh lagi. Kemarin aja lu di tinggalin sendiri, pulang-pulang udah penuh luka gitu" Sahut Mira merangkul Ara

Mira tersentak merasakan suhu badan Ara yang begitu panas.

Ara langsung menumpahkan tangisan nya dan Mira merubah rangkulan menjadi pelukan dari samping

"Bocil nya kakak katanya mau kuat demi Chika, kenapa sekarang malah mlehoy gini hm?" Mira sendiri yang mendengar isak tangis Ara ikut menangis mencoba menghibur Ara rasanya percuma tapi apalah daya, kepergian Chika memang membuat semua orang terpuruk.

"Kak.. Apa Chika semarah ini ke aku? Sampai ngga mau temuin aku selama ini?" Racau Ara dan Mira hanya bisa mendengarkan dan ikut menangis

"Kak.. Bilangin ke Chika, aku ngga akan bandel lagi.. Kasih aku satu kesempatan biar aku bisa berhasil jadi kekasih yang baik buat Chika.. Aku ngga mau Chika marah kak.. Aku mau ketemu Chika.. Hiks.." Ara semakin menangis

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang