"Tenang dulu pak Boby, mau bagaimana pun meski peluru yang melesak tidak sampai mengenai ulu hati terlalu dalam, butuh proses penyembuhan yang cukup memakan waktu pak.
Apalagi banyak luka pukulan yang mengakibatkan beberapa sistem saraf pada tubuh Ara juga terganggu. Kita serahkan saja kesembuhan Ara kepada yang maha kuasa." Ujar Dokter dengan merapikan kerah baju nya dan menunduk takut.
"Sudahlah, pergi saja kau dari sini, biar aku sendiri yang mengurus anak ku." Titah Boby.
Dokter itu pun membungkuk memberi hormat dan pergi dari ruangan Ara.
Boby menghampiri ranjang tempat Ara berbaring.
"Sayang, buka mata kamu. Kamu ngga mau apa ketemu Chika, katanya mau perjuangin Chika, tapi kamu malah tiduran disini, ayo Ara, bangun." Ucap Boby lirih dan menciumi punggung tangan Ara.
"Nanti bunda bakalan kurang-kurangin jewer telinga kamu Ra, kamu mau bikin ulah apa pun itu juga ngga akan bunda larang. Asal kamu sekarang juga buka mata kamu sayang. Ayo. Bunda ngga sanggup lihat kamu gini." Ujar Shani mengusap kepala Ara lembut.
"Bunda, lebih baik bunda pulang saja dulu, kita sudah terlalu lama tidak ada kabar, pasti teman-teman Ara cemas. Tapi jangan kasih tau keadaan Ara saat ini, aku ngga mau nanti papa malah menyakiti teman-teman Ara juga." Ujar Boby pelan dan menatap Shani dengan sendu.
"Baiklah, besok sekalian aku juga mau bilang sama Veranda kalau belum bisa balik kerja." Jawab Shani tersenyum.
***
Pagi Hari.
"Huhft semoga hari ini ada kabar dari Ara, semoga." Batin Chika penuh harap.
"Pagi kak, tumben telat turunnya, semalam begadang mikirin Ara yah?" Ledek mama Veranda terkekeh kecil.
"Masih pagi ngga usah mulai deh mah." Jawab Chika kini meletakkan tas nya di kursi samping lalu bersiap sarapan.
"Memung nyu kak Ara bulum ada kabar yah kak.?" Tanya Christy sambil mengunyah makanan.
"Christy,telan dulu makanannya baru ngomong." Tegur papa Reynaan.
"Hehe iya pah, ma'af" Jawab Christy melanjutkan sesi makannya.
"Belum, kakak sama teman-teman Ara sudah berusaha cari info tapi tetap ngga ada hasilnya." Jawab Chika mulai memakan sarapannya.
"Ah mama lupa, tadi bunda Shani sempat menelvon mama, katanya memang sedang ada urusan di luar kota, kebetulan susah sinyal dan tak sempat pegang HP, sebentar lagi bunda Shani bilang akan pulang." Ujar mama Veranda tersenyum.
"Hah!? Serius mah. Puji Tuhannn. Terimakasih Tuhan." Ucap Chika mendongakkan kepala dan menggenggam kedua telapak tangannya.
"Tapi, katanya Ara belum bisa pulang. Jadi, kakak kangen-kangenan nya masih di tunda lagi. Wlek." Ledek mama Veranda.
"Dih lagian Chika pinginnya ketemu bunda Shani tuh." Elak Chika mengambil minum
"Iya di hati mah berharap banget ketemu kak Ara tuh. Hahahaha" Ledek Christy, membuat papa Reynaan dan mama Veranda ikut tertawa.
"Ledekin aja terusss ledekinnn. Hih." Ujar Chika cemberut.
Skipp.
***
Di sekolah.
"Flora, gue ada berita baik nih." Ujar Chika ketika masuk kelas mendapati Flora baru akan duduk di kursinya.
"Apa an Chik? Si Ara udah ada kabar!?" Tanya Mira antusias yang kebetulan ada di belakang Chika.
"Nanti kita kumpul lagi aja di kantin, sekarang belajar aja dulu, mau ada ulangan Kimia kan." Jawab Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔
Fanfiction~ In my dreams you're with me.. We'll be everything I want us to be.. ~ sebuah penggalan lirik yang akan menghiasi kisah seseorang yang jatuh cinta, tapi beda server 🤞 °°° "Iya iya. ABCD" Kata Ara merapikan rambut Chika. Chika mengernyitkan dahi. "...