"Ekhem, tadi ada yang berani banget cium-cium aku ni yeee" Ledek Ara setelah sampai di lobby apartemen Chika
Chika yang paham kemana arah ledekan Ara, tertawa pelan
"Kamu milik aku. Aku pelit soal kamu, ngga mau berbagi apalagi terbagi." Jawab Chika semakin enggan turun dari gendongan Ara.
"Aku ngerti, jauh dari mata kamu itu, bisa buat rasa cemas nya kamu jadi berburuk sangka. Tapi, kamu tenang aja, karena kalau buat hati kamu, hati aku akan selalu berhati-hati. Dan sesuatu yang ditakdirkan untuk kamu, ngga akan menjadi milik orang lain kan" Kata Ara sembari mengkode Chika untuk menekan lift agar terbuka
"Kenapa kamu bisa percaya banget kalau kamu itu udah di takdirkan buat jadi miliknya aku?" Tanya Chika yang sudah turun dari gendongan Ara
"Hidup aku tanpa kamu ngga pernah terisi sepenuhnya karena kamu separuh aku. Pertama kali kamu menyentuh aku, aku tahu aku dilahirkan untuk jadi milik kamu. Lagian juga, kan tanpa aku, kamu hanyalah seorang Yessica Tam" Ara bersender pada dinding lift sedikit meluruskan pinggang
"Hahaha iya iya deh paling bisa emang buara satu ini" Chika menekan nomor lantai apartemennya
"Tapi setelah kejadian break kemarin, aku jadi takut kalau kamu bisa aja jatuh cinta ke yang lain" Ara menarik Chika agar mendekat
"Berantem sama kamu, sayang dan cinta sama kamu, rindu sama kamu, ngeluh juga sama kamu semua serba selalu sama kamu. Apa aku punya alasan buat mencintai orang lain selain kamu?" Chika meniup kedua mata Ara
"Kenapa harus aku?" Ara malah balik bertanya
"Kamu adalah seseorang yang menjadi alasan kenapa aku ngga mencintai orang lain. Bagi aku mencintai kamu adalah pekerjaan yang menyenangkan." Chika menirukan kata-kata yang pernah Ara katakan
"Hahaha hafal yah dialog itu" Ara mengacak rambut Chika
"Aku bisa seperti sekarang ini, itu karena kamu. Setiap harapan dan mimpi yang aku buat, semua adalah karena kamu. Ngga peduli apa yang akan terjadi esok, karena setiap hari saat ini adalah hal yang luar biasa bagi hidup aku. Aku akan selalu menjadi milik kamu." Ucap Chika mempersilahkan Ara keluar lift terlebih dahulu
"Silahkan masuk sekarang nyonya Yessica Tamara Khaulah, dan jangan lupa tidur yang nyenyak. Akan aku kunjungi kamu dalam mimpi, kamu harus tidur sebelum aku, jadi aku bisa mengunjungi kamu" Titah Ara membuka pintu apartemen Chika
"Apakah itu masuk akal?" Chika sedikit menahan tawa
"Hehe entah lah" Ara menggaruk tengkuk belakang yang tak gatal
"Hahaha Ara, ayo bertemu dalam mimpi" Chika menggenggam tangan Ara
"Ayo, aku udah sering ketemu kamu dalam mimpi" Ara membalas genggaman tangan Chika
"Benarkah?"
"Iya, sering banget kamu terpopuler di pikiran aku. Bahkan saat aku tidur, pikiran aku tetap sibuk sama kamu karena kamu selalu singgah dalam mimpi aku. Kamu seperti sel aktif di otak aku yang ngga pernah berhenti kesana-kemari."
Chika tersenyum sembari memeluk Ara
"Kamu ngga nginep disini aja?" Gumam Chika
"Mau nya sih gitu, tapi habis ini langsung diskusi persiapan penutupan acara besok. Jangan lupa nonton lagi yah" Ara mengecup kening Chika
"Pagi atau siang?" Chika mundur satu langkah
"Agak siangan. Kenapa?"
"Besok aku juga pengumuman hasil olimpiade. Nanti aku nonton kamu dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔
Fanfiction~ In my dreams you're with me.. We'll be everything I want us to be.. ~ sebuah penggalan lirik yang akan menghiasi kisah seseorang yang jatuh cinta, tapi beda server 🤞 °°° "Iya iya. ABCD" Kata Ara merapikan rambut Chika. Chika mengernyitkan dahi. "...