Setelah Chika pulas tertidur, Ara dengan pelan turun dari ranjang tempat tidur menuju balkon."Hallo Oppa, ma'af mengganggu jam kerja Oppa sekarang." Ucap Ara sedikit mengecilkan volume suaranya agar Chika tidak terusik tidurnya.
"Engga kok. Oppa baru saja selesai meeting. Ada apa cucu Oppa yang manis ini menelvon hm? Disini jam 8 malam, bukannya disitu sudah jam 1 dini hari kan? Kenapa belum tidur kamu." Ucap Oppa Agra. Kebetulan Oppa Agra sudah kembali ke jerman.
"Hehe iya Oppa. Ara mau minta tolong boleh?" Ara terus mengawasi Chika yang tengah tertidur.
"Buat cucu kesayangan, apa pun pasti Oppa berikan." Jawab Oppa Agra.
"Em begini Oppa, tolong carikan informasi mengenai pria yang bernama Immanuel Galen Rahdeka. Pria itu sudah membuat Chika menderita. Ara ingin membuat perhitungan ke dia." Ucap Ara mencengkram kuat pagar besi pembatas balkon.
"Apa.! Berani sekali dia membuat cucu Oppa menderita.! Baiklah, Oppa akan segera menyuruh bodyguard Oppa mencari info tentang dia. Kalau sudah, kamu ingin Oppa apakan dia Ra?" Oppa Agra nampak marah di seberang telvon sana.
"Sementara ini, cukup buat dia jangan sampai hidup tenang Oppa, kasih sedikit sentilan agar tak terus menerus mengejar Chika. Jika dia bebal, biar Ara yang akan mengurusnya nanti." Ujar Ara dengan rahang yang mengeras.
"Baik lah, Oppa akan sentil dia sedikit. Tetapi kalau dia berbuat macam-macam lagi, Oppa ngga akan segan-segan membuat tubuh dia hancur lebur yah Ara. Oppa ngga mau cucu-cucu Oppa sampai kenapa-kenapa." Ucap Oppa Agra dengan nada yang tegas.
"Iya Oppa tersayang. Makasih yah. Ganbatte kerja nya, jangan kebanyakan lembur, inget udah berumur itu." Ledek Ara.
"Heh gini-gini juga masih di kira sugar daddy tau." Balas Oppa Agra sedikit tertawa.
"Iya iya deh yang menolak tuwir hahaha. Nite sugar Oppa." Pamit Ara mematikan televon sepihak sebelum Oppa nya murka karena terus di ledek.
"Rasanya gue pingin banget nonjok si Galen sampai rontok giginya sekalian. Tapi dia jauh dan gue ngga tau dia dimana. Di diamkan makin menjadi-jadi. Terpaksa gue minta bantuan Oppa aje dah. Semoga kapok tu Galon rombyeng." Gumam Ara.
Melihat ada pergerakan dari Chika, Ara buru-buru masuk dan menutup pintu balkon dengan pelan. Sedikit jalan mengendap-endap.
Ara sedikit membenarkan posisi kepala Chika agar lehernya tidak sakit dan membenarkan selimut Chika.
Ara yang kelelahan ikut tertidur dengan memeluk Chika.
Skipp..
Keesokan paginya, Ara terbangun lebih dulu. Niatnya ingin mengajak Chika bersepeda tetapi tak tega membangunkan Chika, jadilah Ara bersepeda bersama Christy, Flora dan Mira.
Bunda Shani sibuk bercocok tanam dengan mama Veranda beserta Elmo yang lari kesana kemari.
Papa Reynaan dan Ayah Boby sibuk berenang.Chika menggeliatkan badan nya sebentar, mengecek jam digital dekat nakas.
"Bukannya semalam Ara disini ya? Apa aku bermimpi?" Gumam Chika.
"Eh tapi itu kan jaket nya Ara, pasti semalem aku ngga mimpi, terus Ara nya kemana coba." Chika yang masih bingung memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian santai.
"Mama. Papa. Christy." Teriak Chika di ruang tengah. Tetapi tak ada yang menyaut.
Mencari ke dapur pun tak ada orang.
Chika sedikit mendengar keributan dari taman samping. Langsung saja Chika menuju kesana.
"Loh kok ada bunda Shani?" Tanya Chika dari pintu kaca yang mengarah ke taman samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔
Fanfiction~ In my dreams you're with me.. We'll be everything I want us to be.. ~ sebuah penggalan lirik yang akan menghiasi kisah seseorang yang jatuh cinta, tapi beda server 🤞 °°° "Iya iya. ABCD" Kata Ara merapikan rambut Chika. Chika mengernyitkan dahi. "...