~Your Eyes~

5.4K 626 16
                                    

Pagi ini hujan turun cukup deras. Chika bilang bahwa dia akan berangkat diantar pak Yono, jadi lah Ara tak menjemput Chika.

"Lu berangkat bareng ayah? Tumben" Ujar Mira duduk di bangku depan aula sedangkan Ara sibuk bermain air hujan yang turun.

"Iya mobil gue lagi di service soalnya. Jadi minta anterin ayah aja deh. Mau minta di jemput lu tapi lu udah bareng Flora dan sampai duluan kan." Ara duduk di samping Mira.

Mira mengangguk dan kembali memakan roti.

"Bentar lagi bel nih. Tapi Chika kok belum nyampe yah." Kata Flora sesekali mengecek HP.

"Nomor nya juga ngga aktif lagi. Semoga ngga kenapa-kenapa deh." Sambung Flora.

"Kejebak macet mungkin. Secara hujan nya dari semalem lumayan loh ini." Ucap Freya merapatkan jaket

"Masuk kuy. Dingin bet asli." Ujar Olla masuk ke aula terlebih dahulu disusul Mira, Freya dan Flora.

"Kamu kemana sih? Jangan bikin panik dong." Gumam Ara masih duduk di bangku depan aula.

Ujian praktek bahasa inggris sudah di mulai. Cukup panjang dan rumit karena harus berpidato dan menerangkan hasil penelitian dengan bahasa inggris. Belum lagi beberapa guru akan menanyakan sesi tanya jawab sebagai nilai tambahan.

Hujan sudah mulai rintik-rintik.

"Ra, kata pak Yono, mobil mereka kejebak macet karena ada pohon tumbang bentar lagi mungkin Chika sampai. Masuk aja dulu." Kata Flora mengajak Ara masuk tapi Ara menolak.

"Gue mau keliling sekolah aja dulu sambil nyari yang anget-anget." Ara beranjak pergi dan Flora kembali masuk.

***

Ara menikmati sisa-sisa air hujan yang turun dari dedaunan tanaman yang ada di sekolah. Hujan sudah reda. Tapi aroma setelah hujan benar-benar membuat Ara tenang. Saat asyik berkeliling disekitaran taman samping sekolah, Ara kaget ada sebuah tas terlempar dari balik tembok samping.

"Chika, ini tas kamu?" Teriak Ara dari balik tembok

"Iya Ara" Jawab Chika sedikit lemas.

"Kamu kenapa?" Ara mulai memanjat dinding. Untung lah praktek kali ini mewajibkan para siswa memakai celana training.

"Aku ngga enak badan" Chika duduk jongkok.

Ara segera melompat turun.

"Astaghfirullah kamu demam tinggi" Panik Ara memegang dahi Chika.

"Aku ngga apa-apa. Kamu cepet bantu aku panjat tembok biar ngga telat ujian praktek"

"Ayolah! Kamu demam. Bagaimana kamu bisa melakukan itu?" Ucap Ara menggendong tas Chika di depan

"Terus gimana caranya masuk."

"Ayo bangun" Ara langsung menggendong Chika di punggungnya.

"Kita mau kemana? Kan masih ada jadwal praktek Ara ih." Ujar Chika sudah di punggung Ara.

"Diem aja jangan kebanyakan gerak." Ara berjalan dengan sedikit tergesa-gesa.

"Hallo kak. Tolong buatin surat izin atas nama gue sama Chika sekarang. Chika demam tinggi." Kata Ara menghubungi Mira.

"Ngga usah banyak tanya. Lakuin aja sekarang bye." Ara langsung mematikan televonnya.

"Ara ih ke sekolah aja. Aku ngga apa-apa kok." Chika masih berusaha memberontak.

"Jangan kebanyakan gerak sayang. Diem dan jangan buat aku semakin panik oke." Ucap Ara dengan nada lembut.

Chika mengangguk lemah di punggung Ara. Kepala nya benar-benar berdenyut. Pagi tadi pun Chika bolak balik ke kamar mandi. Rasanya makanan yang dimakan waktu sarapan sudah terkeluarkan semua.

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang