~Berliku~

5.7K 578 31
                                    

Pagi ini Ara sudah merengek agar ikut membeli kado untuk Chika kepada bunda Shani, namun bunda Shani tetap kekeh tidak memberi izin, jadilah Ara sekarang dalam mode ngambek on.

"Ara sayang, jangan gini atuh, bunda ngga mau kamu kecapean nanti kalau kamu cape, kamu malah ngga bisa hadir di pesta nya Chika loh." Rayu bunda Shani.

"Ara cuman mau kasih kado spesial buat Chika bunda. Sebagai permintaan ma'af juga karena Ara udah lama ngga kasih kabar ke Chika. Ayo lah bunda, Ara ikut yah, pleaseee." Rengek Ara menarik-narik ujung baju bunda Shani.

"Ya sudah kamu ikut, tapi tetap pakai kursi roda ya." Jawab bunda Shani.

"Ah ngga mau. Ara kan juga ingin melatih kaki Ara supaya cepat sembuh, lagian yang sakit cuman kaki kanan, Ara mau pakai tongkat aja. Yang penyangganya sampai siku dan bisa di genggam telapak tangan itu loh bunda." Ujar Ara menampilkan senyuman paling manis nya.

"Tongkat siku elbow Ara. Keras kepala banget sih kamu ini. Tapi, baiklah ayah ambilkan sebentar tongkatnya daripada ayah sama bunda di diemin lama sama kamu hih serem." Jawab ayah Boby.

Tak lama kemudian ayah Boby datang membawa tongkat yang Ara maksud.
Bunda Shani membantu Ara berdiri. Kini Ara sudah berdiri dengan tangan kanan memegang tongkat.

"Nah kan bun, enakan gini, jadi pantat Ara ngga keram duduk mulu. Hehehe." Ujar Ara terkekeh.

"Tapi ingat, kamu ngga boleh terlalu cape, kalau kado nya sudah ketemu, kita langsung pulang." Titah ayah Boby.

"Siap ayah tampan ku." Jawab Ara mengedipkan sebelah matanya.

"Untuk berjaga-jaga, kita pakai topi dan masker. Takutnya para bodyguard Oppa mengintai kita di jalan. Ayah juga sudah siapkan mobil lain supaya kita tidak di kenali." Ujar ayah Boby.

***

"Bunda, pesta nya Chika di adain dimana sih?" Tanya Ara ketika kini mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan yang ramai di kunjungi orang-orang.

"Di rumahnya Chika sendiri. Niat awal papa Reynaan sama mama Veranda mau ngadain kaya sewa tempat party gitu, tapi Chika ngga mau, yang penting teman-teman sekolah bisa datang saja dia sudah senang katanya. Sama, anak bunda yang manis ini tentunya." Jawab bunda Shani mencubit gemas pipi Ara.

"Wahhh, harus tampil perfect nih Ara besok. Biar Chika makin nempel ke Ara hahaha." Girang Ara tertawa.
Bunda Shani dan ayah Boby ikut tertawa.

Setelah ayah Boby dan bunda Shani mendapatkan yang di butuhkan, tiba-tiba Ara merintih.

"Awww."

"Ara, kamu kenapa, duduk dulu yuk sebentar." Panik bunda Shani mengajak Ara duduk di bangku depan toko.

"Ulu hati Ara sakit bunda, tapi dikit kok, ayo jalan lagi, Ara tadi liat benda yang cocok buat Chika di sebelah sana." Jawab Ara sambil menunjuk sebuah toko.

"Sini ayah gendong saja, ayah ngga mau kamu makin sakit Ara." Tawar ayah Boby bersiap jongkok di depan Ara.

"Hahaha ngga usah ayah, Ara kuat kok, serius ini tadi cuman ngilu sedikit aja. Ayo kesana, habis itu kita pulang deh." Jawab Ara tertawa.

"Oke, tapi pelan-pelan yah." Titah bunda Shani kini berdiri di samping Ara.

"Selamat siang mba, saya mau kado untuk orang spesial, bisa tunjukan barang yang paling bagus disini?" Ujar Ara kepada pelayan toko.

"Wah kakak masuk di toko yang tepat. Disini kita menyediakan banyak sekali barang-barang yang cocok untuk di jadikan hadiah orang tersayang. Mari saya antarkan." Jawab pelayan toko bersiap mengantar Ara ke dalam.

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang