Tiga hari berlalu. Fiony tidak masuk sekolah. Freya pun tak pernah lelah untuk berusaha selalu ada untuk Fiony. Ara semakin kalang kabut. Hilang arah. Karena ternyata kak Gerald menunda keberangkatannya ke Ausie dan terus gencar mendekati Chika.
"Gue harus gimanaaaa." Geram Ara membentur-bentur kan kepalanya pada dinding kamar.
"Eits jangan berontak cil, masa lu mau nyerah sih, inget perjuangan lu udah sejauh ini cil." Ujar Mira memakan kripik buatan bunda Shani.
"Gimana kalau lo sementara waktu kasih jarak dulu ke Chika, buat Chika sadar biar ngga terus mainin perasaan lo gini Ra." Usul Flora.
"Kasih jarak gimana? Kita satu kelas, ya pasti bakal ketemu terus lah, kecuali kalau gue bolos tapi masa iya gue bolos sih, di rebus hidup-hidup nanti gue sama ayah." Jawab Ara menenggelamkan wajahnya pada bantal.
"Gini deh cil, lu coba buat ya ngga bertegur sapa aja sama Chika, kita liat reaksi Chika gimana, kalau Chika biasa aja, berarti emang Chika cuman mau PHP in lu doang Ra." Ucap Olla.
"Iya kak, di coba aja pelan-pelan. Daripada gini, kakak nyesek sendiri kan." Sambung Marsha memberikan minuman kepada Olla.
"Huhft, iya gue coba deh nanti" Jawab Ara menghembuskan nafas pelan.
"Sekarang kita bikin cara supaya Fiony sama Freya akur yuk. Biar masalah di kepala gue ngga berbelit banget." Ujar Ara menyenderkan kepala pada pembatas ranjang.
"Kita ajak mereka ke Dufan aja buat seru-seruan bareng, habis itu makan-makan sambil kita perlahan sadarin Fiony dan semangatin Freya. Setuju ngga?" Ucap Flora.
"Sepuluh gue." Jawab Ara.
"Yayang gue emang best" Sambung Mira.
"Udah yuk sekarang aja kita ajak mereka, mumpung belum sore banget." Ajak Flora dan mereka semua menuju rumah Fiony.
Tibalah mereka kini di sebuah tempat ternama yang menyediakan berbagai macam wahana. Ara terus berusaha agar Fiony mau tertawa lepas dan Freya juga kembali bersemangat.
"Kak Chika kenapa ngga ikut kak?" Tanya Fiony ketika mereka kini tengah istirahat sehabis bermain bom-bom car.
"Lagi mlipir dulu dia." Celetuk Olla.
"Maksudnya?" Fiony kembali bertanya.
"Udah yuk kita makan, laper nih" Ajak Ara dan mereka menuju tempat makan yang tersedia.
Mereka kini mulai berbicara banyak hal, saling menyadarkan Fiony dan menyemangati Freya. Mengenai kedekatan Chika dengan kak Gerald pun sudah di ceritakan kepada Fiony.
"Cinta itu rumit ya. Orang yang di sukai ngga selalu membalas perasaan kita. Kadang juga kita jatuh cinta sama orang yang salah." Ucap Fiony.
"Dan kadang, kamu bahkan ngga sadar ada orang yang selama ini dengan tulus mencintai kamu." Celetuk Freya.
"Karena cinta itu memang rumit. Sama seperti kostum karnaval. Sedangkan rasa suka ngga terlalu rumit. Seperti fashion. Kita bisa dengan mudah mengerti fashion. Sama seperti perasaan suka, mudah diterima, tapi cinta? Rumit." Sambung Flora.
"Bukan cinta yang rumit tapi pemikiran manusia itu sendiri yang membuat rumit. Dan perjalanan menuju cinta sejati nya, yang hanya terkadang sedikit di buat berkelit.
Cinta ngga pernah mulus. Semakin panjang perjalanan mempertahankan cinta semakin berliku. Semakin sulit pula menjaganya supaya ngga tumbang dihajar angin kencang atau jatuh tersandung kerikil. " Ucap Ara memandang kilauan cahaya senja yang indah.
"Tetapi dengan berbagai lika liku itu lah yang nantinya menjadikan kita kedepannya semakin kuat menuju cinta yang sejati." Lanjut Ara menyenderkan kepala pada sandaran kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔
Fanfiction~ In my dreams you're with me.. We'll be everything I want us to be.. ~ sebuah penggalan lirik yang akan menghiasi kisah seseorang yang jatuh cinta, tapi beda server 🤞 °°° "Iya iya. ABCD" Kata Ara merapikan rambut Chika. Chika mengernyitkan dahi. "...