The Froggie Venus And The Handsome Prince (II)

169 23 0
                                    

"Syukurlah, Nak, kau sudah bisa keluar dari ruang tahanan!" Nyonya Hwang memeluk erat putra sulungnya.

"Terima kasih, Bu, maaf sudah membuatmu khawatir."

"Sabar, ya, Nak. Meski nanti masih harus repot dengan wajib lapornya, paling tidak kita bisa segera mencari istrimu bersama - sama sekarang." Tuan Hwang nampak hampir akan menitikkan air mata mengingat nasib menantunya yang masih belum berkumpul bersama mereka kembali.

"Kak, aku ingin ikut membantumu mencarinya."

"Tidak, Yeji. Setelah kejadian yang menimpa Minju, itu berarti ia sengaja ingin membalas dendamnya kepada keluargaku. Karena saat ini kalian semua berada di Busan, itu artinya bisa saja suatu saat ia akan mengganggu keluargaku lagi, salah satu dari kalian. Aku membutuhkanmu untuk menjaga Ayah dan Ibu, Yeji." Minhyun berusaha memberi pengertian pada adik perempuannya.

"Tapi, Kak, istrimu diculik karena aku gagal melindunginya!"

"Yeji, mereka membiusmu, kau juga hanya korban di sini! Juyeon adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas semua hal buruk yang menimpa keluargaku..."

"Keluargaku juga."

Mereka semua serempak menoleh ke arah belakang Minhyun berdiri.

Hyewon yang datang bersama Sicheng.

"Hyewon, maafkan aku!" Minhyun langsung menghampiri gadis itu dan terlihat akan berlutut bila Sicheng tidak menahannya lebih dulu.

Hyewon hanya membuang nafasnya kasar. Ia tahu, ia juga tidak bisa menyalahkan Minhyun. Semua pria normal bila ada di posisi Minhyun pasti akan melakukan hal yang sama. Mempertahankan apa yang telah mereka miliki. Dalam kasus Minhyun, sebagai suami ia hanya berusaha menjaga dan mempertahankan istrinya dari lecehan orang lain.

Lee Juyeon.

Hyewon menepuk bahu Minhyun.

"Aku tidak marah padamu. Aku hanya sangat murka pada kakak senior Minju yang bernama Juyeon itu. Lihat saja, takkan kuampuni perbuatannya..."

Sicheng dan Minhyun sama - sama tercengang mendengar kalimat itu meluncur lancar dari Hyewon. Gadis yang selalu beraura tenang dan anggun tersebut, tadi sekilas terlihat...

Sicheng menelan ludahnya. Dalam hati, ia mulai merasakan sesuatu mengenai gadis pujaan hatinya ini.

"A-apa yang telah kau lakukan untuk mencarinya, Kak?" Sicheng bertanya, mencoba mencairkan suasana tegang.

"Yeji sudah membuat laporan di kepolisian, jadi pihak polisi masih mencarinya. Tapi, aku berencana datang langsung ke sumber masalah hari ini."

"Jangan," Hyewon melarang.

Minhyun terlihat mengernyit dan akan protes bila Sicheng tidak lebih dulu menyela juga. "Kau masih dalam masa wajib lapor. Terlalu beresiko bila kau sendiri yang ke sana langsung, Kak..." Sicheng menjelaskan, "Aku dan Hyewon yang akan mencoba bernegosiasi secara baik - baik ke sana."

"Ta-tapi-"

"Diam saja di rumah untuk sehari ini," Hyewon ikut menimpali dengan nada dinginnya, "Bila hari ini kami berdua tidak mendapat hasil yang bagus, besok kita bertiga akan menelusuri dengan cara lebih keras."

Sicheng menelan ludah. Bukan ini yang ada dalam bayangannya. Aura Hyewon saat terusik benar - benar berbeda dan sangat menyeramkan.

"Baiklah," ujar Minhyun. Meski dalam hati ia tetap bersikeras akan mencari istrinya dengan cara lain dan takkan diketahui oleh siapapun.

*

"TOLOOOONG....!!!!"

Sunyi. Hanya terdengar dengungan suara kipas angin.

The Visual Triplets FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang