The Break Up?

374 35 1
                                    

Minju sesekali terlihat menahan isak tangisnya dengan susah payah. Sudah hampir... entah berapa jam gadis itu menangis. Ia sedih sekali. Rasanya seperti sudah tidak bersemangat sama sekali untuk bangun.

Dan hal ini ikut menyesakkan hati si bontot, Wonyoung.

"Kak..." panggilnya dengan manja. Ia sangat tidak tega melihat Minju yang seperti ini. "Kak Kodok jangan menangis lagi, ya..."

Tapi respon Minju, "Mana bisa aku tidak menangis, Kelinci... Hati siapa yang tidak sedih dan sakit sepertiku... Kau dipaksa menemui orang yang kau cintai untuk mengucapkan perpisahan, terlebih ia memang akan meninggalkan kota ini minggu depan-huaaa...!"

Wonyoung menutup kedua telinganya karena tangisan Minju yang makin menjadi. Untung saja Hyewon masih sibuk memasak di dapur, sepertinya kakak tertua itu tidak akan mendengar keributan yang tengah terjadi di kamar kedua adik asuhnya.

"Memangnya Kakak Tampan mau pergi ke mana??" tanya Wonyoung bingung saat ia baru sadar. Ia belum diberikan detil cerita oleh Minju semalam.

"Jadi, Kak Minhyun semalam mengabariku, selain surat panggilan untuk Kak Hyewon siang nanti, Kak Minhyun juga diberikan hukuman berupa larangan mengajar hingga dua tahun. Dan... statusnya di sekolahku adalah sebagai Guru Pengganti Pak Kyuhyun yang seharusnya siap mengajar dua minggu lagi. Gara - gara kejadian ini akhirnya Pak Kyuhyun dipaksa kembali mengajar mulai minggu depan, karena Kak Minhyun diberhentikan!" jelas Minju di antara isak tangisnya. Ia kembali membenamkan wajah cantiknya di balik bantal.

"Bangun, Kak Kodok!" pinta Wonyoung, "Kau boleh saja patah hati pagi ini, tapi bukan berarti kau menghindarinya! Bangun dan hadapi semuanya seperti perkataan Kak Sasung kemarin!"

Minju menepis tangan Wonyoung. "Mudah bagimu mengatakannya, apa kau tidak mengerti betapa gundahnya hatiku saat ini?? Aku tak bisa membayangkan bila Kak Minhyun pulang kembali ke Busan, meninggalkanku sendiri di sini, berjuang sendiri menghadapi semuanya-hhuuaaaa....!"

Wonyong menepuk keningnya agak frustasi. Kakak Kodok Cantik kesayangannya ini kalau sudah menangis paling susah dibujuk agar berhenti. Wonyoung hanya tidak ingin pagi ini suasananya makin canggung, apalagi aneh saat mereka bertiga harus duduk semeja di meja makan untuk sarapan pagi. Tapi melihat kondisi Minju yang bahkan belum mandi maupun bersiap dengan seragam dan tas sekolahnya, Wonyoung jadi ragu apakah hari ini ia harus pergi ke sekolah sendiri saja? Atau...

Tok! Tok!

Wonyoung dan Minju serempak menoleh ke arah jendela mereka. Wonyoung memandang heran ke arah Minju seperti bertanya - tanya apa itu. Tapi ia kemudian sadar, ia yang harus bangkit untuk membuka tirai jendelanya mengingat kondisi Minju yang masih saja menangisi nasibnya. Dan gadis termuda itu terkejut saat menemukan Sasung sudah tersenyum lebar ke arah mereka dari balkon.

Ingat kan, Sasung sudah biasa melompati balkonnya untuk sampai ke balkon unit Hyewon.

Sejak kemarin.

Wonyoung membuka jendelanya dan membiarkan Sasung, tetangga sebelah mereka, melongokkan kepalanya masuk. "Tumben kalian belum pergi ke sekolah sampai jam segini?" ujarnya dengan santai. Tapi saat ia melirik ke arah Minju dan wajah sembabnya, ia langsung terkejut. "Astaga!" serunya, "Ada apa denganmu, Minju?? Kau menangis??"

Wonyoung memberi tanda pada Sasung untuk mengecilkan suaranya. "Ceritanya panjang, Kak. Nanti aku ceritakan," sahut Wonyoung, "Kak Sasung tidak pergi bekerja hari ini?"

"Murid pilotku hari ini ada ujian tulis, aku hanya harus mengawasi mereka nanti siang. Masih ada waktu luang untukku hingga jam sebelas nanti," jawab pemuda itu, "Minju, kau sakit? Tidak pergi ke sekolah hari ini? Perlu kubawakan sesuatu?"

The Visual Triplets FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang