The Eldest' Second Attempt

298 40 3
                                    

"Iya... Kapten Cantik tidak mengijinkanku... Bagaimana ini?"

"Tidak apa - apa, Sayang. Bila kita tidak bisa pergi menonton pertandingan berdua, setidaknya Kakakmu tidak melarang pergi ke perpustakaan, kan? Selama ini... kau cukup dibebaskan pergi ke sana setiap saat, kan?"

"Iya, juga... Kenapa tidak terpikir olehku, ya? Kita bisa bertemu setiap saat di perpustakaan saja, bagaimana?"

"Terserah padamu, Sayang. Aku tidak ada masalah mau di mana saja, asal bersamamu. Kau tahu, dulu setiap aku pergi ke perpustakaan, aku akan selalu merasa berdebar - debar."

"Karena Kak Jisoo? Atau karena penjaga perpustakaan lainnya yang cantik?"

"Hahahahaha... Kau jadi lebih menggemaskan dan cantik bila cemburu begitu! Aku jadi makin rindu..."

"Hoekk!"

Minju terkejut mendapati Wonyoung tengah menatapnya dengan bergidik. Iya, Wonyoung yang tadi menyahut dengan suara seperti akan...

"Hei, Adik Kelinci, kau baik - baik saja?? Apa kau masuk angin??" Minju langsung menghampiri Wonyoung dengan wajah khawatir.

"Siapa itu, Sayang? Wonyoung?"

"I-iya. Sudah dulu, ya, nanti aku chat lagi..." Minju kembali berbicara pada seseorang dari ponselnya.

Sang Kekasih Pujaan Hati, Hwang Minhyun.

"Tentu, Sayang. Sampai nanti, jangan lupa makan dulu, ya. Daah, Adik Wonyoung, semoga lekas sembuh, yaa..!"

"Aku tidak sakit!" protes Wonyoung, "Astaga, benar - benar..." Usai mendapati Minju memutus sambungan teleponnya dan tersenyum manis dengan binar di kedua matanya, Wonyoung kembali menggoda kakaknya itu. "Pacaran terus... Sampai melupakan waktu belajar..." sindirnya.

Minju dengan sigap langsung menunjukkan buku latihan soal yang sudah ia isi semua. Ia memberi tatapan tajam seolah memberi pembuktian pada Wonyoung. Tapi yang Wonyoung lakukan, ia malah dengan cepat menghampiri lalu merebut buku latihan tersebut.

"Hei!" seru Minju karena terkejut.

"Apa ini?? Kak Kodok kira aku mudah dikibuli?" Wonyoung nampak mencibir sembari membaca jawaban - jawaban Minju, "Apa - apaan jawaban Kakak ini, tidak masuk akal!" Wonyoung terus berlari menghindar dari kejaran Minju yang berusaha mengambil kembali bukunya.

Berputar - putar di dalam kamar mereka yang tadinya rapi, sekarang mulai berantakan seperti kapal pecah.

"Aang~ Kelinci! Cepat kembalikan bukuku! Jangan difoto!" pinta Minju di antara nafas tersengalnya, karena belum berhasil mendapatkan bukunya kembali dari Wonyoung. Keduanya terlihat melompat ke sana kemari. Karena mereka kejar - kejaran di dalam ruangan yang penuh interior, bukan ruangan kosong.

Mirip kodok dan kelinci yang melompat - lompat untuk berpindah tempat.

Saat Minju berhenti untuk mengambil guling dan bermaksud melemparnya ke arah Wonyoung, adiknya itu terlihat telah berdiri di atas kursi meja belajar miliknya. Saat Minju berlari menghampiri, dengan sigap Wonyoung berlari berlindung ke atas ranjang Minju dengan memutar.

Minju tak menyangka, si bontot bongsor ini makin lincah saja dari hari ke hari. Anak muda memang berbeda...

Terlambat, Wonyoung berhasil mengambil foto salah satu jawaban Minju yang...

"Coba dengar ini, masa pertanyaannya Kakak jawab begini??" Wonyoung dengan tenang menghindari lemparan bantal ke arahnya dari Minju, "Mengapa listrik statis bisa terjadi pada manusia? Karena adanya sengatan cinta yang mengalir dalam hati, hoeekk... Astaga, Kak Kodok... Aku malu mendengar jawaban ini bisa kau tulis seperti itu!"

The Visual Triplets FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang