11. Berdamai dengan Echa

670 76 3
                                    

Aku update, nih.

Jangan lupa vote dan komen.

Follow juga akun wattpadku ya.

Happy reading...

🌺🌺🌺





Echa menoleh ke arah bangku pojok belakang. Lagi-lagi hanya Revan yang duduk di bangku itu. Kursi Arkana di sebelah Revan tetap kosong sejak kemarin. Baru saja masuk lima hari, sekarang sudah tidak masuk lagi. Kemarin Arkana pingsan lagi saat main basket. Dan kabarnya hari ini dia dirawat di rumah sakit. Kadang Echa penasaran, kenapa Arkana gampang sekali pingsan. Capek sedikit aja pingsan. Kena panas matahari saat upacara juga pingsan.

Echa memang menganggap Arkana menyebalkan, tapi kalau Arkana nggak masuk, anehnya Echa merasa ada yang kurang. Sudah sejak kemarin dia terngiang-ngiang suara Arkana yang biasanya menjelaskan pelajaran di depan kelas saat ditunjuk guru atau ketika mereka belajar bersama. Ah, pikiran Echa mendadak dipenuhi oleh Arkana. Lama-lama Echa takut jadi bucin ke Arkana.

Sampai jam masuk tiba, Arkana tak kunjung datang. Ada sebersit rasa penasaran akan keadaan cowok itu di hati Echa. Terakhir kali di bertemu Arkana saat cowok itu pingsan usai main basket kemarin dengan wajah yang sangat pucat. Kulitnya putih seperti tidak dialiri darah. Dan besoknya Arkana tidak masuk sekolah lagi. Echa jadi tidak tenang dan merasa bersalah karena sering bersikap dingin pada Arkana. Terlebih saat Arkana menembaknya untuk jadi pacar tempo hari. 

"Teman-teman, barusan Bu Sarah WA gue katanya jam pelajaran Bahasa Indonesia hari ini kosong karena beliau lagi workshop. Jadi, kita dikasih tugas ngerjain UKBM halaman 55 sampai 57. Pilihan ganda dan esai dikerjain semua," ucap Revan mengumumkan. Sontak saja seluruh kelas bersorak senang karena jam kosong. Berbeda dengan Echa yang tampak tidak antusias karena masih memikirkan Arkana.

"Revan!" panggil Echa sembari menghampiri Revan di bangku belakang. Cewek itu kemudian duduk di bangku Arkana yang kosong.

"Ya, Cha. Kenapa?" tanya Revan sembari membuka kotak pensilnya.

"Lo kemarin jengukin Arkana sepulang sekolah?" tanya Echa karena kemarin Damar dan Dendi bilang Revan menjenguk Arkana sepulang sekolah.

"Iya. Kenapa emangnya?"

"Dia sakit apa sih kok sering banget nggak masuk sekolah? Dikit-dikit pingsan abis main basket. Upacara juga sering pingsan. Kenapa sih dia?" tanya Echa penasaran.

"Katanya sih kecapean. Imunnya lagi nggak bagus aja. Jadi, dia gampang kena infeksi gitu katanya,” jawab Revan. Dia tidak sepenuhnya berbohong. Arkana masuk rumah sakit lagi gara-gara demam tinggi usai kelelahan main basket sampai pingsan kemarin.

"Oh, gitu. Dia udah di rumah belum?"

"Ini masih rumah sakit, Cha. Tapi, katanya besok pagi udah boleh pulang. Kalau lo mau jenguk dia, gue anterin sepulang sekolah nggak apa-apa. Kebetulan bawa helm 2."

"Kok bisa bawa helm 2?"

"Ada anak OSIS yang pinjem helm pas main ke rumah gue. Nah, ini tadi baru dikembaliin helmnya."

"Gue anterin ya nanti."

"Tapi…."

"Dia butuh semangat dari lo biar cepet sembuh, Cha," potong Revan.

The Memories of ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang