34. The Sibling

568 53 5
                                    

Aku update ya.

Jangan lupa vote, komen dan follow!






Happy reading....

***








Revan

Na?
Lo kemana? Kok nggak masuk lama?
Kambuh? Echa nyariin. Katanya chatnya nggak lo bales.
Gue tahu lo udah nggak mau lagi pacaran sama Echa.
Tapi seenggaknya anggep dia sahabat, Na.

Arkana
Lebih dari kambuh, Van.

Revan
Maksud lo?

Arkana
Simulasi meninggal.

Revan
Jangan sampe gue benci lagi ke lo ya, Na.

Arkana
Tapi bener, Van.
Sesaat gue hampir pergi.
Buat apa sih, Van, gue bales chat Echa.
Gue nggak berguna, Van.
Gue cuma bikin dia nangis. Lo tahu kemarin gue kambuh di UKS.
Selama gue sakit, Echa cuma nangis.
Gue rela, Van. Lo sama Echa benci sama gue.

Asal kalau gue pergi, Echa nggak nangis.

Revan
Berhenti nggak lo ngomong soal mati.
Besok gue jenguk sama Echa. Ke RS biasa, kan?

Arkana
Nggak usah lah, Van. Gue nggak pengen lihat Echa nangis lagi.

Revan
Nggak bakal. Dia bakal lebih nangis kalau lihat sikap lo kayak gini.

Arkana
Jaga dia, Van.

Revan
Sebagai sahabat gue bakal jagain dia.
Tapi lo punya tanggung jawab lebih gedhe buat balikin senyum dia, Na.

Arkana
Gue coba, ya, Van.
Tapi kalau gagal, lo jangan marah.

Revan
Iya gue janji. Tapi gue tetep yakin lo pasti berhasil.


***

Arkana masih teringat chat Revan sambil rebahan di atas ranjang rumah sakit. Arkana sangat bersyukur bisa lolos dari maut setelah sempat dilarikan di IGD dan masuk ICU. Baru kemarin dia bisa keluar dari ICU. Saat masih di ICU, Arkana begitu ketakutan saat siuman. Arkana pikir malaikat maut akan menjemputnya. Tapi, ternyata Arkana masih diberi kesempatan untuk hidup. Arkana meletakkan ponselnya di atas nakas usai membalas pesan WhatsApp dari Revan. Senyum tipis terbit dari bibir Arkana ketika melihat Rara, Rega dan Elang datang.

"Halo, Na." Rega menyapa Arkana. Sementara Rara meletakkan buket bunga mawar ke dalam vas. Rega yang berinisiatif membelikan Arkana bunga agar ruangannya lebih segar katanya.

"Bang Rega," balas Arkana lirih.

"Iya, Na. Nih, ada Kak Rara dan Elang juga."

"Hai, Bro. Dapet salam dari anak-anak basket dan OSIS. Katanya lo harus semangat buat sembuh."

"Iya, Bang Elang. Salam balik buat mereka. Makasih buat dukungannya."

"Sip, Bro."

Arkana melirik ke arah Rara yang duduk di kursi kecil. "Kak, Papi sama Mami keluar cari sarapan. Kalau Kak Rara mau ambil kunci rumah, tuh kuncinya ada di atas nakas."

The Memories of ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang