Halooo!!!
Aku update nih. Mumpung Na Jaemin lagi ulang tahun.
Jangan lupa vote, komen dan follow.
Happy reading...
🌻🌻🌻
"Mami!" pekik Arkana ketika baru memasuki dapur sore itu.
Aroma masakan Mami membuatnya tergiur untuk mencoba udang goreng krispi di meja makan. Arkana yang masih memakai piyama garis-garis mencomot udang goreng krispi itu setelah mencuci tangan di wastafel.
"Eh, kamu tuh main comot aja."
"Abisnya masakan Mami aromanya bikin aku tergiring ke sini."
"Tapi kamu mandi dulu sana! Mumpung demamnya udah turun."
"Iya, Kanjeng Mami."
Arkana akhirnya berjalan menjauh dari dapur, tapi baru beberapa langkah beliau memanggil Arkana lagi.
"Na?"
Mendengar panggilan itu Arkana langsung berhenti dan menoleh ke Mami. "Ya, Mi. Kenapa?"
"Kamu baik-baik aja, kan?"
"Iya, Mi. Cuman aku agak mual aja."
Mami menghela napas mendengar cerita Arkana. Pasalnya Arkana dari kemarin ngotot ingin masuk sekolah, padahal kemarin ia baru saja pingsan di sekolah.
"Kalau gitu besok kamu nggak usah masuk sekolah lagi!"
"Lho, Mi. Aku kan udah sering nggak masuk sekolah. Masa harus izin lagi. Kan nanti aku ketinggalan banyak pelajaran, Mi."
"Kesehatan kamu lebih penting, Na."
"Tapi, Mi. Aku kan pengin sekolah. Please, Mi. Biarin Arkana besok masuk sekolah lagi, ya." Arkana memohon dengan sangat pada sang Mami.
"Ya udah, kita lihat aja kondisi kamu besok. Kalau nggak apa-apa boleh masuk. Obatnya jangan lupa diminum nanti."
"Oke, Mami."
Arkana kini berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2. Namun, belum sempat naik ke lantai 2 ia malah merasakan pusing dan akhirnya menabrak Rara yang sedang membawa cangkir teh panas.
"Arghhh," pekik Rara saat merasakan tumpahan air teh panas mengenai tangannya. Cangkirnya kini sudah hancur berkeping-keping. Sementara Arkana sendiri malah limbung di lantai.
"Kamu gimana sih jalannya, Na? Nggak lihat apa ada orang lagi bawa teh panas!" protes Rara.
Mami yang mendengar suara kegaduhan itu langsung berlari menuju sumber keributan. "Lho, ada apa ini?"
"Arkana tuh, Mi. Nabrak aku. Jadinya tehnya tumpah. Tangan aku panas banget rasanya," keluh Rara sambil meniup-niup tangannya yang kena tumpahan air teh panas."
"Astaga!" pekik Mami. Bukannya menolong Rara, Mami malah menghampiri tubuh Arkana yang tak berdaya. Mami menolong Arkana, membantunya bangkit.
"Mi, yang kena air panas kan aku. Kok yang ditolong malah Arkana?" protes Rara kemudian.
"Kamu nggak lihat, Ra? Adek kamu lemes gini," jawab Mami. "
Rara mendengus kesal mendengar sahutan Mami barusan. Ia hanya bisa menatap iri Mami yang sedang memapah Arkana menuju lantai 2.
"Mami keterlaluan banget sama Kak Rara," ujar Arkana begitu sampai di kamarnya. Anak itu kini rebahan di atas kasur, sedangkan Mami mencari baju gantinya di dalam lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories of Arkana
Teen FictionArkana punya banyak harapan yang ingin diwujudkan, yaitu bisa dekat dengan Echa, bisa berdamai dengan kakaknya dan ingin bahagia. Namun, takdir seolah mempermainkan kehidupannya, menguji kesabarannya dan terkadang membuatnya merasa terjatuh. Akankah...