Halooo!!!
Aku update nih. Jangan lupa vote dan komen ya. Aku tunggu komennya.Jangan lupa follow akun wattpadku juga.
💕💕💕
"Na? Kamu udah tidur?" Suara Mami terdengar melengking memanggil anak bungsunya. Sementara Arkana sendiri meringkuk di bawah selimut karena tidak enak badan.
Semenjak pulang sekolah Arkana sudah merasa badannya semakin nggak beres. Demamnya semakin tinggi, tapi rasanya malah menggigil. Belum lagi perutnya yang nggak enak sama sekali.
"Iya, Mi. Belum tidur. Kenapa?" balas Arkana tanpa menyibak selimut tebalnya.
"Nih, Mami bawain makanan kesukaan kamu."
"Masuk aja, Mi. Pintunya nggak dikunci."
Mami masuk setelah tahu kamar Arkana tidak dikunci. Wanita paruh baya itu membawa sekotak martabak manis Indoland kesukaan Arkana.
"Nih, jajannya buat kamu. Martabak manis Indoland."
Kalau biasanya Arkana akan menyerbu makanan faforitnya itu, kini ia justru tidak tertarik lantaran tadi sore makanan yang ia telan malah keluar semua. Badannya juga terasa sangat lemas sekali untuk bangkit dari kasur.
"Na?" panggil Mami lagi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Arkana. Namun, anak bungsunya itu tidak menyahuti. Mami akhirnya membuka paksa selimut Arkana. Seketika langsung kaget saat melihat Arkana terbaring meringkuk dengan muka pucat. Tubuhnya juga menggigil.
"Apaan sih, Mi?" protes Arkana saat selimutnya disibak Mami.
"Kamu sakit?" tanya Mami. Satu tangan Mami menyentuh dahi Arkana. Sensasi panas langsung menembus kulit tangan Mami. "Panas, Na."
"Aku cuma masuk angin, Mi."
"Kamu udah makan?"
"Udah, tapi malah muntah. Mau makan lagi jadi nggak nafsu."
"Astaga, Na. Kok nggak telepon Mami atau Papi sih kalau kamu sakit."
"Mami sama Papi kan masih ada acara. Nggak mau ganggu. Lagian cuma masuk angin. Mending sekarang Mami kerokin aja."
"Main kerok aja! Kerokan itu nggak bagus, Na. Mami olesin minyak angin aja ya, Na."
"Oke, Mi."
Bau minyak angin aromaterapi menguar ke segala penjuru kamar Arkana. Sensasi hangatnya lumayan bisa meredakan mual dan sakit di perut Arkana. Sesekali Mami juga memijit punggung Arkana. Anak itu merasa sedikit nyaman.
"Kamu nggak pernah gosokin punggung kamu ya, Na. Dakinya banyak gini," komentar Mami. Namun, Arkana tidak protes dengan julidan Mami. Toh, nyatanya memang jarang digosok punggungnya.
"Susah, Mi."
"Ya pake handuk, dong. Jadi anak cowok jangan jorok-jorok!" omel Mami.
"Lagian ini Mami pijitin dakinya rontok semua, kan punggung aku udah otomatis bersih, Mi."
"Dasar kamu, Na!"
Usai dipijit Mami, Arkana merasa lebih baik. Ia mencomot martabak manis yang dibawa Mami di atas piring. Isian cokelat dan keju ini merupakan varian rasa faforitnya. Arkana melahap satu potong dengan cepat. Mami tersenyum melihat anak bungsunnya makan dengan lahap seperti ini. Satu potongan lagi dicomot Arkana. Namun, belum sampai habis, ada dorongan di perutnya untuk memuntahkan makanan itu. Arkana sontak berlari menuju kamar mandi. Ia mengeluarkan isi perutnya. Mami langsung panik. Diurutnya pelan tengkuk Arkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories of Arkana
Fiksi RemajaArkana punya banyak harapan yang ingin diwujudkan, yaitu bisa dekat dengan Echa, bisa berdamai dengan kakaknya dan ingin bahagia. Namun, takdir seolah mempermainkan kehidupannya, menguji kesabarannya dan terkadang membuatnya merasa terjatuh. Akankah...