37. Surat Terakhir

251 30 4
                                    

Aku update nih!

Jangan lupa vote, komen dan follow!



Happy reading...

☘☘☘










"Mi?" panggil Arkana lirih. Bibir pucatnya itu tak mampu mengeluarkan suara lebih kencang. Untung Mami masih bisa mendengarnya.

Semenjak pulang liburan kondisi Arkana drop. Arkana sempat dirawat di rumah sakit selama 5 hari. Dan setelah pulang dari rumah sakit pun Arkana tetap tak merasa membaik sedikit pun. Sudah tiga hari Arkana hanya terbaring di kasur tanpa banyak melakukan aktivitas di rumah. Arkana juga tidak diperbolehkan masuk sekolah pasca liburan semester.

"Iya. Kenapa?"

"Jangan marahin Kak Rara kayak waktu itu. Apalagi nampar Kak Rara." Arkana memohon pada Mami, demi kakaknya. Ingatan maminya memarahi Rara tiba-tiba muncul di pikirannya.

"Iya. Mami dan kakakmu udah baikan kok, Na. Nggak usah terlalu dipikirin."

"Dokter Fariz kemarin bilang apa, Mi? Tentang kondisi aku?"

Mami menahan sesak yang menghimpit paru-parunya ketika pertanyaan itu keluar dari bibir Arkana. "Dokter Fariz bilang kalau kondisi kamu udah membaik. Makanya kemarin kan udah dibolehin pulang.

"Selain itu?"

Mami mengelus pipi Arkana yang tirus. "Nggak ada."

"Mami bohong, kan?" terka Arkana.

"Udah, Na. Kamu nggak usah tanya macam-macam, yang penting sekarang banyakin doa aja biar cepet sembuh. Kamu istirahat aja, jangan mikir aneh-aneh!"

"Mami, Papi dan Kak Rara harus bahagia ya kalau Arkana udah nggak ada." Arkana mengucapkannya dengan mata berkaca-kaca. Meski kata dokter keadaanya sudah membaik, tapi Arkana merasa dirinya semakin lemah. Hari ini saja dia sempat mengalami sesak dan muntah beberapa kali. Kepalanya juga terasa berat. Arkana tidak diperbolehkan beranjak dari kamarnya. Bahkan untuk belajar lewat aplikasi online saja Mami tidak memperbolehkannya.

"Mami bilang kamu harus sembuh. Kok kamu malah bilangnya kayak gitu?"

"Karena Arkana udah siap dijemput kapan aja, Mi."

"Arkana! Nggak boleh bilang kayak gitu!" gertak Mami.

"Aku sayang Mami. Maaf kalau selama ini Arkana nggak bisa jadi anak yang baik buat Mami dan Papi."

"Kamu anak terbaik Mami dan Papi, Na. Kami bangga punya anak seperti kamu."

"Makasih, Mi. Udah melahirkan Arkana ke dunia. Pasti Mami kesakitan banget waktu melahirkan aku. Nggak bisa ngebayangin deh sakitnya kayak apa. Maaf atas semua kesalahan Arkana ke Mami. Mami jangan sedih kalau Arkana udah nggak ada nanti. Mami harus bahagia."

"Enggak. Mami lebih bahagia kalau sama kamu."

"Maafin Arkana, Mi. Arkana nggak bisa nemenin Mami sampai tua. Tapi, untungnya masih ada Kak Rara."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Memories of ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang