Haloo!!!
Aku update nih. Maaf baru bisa update. Sebulan ini aku sangat sibuk. Hahaha
Jangan lupa vote dan komen. Jangan lupa follow akun wattpadku juga.
Happy reading!!!
🌺🌺🌺
Lima bulan kemudian...
Arkana terus menjalani hari-harinya dengan semangat yang tiada henti. Dia tetap bersekolah dan tetap menjalani pengobatan. Arkana berusaha tidak mengeluh saat radioterapi maupun kemoterapi, meski tubuhnya tinggal tulang dan kulit. Semenjak kemo ketiga sampai keenam Arkana juga jarang masuk sekolah. Ya, terhitung sudah 6 kali Arkana menjalani kemoterapi. Dan hari ini dia dihadapkan dengan hasil pet scan lagi. Dimana dari hasil tes itulah akan diketahui apakah masih ada sel kanker yang bersarang di tubuhnya.
"Bagaimana, Dok?" tanya Arkana kepada Dokter Fariz. Dokter yang usianya mungkin sepantaran dengan Papinya itu tampak serius saat melihat hasilnya. Mami yang khawatir terus menggenggam tangan Arkana. Keduanya sama-sama deg-degan.
"Remisi. Hasilnya kamu bersih dari sel kanker." ujar Dokter Fariz.
Arkana mengernyitkan dahi. "Maksudnya, Dok?"
"Bisa dibilang kamu sembuh, Arkana."
Arkana membulatkan matanya, begitu juga dengan Mami. Keduanya kaget bukan main. Malah masih setengah percaya bahwa hari ini akan datang. Hari di mana Arkana akan dinyatakan sembuh dari kanker.
"Iya, kamu remisi. Hasil pet scan ini menunjukkan tubuh kamu sudah bersih dari sel kanker," ulang Dokter Fariz.
Mami langsung memeluk Arkana dengan tangis bahagia. Terharu melihat kegigihan anaknya dalam berjuang melawan kanker. Arkana sendiri juga tidak mampu menahan air mata bahagia. Dia membalas pelukan Mami dengan erat. Sekarang Arkana percaya bahwa keajaiban itu memang ada. Arkana tidak akan lagi meragukan kasih sayang Tuhan untuknya. Tuhan memang benar-benar Maha Baik. Dalam hati Arkana berkali-kali mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Tuhan.
"Selamat ya, Arkana. Kamu anak yang hebat," ucap Dokter Fariz ikut senang. "Saya bangga sama kamu, Arkana."
"Terima kasih, Dok. Terima kasih banyak untuk semuanya. Dokter Fariz sudah bantu saya banyak."
"Sama-sama, tapi sampai beberapa tahun ke depan kamu harus check up berkala. Biasanya selama lima tahun pasca dinyatakan sembuh. Dan setiap tahun tahunnya kamu harus menjalani tes lewat pet scan juga."
"Lima tahun ke depan, Dok?" tanya Arkana.
"Iya, itu untuk memantau kondisi kamu karena bisa saja sel kankernya tumbuh lagi. Makanya kita harus antisipasi."
"Iya, Dok. Siap 86," jawab Arkana singkat.
Arkana memang dinyatakan sembuh, tapi jiwanya tetap terancam karena kanker itu bisa saja kembali lagi. Arkana senang dinyatakan sembuh, tapi di jauh di dalam hatinya, dia masih merasa takut kalau ini hanyalah mimpi. Arkana tentu takut kanker itu akan datang lagi. Arkana senang sekaligus agak overthinking.
Mami dan Arkana akhirnya keluar dari ruangan Dokter Fariz. Arkana menggandeng tangan Mami. Sementara Mami masih meneteskan air mata saat menghampiri Papi di luar. Papi malah panik sendiri takut terjadi sesuatu yang buruk pada Arkana.
"Lho, Mi? Kok nangis?" tanya Papi, tapi Mami masih belum sanggup berkata apa-apa. Papi memandang Arkana dengan tatapan menyelidik. "Kamu kenapa? Pasti Mami nangis ada hubungannya sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories of Arkana
Teen FictionArkana punya banyak harapan yang ingin diwujudkan, yaitu bisa dekat dengan Echa, bisa berdamai dengan kakaknya dan ingin bahagia. Namun, takdir seolah mempermainkan kehidupannya, menguji kesabarannya dan terkadang membuatnya merasa terjatuh. Akankah...