Awal mula?

2.5K 310 27
                                    

Entah sudah berapa kali hari ini Leksana menghela napas lelah, sekarang kelasnya sedang ada jamkos dan murid-murid lain semuanya pada berisik dan membuat dia muak banget. Ini sekolah udah dibayar mahal tapi tetap aja tiap hari ada aja kelas yang bolong.

"Gabut ey.." ucap Calvin yang kebetulan menjadi teman sebangku Leksana.

"Sama" sahut Javon yang duduk didepan Leksana dan Calvin, anak itu bahkan sudah menyandarkan kepalanya dimeja seolah punya banyak banget beban hidup.

"Keluar yuk!" Ajak Calvin.

"Males" tolak Leksana.

"Aish ngapain dikelas kek gini udah kek pasar, lebih baik ngantin yuk" ajak Calvin lagi yang mana langsung membuat Javon yang tadinya lemes jadi seger lagi.

"Setuju! Yok kantin aja!" Ucap Javon dengan semangatnya.

Leksana memandang malas kearah mereka berdua yang sekarang melihatnya dengan wajah memohon yang buat dia pengen muntah seketika.

"Jauhin muka lo berdua dari gue bangsat!" Ketus Leksana dan langsung keluar mendahului dua dakjal tadi yang tentunya membuat mereka berdua senang.

"Lo traktir ya Dig!" Pinta Calvin dengan tak tau malunya.

"Lo tuh orang kaya gak usah pelit-pelit sama kita" tambah Javon.

"Lo berdua juga orang kaya" balas Leksana kesal.

"Digta mah gitu, gue kan mau tau rasanya ditraktir oleh lo" ucap Calvin dengan wajah yang dibuat cemberut membuat Leksana memandang jijik kearahnya.

"Jijik bangsat!" Ucap Javon dan langsung mendorong wajah Calvin sampai anak itu hampir terjungkal membuat Leksana tertawa.

"Gue udah sering traktir lo berdua, jangan ngelunjak" ucap Leksana yang hanya dibalas cengiran oleh keduanya.

Ya syukurlah mereka bertiga bisa sampai kekantin dengan mulus tanpa banyak melewati cobaan dulu salah satunya anggota osis yang memuakan dan sok berkuasa itu.

Sebenarnya Leksana itu gak lapar dan hanya gabut aja ke kantin jadi akhirnya cuma pesan jus mangga doang.

Dia memandang kearah sekeliling kantin yang ternyata banyak beberapa siswa juga yang nongkrong sekedar makan atau bikin keributan dengan cerita-cerita yang gak jelas.

"WEY GAK BOLEH GITU DONG NJING!" Pekik Calvin membuat Leksana tersentak dan memandang mereka berdua.

"Apanya?! Lo yang bikin perjanjian dan lo juga yang kalah terus sekarang lo mau protes gitu?" Sinis Javon.

Astaga ada apa lagi dengan dua manusia ini, setiap hari selalu saja ada yang mereka ributkan heran banget Leksana tuh.

"Lo berdua napa bangsat?" datar Leksana.

"Dig jangan mau lagi temenan sama Javon dia bangsat orangnya" ucap Calvin.

"Ngapa? Lo itu yang bangsat, gak laki banget" ucap Javon sarkas.

"Gue udah bilang gak ada yang boleh minum jus ini sebelum bakso kita habis tapi lo malah minum duluan!" Ucap Calvin dengan emosi yang sudah diubun-ubun.

"Bangsat mata lo mana? Ini punya gue udah habis!" Gas Javon tak mau kalah.

"Itu masih ada sedikit kuahnya!" Ucap Calvin sambil menunjuk mangkok Javon.

"Lo bilang cuma baksonya anjing, lo gak bilang kalau ini mangkok harus licin" sinis Javon.

Leksana menghela napas dalam guna mencegah emosinya meluap yang malah membuatnya terlihat sama tololnya dengan mereka!

Bertengkar hanya karena bakso dan jus?! Lelah banget Leksana punya sahabat kek gini, pengen dilelang dipasar gelap rasanya.

Maka tanpa banyak cingcong lagi Leksana pergi dari kantin ninggalin mereka yang masih berdebat perkara kuah bakso yang belum habis dimangkok Javon.

Malas banget balik kekelas yang pastinya ribut kaya pasar dan dia juga malas buat ke rooftop karena juga lagi panas terik gini yang ada nanti malah jadi ikan asin, jadi akhirnya Leksana mutusin kebelakang sekolah aja dimana disitu biasanya dijadiin tempat bolos yang enak karena adem ayem.

Duduk dibawah satu pohon yang rindang, beh enak banget coy anginnya sepoy-sepoy asoy! Ditambah lagi dengan jus mangga yang dia bawa tadi membuat kenikmatan siang hari ini lebih berasa.

Saat lagi nyantui dibawah pohon gini Leksana tiba-tiba mendengar ada kek suara orang bisik-bisik gitu membuatnya menoleh kesana sini buat nyari asal suaranya tapi gak ada satupun orang disini membuat Leksana merinding akhirnya.

"Ppssst...psst...aku diatas" ucap suara itu lagi membuat Leksana otomatis noleh keatas pohon dan dia tersentak kaget saat melihat ada seorang cowok duduk diatas pohon.

"Ngapain lo disitu?!" Sentak Leksana.

"Aku lagi ngelakuin misi pengintaian" ucap cowok itu membuat Leksana memandangnya heran.

"Maksud lo?"

"Aku gak ngerti soal matematika yang diajarin Pak Stev kemaren, jadi aku mau ngintip dia ngajarin kelas itu sekarang biar aku paham" ucap cowok itu sambil menujuk satu kelas yang gak tau kelas apa.

Tunggu! Leksana mandang lagi kelas yang ditunjuk cowok itu tadi dan balik mandang cowok itu lagi.

"Ntu kelas kagak ada jendela, lo cuma lihat tembok dari sini terus lo mau ngintip apa?!" Tanya Leksana heran.

"Aku tau kok" ucap cowok itu dengan senyumnya yang mana membuat Leksana ternganga karena jawabannya.

"Ya lo tau, terus lo mau ngintip apa dari sini bego! Lo punya indra keenam?!" Plis Leksana ngerasa jadi frustasi mendadak.

"Aku gak punya indra keenam kok, tapi aku mau tau rasanya punya indra keenam itu gimana ya?" Ucap cowok itu membuat Leksana memandangnya lelah.

Lalu cowok itu dengan sedikit kesusahan turun dari atas pohon tadi dan ya ternyata itu cowo sedikit lebih tinggi dari Leksana.

"Pergi lo!" Usir Leksana sambil duduk lagi ditempat tadi.

"Hey aku Fajar nama kamu pasti Leksana kan?" Ucap cowok itu membuat Leksana memandangnya heran.

"Darimana lo tau nama gue! Lo pernah ngintipin gue ya!" Tuding Leksana pada Fajar yang memasang wajah polos saja saat ini.

"Aku tau dari sini" ucapnya sambil menunjuk nametag yang ada dibaju seragam Leksana membuat Leksana jadi malu rasanya karena asal nuduh.

"Aku juga gak pernah ngintipin kamu kok, aku gak suka ngintip orang" sambungnya membuat Leksana menatapnya datar.

"Ya terus tadi lo habis ngapain hah? Kalau gak habis ngintip orang" Sewot Leksana.

"Leksana itu cuma tembok gimana caranya aku bisa ngintip?" ucapnya sambil menunjuk kelas tadi seolah Leksana lah yang terlihat bodoh disini.

"Oh Tuhan" Leksana memijat pelan pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut karena tekanan darahnya yang rasanya tiba-tiba naik.

Fajar yang melihat itu langsung memegang lengan Leksana dan menggoyangkannya heboh

"Kamu kenapa? Apa indra keenam kamu mau aktif?!" Tanya Fajar

"Gue gak punya indra keenam bangsat!" Sentak Leksana sambil melepas tangannya lalu memilih pergi aja dari sini, frustasi dia lama-lama deketan sama tuh cowok.

"LEKSANA SAMPAI JUMPA LAGI! KAMU LUCU AKU SUKA!" Teriak Fajar dengan tidak tau malunya membuat Leksana menggerutu kesal.



















##############################

Ahahahha maafkan kalau cerita ini gaje yak🤣🤣

Jangan lupa untuk meninggalkan vote disini💚

Langit Sore || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang