Leksana memandang datar ke arah Javon dan Calvin yang dari tadi duduk mengapit Fajar dan bertanya banyak hal, Ah! Lebih tepatnya mengintrogasi.
Sedangkan Fajar sendiri terlihat tertekan diantara mereka berdua dan sesekali menatap melas Leksana seolah minta pertolongan.
"Wey cepat jawab, kenapa lo bisa jadian sama Digta" paksa Calvin sambil menggoyangkan lengan Fajar.
"Gak tau" cicit Fajar.
"Kenapa bisa gak tau!!" Sentak Javon.
"Aku gak tau" jawab Fajar pelan.
"Gak masuk akal kan yang ngejalanin kalian berdua!!" Calvin sepertinya tidak pernah puas dengan jawaban Fajar.
"Sudah anjing! Kepo banget" Kesal Leksana lalu menarik Fajar agar terlepas dari mereka.
"Ck. Kalau lo gak mau jawab ya dia harus jawab!" Ucap Calvin lalu menarik tangan Fajar lagi sehingga mereka sekarang berdiri berhadapan.
"Lo guna-guna Digta?!" Calvin bertanya serius dan memegang kedua bahu Fajar.
Leksana yang mendengar ucapan bodoh temannya itu langsung menggeplak kepalanya sampai dia mengaduh.
"Mulut lo filter bangsat!" Kesal Leksana
"Bangsat gue cuma mau tau!" Kesal Calvin.
"Lagian gak masuk akal banget!" Ucap Javon yang agaknya setuju dengan ucapan Calvin membuat Leksana melotot padanya.
"Enak aja kalian!" Sentak Leksana dan menarik Fajar lagi lalu memeluk pinggangnya.
"Fajar gak pernah sama sekali guna-guna gue, dan perasaan gue ke dia itu murni 100%" tekan Leksana.
"Tau ah pusing gue!" Calvin langsung menghempaskan diri di sofa diikuti oleh Javon.
"Lagian lo berdua gak usah tanya hal yang aneh-aneh" ucap Leksana lalu menarik Fajar untuk duduk di pinggiran kasur.
"Ya gimana gak tanya aneh-aneh kalau kasusnya begini!!" Ucap Calvin rada ngegas.
"Leksana aku pulang ya..." Fajar berucap pelan hampir seperti berbisik membuat Leksana menoleh padanya.
"Kenapa?" Tanya Leksana lembut.
"Kayanya aku pulang aja" ucap Fajar.
"Tetap disini" ucap Leksana sambil menggenggam tangan Fajar.
"Leksana bicara saja dengan teman-teman Leksana biar aku pulang dulu"
"Lo gak usah segan sama mereka" ucap Leksana sambil mengusap kepala Fajar.
Leksana tau kalau Fajar ngerasa gak nyaman dan juga gak enak sama Calvin dan Javon, Leksana akhirnya menarik Fajar kedalam pelukannya.
"Gue nyuruh lo buat percaya sama gue dan inilah awalnya" bisik Leksana.
"Leksana..."
"Cukup percaya sama gue Fajar" ucap Leksana.
Cukup lama mereka diam hingga Leksana ngerasa Fajar menggangguk pelan membuat Leksana tersenyum tipis, Leksana lalu ngelepasin pelukan mereka dan mengecup singkat pipi Fajar.
"BAGOS!!!! Uwu-uwuan aja terus!!!" Sentak Calvin.
"Gak papa Dig anggap aja kita gak ada disini" tambah Javon.
"Iya gak papa anggap aja kita gak ada, kalian mau ngewe pun silahkan aja" seperti biasa Calvin dan mulut kurang ajarnya.
"Bangsat mulut lo!" Javon langsung menoyor kepala Calvin.
"Keenakan lo dong dapat live action langsung" sinis Leksana.
"Leksana!" Fajar langsung memukul Leksana membuat Leksana menoleh padanya yang wajahnya sudah merah padam.
![](https://img.wattpad.com/cover/269869969-288-k47506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Random"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...