Langit sudah terlihat sore dan Fajar masih merasa engga untuk pulang kerumahnya dan Leksana juga tidak masalah.
Jadilah Fajar sekarang menonton Youtube dari laptop Leksana dengan bosannya, Leksana sendiri sedang diruang lain mendiskusikan sesuatu dengan Calvin dan Javon.
Dia memencet-mencet asal semua chanel yang ada dan dia merasa bosan sekali.
Fajar menghempaskan dirinya disofa hingga laptop Leksana berbunyi karena ada notif email masuk.
Sebenarnya Fajar tidak ingin melihatnya karena dia masiu ingat akan privasi Leksana, tapi entah kenapa rasanya dia kepo yang mungkin karena dia gabut dan akhirnya dia membuka email yang masuk itu.
Jantung Fajar terasa hampir berhenti berdetak saat melihat isi dari email itu bahkan tubuhnya jadi lemas, email yang di kirim pada Leksana itu merupakan video hina Fajar.
Dengan amarahnya Fajar menghapus seluruh jejak email itu dan langsung berlari keluar tidak peduli para maid yang kaget menatapnya.
Fajar terus berlari untuk pulang ke rumahnya, jantungnya terus berdetak tak karuan karena ketakutan yang tiba-tiba menyerangnya.
Beraninya mereka mempermainkan Fajar seperti ini, Fajar tidak tau lagi jika dia tidak membuka email itu tadi dan dibuka oleh Leksana.
Fajar mendorong kasar pintu rumahnya lalu berlari ke arah kamarnya dengan cepat.
"Oh? Sudah datang rupanya"
"Jangan main-main padaku Vian!" Tekan Fajar dengan emosinya.
Melihat amarah dimata Fajar malah membuat Vian tertawa dengan keras.
"Kenapa? Kau marah?" Tanya Vian dengan seringainya.
"Kamu bukan siapa-siapa maka jangan ganggu hidupku!" Ucap Fajar.
Vian yang mendengar ucapan Fajar langsung mendorong Fajar hingga punggungnya membentur dinding, lalu mencengkram kuat wajah Fajar.
"Kau yang tidak tau apa-apa Fajar, berhenti bersikap polos dan sok suci" ucap Vian membuat amarah Fajar semakin meningkat.
"Menjijikan" cela Vian tepat didepan wajah Fajar.
Fajar langsung meludah wajah Vian hingga cengkraman diwajahnya terlepas.
"Kamu yang menjijikan brengsek, kamu dan seluruh temanmu itu tidak pantas jadi manusia" ucap Fajar bahkan dadanya yang naik turun dengan cepat, dia marah dengan hinaan Vian dan dia juga marah karena apa yang dikatakan Vian itu benar.
"Heh.." Vian tertawa dengan nyaring lalu menampar kuat Fajar hingga cowok itu terhuyung jatuh.
"Beraninya kau" ucap Vian dan dia menendang keras perut Fajar.
Fajar terbatuk keras dengan memegang perutnya, sial rasanya sakit sekali karena tendangan Vian tidak main-main.
"Harusnya kau sadar betapa hinanya dirimu" ucap Vian dengan seringainya.
"Lepas!!" Pekik Fajar dan memberontak saat Vian menindihnya dan menarik lepas celananya.
"Orang sepertimu tidak pantai mengataiku" ucap Vian sambil mencekik Fajar.
Fajar memberontak saat merasa lehernya tercekik ditambah perutnya yang mati rasa, Fajar sudah tau kalau Vian pasti akan melecehkannya lagi.
"J-jangan" lirih Fajar dengan susah payah.
Fajar bahkan merasa tubuhnya seakan mati rasa saat Vian memasukinya dan menghentak kuat dan kasar tubuh Fajar.
"Brengsek lepas!" Pekik Fajar dan dia ingin menampar Vian tapi tangannya langsung ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Random"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...