Hari ini Leksana ngerasa jadi lebih bersemangat lagi buat berangkat ke sekolah, bahkan pipinya rasanya sudah mau meledak karena dari tadi terus-terusan pengen senyum.
"Shit! Sadar Digta!" Ucap Leksana sambil nepuk pipi gue sendiri.
Sumpah dia rasanya pengen benturin kepalanya sendiri ke tembok dengan keras biar masih sadar diri.
Gak mungkinkan Leksana suka sama cowok aneh itu? Apalagi cuma dalam waktu singkat doang, gak masuk akal!
"Gue masih suka cewe" ucap Leksana sambil menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Bangsat!!" Dia langsung meloncat ke kasur saat malah wajah Fajar yang terlintas dipikirannya.
"Digta kamu kenapa sayang?" Tanya mama membuat Leksana tersentak kaget.
"Mama sejak kapan disitu?!"
"Sejak kamu guling-guling gak jelas dikasur gitu, udah pakai seragam juga nanti kusut lo" ucap mama membuat Leksana nyegir.
"Ayo makan" ajak mama membuat Leksana langsung bangkit dengan semangat dan ngambil tasnya lalu jalan sambil gandeng tangan mama.
"Kenapa sih? Seneng banget kelihatannya" ucap mama yang malah buat Leksana gak tahan untuk gak senyum.
"Gak papa" ucapnya sambil tertawa kecil.
"Kamu udah punya pacar ya sekarang?" Tuduh mama sambil tersenyum menggoda.
"Siapa punya pacar?" Tanya papa.
"Digta nih pa, kayanya udah punya pacar dari tadi senyum-senyum mulu" goda mama membuat Leksana mendengus.
"Apasih! Gak ada juga" elak Leksana yang malah membuat mama dan papa tertawa.
"Bagus dong kalau punya pacar kan jadinya kamu gak jones terus, malam minggu gak cuma dikamar terus" ucap papa.
"Digta gak ada pacar juga dibilang gak percaya" ucap Leksana.
"Tapi pasti ada incaran kan?" Tanya mama dengan senyum mengejeknya.
"Gak ada! Cuma ngincar nilai A" cuek Leksana lalu makan roti dengan cepat.
"Digta berangkat dulu, byee mommy and daddy!!" Pamit Leksana lalu segera ngacir keluar sebelum mereka terus menggodanya.
"Bisa gila gue!" Lirih Leksana saat dimotor karena yang dia pikirin malah Fajar terus.
Saat sampai disekolah Leksana jalan santai sambil bersenandung kecil, sebenarnya dia cukup penasaran sih sama Fajar, dia anak kelas mana ya? Leksana masih belum tau soal itu.
Lalu waktu dia ngelewatin kelas 10-C matanya memicing saat ngelihat seorang cowok yang duduk sendirian dipojokan kelas.
Fajar kah?
Setelah melambatkan jalan Leksana baru bisa lihat dengan jelas kalau cowok itu emang Fajar, dia cuma diam dipojokan kelas dengan satu buku ditangannya bahkan cowok itu terlihat fokus sekali menulis sesuatu dibukunya itu.
Oh ternyata Fajar anak kelas 10, dan juga kenapa dia kelihatan kaya gak punya teman gitu ya? Tapi setelah Leksana ingat lagi Fajar emang gak pernah terlihat sama siapapun sih selama ini.
Bahkan cowok itu makai pakaian super tertutup dengan hoodie yang kelihatan kebesaran dibadannya ditambah syal yang melilit lehernya, dia sakit kah? Mungkin aja sih soalnya semalam mereka tidur ditempat terbuka tanpa penghangat sedikitpun.
Leksana tersenyun kecil ngelihat Fajar bagaimana dia bisa terlihat menawan walau hanya sedang ngelakuin hal kecil seperti menulis? (Bucin njir🤺)
Menggeleng pelan Leksana langsung bergegas pergi sebelum tingkah anehnya ketahuan sama murid lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Casuale"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...