"Ih..Leksana jangan ganggu!" Ucap Fajar sambil melotot membuat Leksana tertawa.
Mereka sekarang ada dirumah pohonnya Fajar dan cowok itu sedang menggambar dibukunya, Leksana terlalu gabut sampai gak tahan buat gangguin Fajar.
"Lo gambar apa sih? Gak ada bentuk gitu" tanya Leksana karena memang gambaran Fajar hanya seperti coret-coretan asal.
"Mau gambar pemandangan tapi gak bisa" ucap Fajar sambil cemberut membuat Leksana tersenyum.
"Sini" Leksana langsung ngambil buku gambar dia dan mulai mencoret-coret buku tersebut.
"Wah!...bagus sekali" puji Fajar saat melihat gambar Leksana.
"Leksana ajarin aku" pinta Fajar sambil megang lengan Leksana.
"Lo mau gambar apa?"
"Mm...danau ini!" Serunya semangat sambil menunjuk danau.
"Oke, lihatin cara gue baik-baik ya" ucap Leksana membuat Fajar langsung memandangnya dengah serius cara buat gambar.
"Nah sekarang lo coba" Leksana langsung nyodorin buku tadi kehadapan Fajar.
Leksana lihatin Fajar yang kelihatan serius banget buat mencoba meniru gambar yang Leksana buat membuatnya tersenyum tipis.
"Tetap gak bisa" sendu Fajar.
"Tangan lo tremor?" Tanya Leksana saat melihat gambarannya yang malah selalu berakhir garis abstrak.
"Sepertinya..."
"Sini, gue ajarin" Leksana langsung pindah duduk dibelakangnya dan memegang tangan kanan Fajar.
"Tarik garisnya dari sini dulu...." arah Leksana sambil menggerakan tangan Fajar.
Cukup lama dan sulit bagi Leksana buat ngarahin tangan Fajar yang memang sedikit tremor dan kaku gitu tapi akhirnya bisa berhasil walau seadanya.
"Yey bisa....!" Fajar lalu berseru bahagia membuat Leksana menggeleng pelan.
"Bentar..." Fajar lalu menulis sesuatu disitu membuat Leksana penasaran buat lihat.
"Nah sekarang lebih bagus!" Ucap Fajar sambil memperlihatkan gambar tadi pada Leksana.
Ternyata dia menambahkan gambar manusia lidi yang dia beri nama diatasnya '☆Leksana dan Fajar☆' .
"Kaya anak kecil aja" ucap Leksana sambil mengusap kepala Fajar.
Fajar lalu bangkit dan menempelkan gambar tadi pada dinding rumah pohonnya.
"Baguskan?" Tanyanya dengan senyum cerahnya seperti biasa.
"Iya" jawab Leksana seadanya.
"Leksana lapar"
"Mau makan apa?" Tanya Leksana.
"Sate!!" Ucap Fajar membuat Leksana mengerutkan kening, memangnya ada tukang sate buka sore begini?
"Yaudah ayo cari dulu" ajak Leksana yang diangguki cowok itu dengan semangat.
Mereka berdua jalan bersama naik motor Leksana tapi Fajar cuma berdiri diam disamping dan gak ada pergerakan sama sekali buat naik.
"Ayo naik, tunggu apa lagi"
"Leksana gimana cara naiknya?" Tanyanya polos membuat Leksana ternganga.
"Ya tinggal naik aja, ribet banget sih"
"Aku gak pernah naik motor Leksana aku gak tau, motor kamu juga tinggi" ucap Fajar sambil merengut membuat Leksana menghela napas.
"Pegang tangan gue" ucap Leksana yang langsung dituruti oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Random"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...