Hari ini anak kelas 10 dan 11 disekolah mereka libur semua karena anak kelas 12 sedang ngadepin ujian sekolah, jadinya Leksana janjian buat main sama Fajar.
Leksana lagi nungguin Fajar yang bilang akan datang sekitar jam 1 siang tapi sekarang malah sudah jam 3 sore dan dia belum muncul sama sekali.
Tiba-tiba Leksana jadi cemas rasanya dan disaat dia lagi melamun dimeja belajar Leksana dikejutkan dengan suara nyaring dari balkonnya.
Bergegas dia kesitu dan Leksana sudah gak mampu buat kaget lagi ngelihat Fajar yang nyungsep disitu, 100% bisa dipastikan jika anak itu melompat dari pohon lagi.
"Fajar gue masih punya pintu btw" ucap Leksana membuat Fajar mendongak dan nyegir.
"Aku suka lewat sini" jawab Fajar sambil berdiri.
"Hallo Leksana....." sapa Fajar dengan ceria tepat didepan muka Leksana.
Leksana cuma natap datar Fajar yang sepertinya batreinya selalu penuh saja, tapi tunggu dulu!
"Pipi lo kenapa?" Tanya Leksana melihat pipi Fajar yang sepertinya terlihat tebal atau membengkak?
"Oh...mungkin karena jatuh tadi?" Jawab Fajar acuh lalu duduk ditepi ranjang Leksana.
"Gak usah bohong" ucap Leksana tajam.
"Bohong apanya? Aku juga gak tau Leksana" ucap Fajar dengan tatapan polos.
Sebenarnya hal yang gak Leksana suka dari Fajar adalah tatapan polosnya itu, Leksana gak pernah bisa membedakan saat dia berbohong atau tidak.
Setiap kali Leksana melihat luka ditubuhnya Fajar selalu berkata tidak tau atau mengatakan berbagai alasan lain dengan meyakinkannya.
"Gak usah khawatir, aku okee" Fajar tiba-tiba sudah berdiri dihadapan Leksana dengan tangannya yang terangkat menangkup wajah Leksana.
Memegang kedua tangan Fajar yang masih menangkup wajahnya, Leksanna bisa meraskan tangan Fajar yang begitu dingin tapi juga terasa lembut.
"Sakit?" Tanya Leksana tapi Fajar malah menggeleng dan tersenyum manis.
"Aku baik, jangan selalu mengkhawatirkanku" ucap Fajar membuat Leksana menghela napas.
"Cerita saja kalau lo sudah siap, gue selalu mendengarkan"
"Terima kasih" dia tersenyum tulus.
Fajar dan sebuah senyumnya benar-benar satu hal yang gak bisa Leksana tahan, terlalu tajam menerobos kedalam hati.
Mencuri satu kecupan singkat dibibir Fajar, Leksana lalu menarik cowok itu yang langsung terlihat cengo.
"Gue punya hadiah buat lo" ucap Leksana yang membawanya ke halaman belakang.
Leksana punya taman kecil dibelakang rumahnya dan juga satu gazebo, Leksana menudukan Fajar disitu lalu beranjak sebentar kebelakang mengambil sesuatu.
"Buat lo" Leksana menyerahkan sebuah kandang berukuran sedang yang berisikan seekor kelinci.
"WAH...!" Fajar langsung berseru kagum dengan mata berbinar.
Dia langsung mengeluarkan kelinci tersebut dari dalam kandang dan memeluknya dengan gemas.
"Leksana terima kasih" Fajar berucap dengan senang.
"Sama-sama" jawab Leksana sambil mengusap pelan kepala Fajar.
"Lucu sekali" Fajar menurunkan kelinci tersebut dirumput lalu mengelusnya sayang.
"Aku kasih nama siapa ya?" Fahar bertanya pada Leksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Random"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...