Kebenaran (2)

1K 151 15
                                    

Warning part ini mengandung hal yang tidak bermoral⚠️





Sepanjang perjalanan bersama kakaknya itu Fajar hanya diam saja termenung menatap keluar jendela mobil.

"Bersikaplah yang baik nanti" peringat kakaknya membuat Fajar menoleh.

"Iya"

Fajar menoleh lagi menatap luar, dia menggigit bibirnya sendiri karena perasaan tidak nyaman yang dia rasakan tiba-tiba.

Dia sangat takut kalau ayahnya sudah memanggil mereka seperti ini, pasti akan ada sesuatu yang Fajar tidak suka.

"Cepat!" Sentak kakaknya membuat Fajar tersadar dari lamunannya, dia bahkan tidak tau mereka sudah sampai sekarang.

Fajar berjalan cepat menyusul kakaknya lalu membuntuti saja, ugh dia tidak nyaman dengan berbagai tatapan yang terarah padanya.

Tempat ini tidak pernah berubah tetap saja terlihat mengerikan dan menjijikan bagi Fajar.

Mereka berdua masuk ke sebuah ruangan yang Fajar yakini ada ayahnya disitu, lalu ketika mereka masuk Fajar tiba-tiba mual hebat melihat pemandangan yang ada didepannya.

"Oh! Sudah datang" sambut ayahnya saat melihat Fajar dan kakaknya.

"Fajar kemarilah" Fajar langsung menurut walau dia enggan.

"Lama tidak melatihmu boy" Fajar sedikit berjenggit saat pipinya dielus oleh ayahnya.

"Kau lihat dia, si pengkhianat yang coba-coba ingin menghancurkan bisnisku, Ck! Manusia tidak tau terima kasih" Fajar meneguk ludahnya saat ayahnya mengarahkan pandangan Fajar pada seorang pemuda yang duduk terikat diatas kursi dengan keadaan yang sudah sangat parah karena banyak luka disekujur tubuhnya.

"Ku rasa anak manisku ini akan lebih cocok untuk memberinya hukuman?!" Inilah hal yang Fajar takutkan, pasti saja akan seperti ini.

"Tidak ayah" cicit Fajar takut, dan dia bisa melihat kalau kakaknya dipojokan melotot padanya seolah memberi peringatan.

Fajar tersentak saat tangannya ditarik kasar dan dihempaskan hingga menabrak tembok, punggungnya bahkan terasa ingin remuk tapi belum selesai keterkejutannya wajahnya tiba-tiba dicengkram dengan kuat.

"Aku dengar anak manisku ini sudah mulai nakal sekarang, selalu keluyuran diluar rumah dan menolak tugas yang diberikan untuknya" Fajar sangat takut melihat seringai mengerikan diwajah ayahnya.

"M-maaf" Fajar berucap kesusahan karena pipinya yang dicengkram terlalu kuat.

"Oh tidak papa ayah tidak akan marah padamu, ayah memiliki tugas baru untukmu mulai hari ini"

"Berikan itu" ucap ayahnya dingin sambil menunjuk sebuah botol kecil diatas meja yang langsung diberikan oleh anak buahnya.

Fajar meronta saat tubuhnya ditahan oleh seorang anak buah ayahnya dan mulutnya yang dipaksa dibuka, belum sempat melawan keras Fajar bisa merasakan cairan dari botol tadi masuk kedalam mulutnya.

Tidak sampai satu menit Fajar sudah merasakan kepalanya luar biasa pusing dan dunia seakan berputar, dia hanya setengah sadar saat merasakan tubuhnya terhempat ke atas tempat tidur.

"Dia special aku tidak menerima segini" suara ayahnya.

"Aku bayar berapapun yang kau mau" suara lainnya.

Fajar hanya mampu mendengarkan secara samar percakapan mereka, kesadarannya sudah diambang batas dan tubuhnya yang terasa begitu terbakar dan menyiksa.

Fajar ingin menangis keras tapi rasanya begitu sulit, dia tersentak kaget saat merasa ada yang menindih tubuhnya.

Langit Sore || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang