Fajar duduk termenung diatas kasurnya, hanya diam dengan pandangan kosong.
Setelah kejadian kemarin dia hampir tidak bergerak dari posisinya sekarang, tidak makan maupun minum.
Fajar tau ketika pintu kamarnya dibuka dan kakaknya itu masuk tapi Fajar tidak ingin memberi reaksi apapun.
"Makan" sebuah nampan diletakan dihadapan Fajar.
Melihat Fajar yang hanya diam saja kakaknya itu mengelus pipi Fajar dengan lembut.
Sebenarnya jika orang melihat tindakannya sekarang mereka akan berpendapat kalau kakaknya itu sangat menyayangi Fajar, tapi entahlah hanya kakaknya itu saja yang tau apa yang dia rasakan.
"Cari fairy untuk sembuhkan luka" kakaknya berucap yang mana berhasil menarik atensi Fajar.
"Satu fairy untuk hilangkan semua luka" Fajar berucap dengan pandangan kosong.
"Fairy tidak ada, luka menganga" ucap kakaknya lagi.
"Dimana fairy?" Tanya Fajar.
"Fairy fairy terbang menghilang, butuh dicari" Fajar menegakan dirinya mendengar ucapan kakaknya.
"Fairy terbang kemana?" Tanya Fajar lagi.
"Kamu sudah menemukannya, fairy si penyembuh luka" ucap kakaknya dengan satu senyuman tipis.
Fajar terdiam berusaha mencerna ucapan kakaknya itu.
"Temui dia" setelah berucap begitu kakaknya berlalu pergi meninggalkan Fajar sendirian.
Termenung sebentar Fajar menatap makanan didepannya lalu dia tidak sengaja melihat satu gambar yang dia tempel didinding waktu itu.
Seulas senyum terbit dibibirnya lalu dia bangkit dengan perlahan berjalan keluar kamarnya dengan kaki yang gemetar dan tubuh yang lemas.
Hanya ada satu dipikirannya yaitu 'Leksana'!
Menguatkan diri untuk tidak pingsan Fajar terus berusaha menguatkan diri untuk berjalan.
Ditengah teriknya hari dan panasnya trotoar yang dia injak sekarang, Fajar terus berjalan walau kakinya mungkin sudah lecet karena dia tidak memakai alas apapun.
Dari jauh Fajar bisa melihat rumah pohonnya membuat langkah kakinya kian semangat.
"Fairy fairy si penyembuh luka, tolong aku" gumam Fajar.
Ketika sampai dibawah pohon tersebut Fajar tidak kuat lagi menahan bobot tubuhnya, dia jatuh terduduk diatas rumput.
Menunduk mencengkram rumput yang ada, hingga dia merasa dagunya yang diangkat untuk mendongak.
Matanya langsung bertemu dengan mata indah milik laki-laki yang dia sayang itu.
"Leksana..." lirih Fajar lalu setelahnya tubuhnya langsung dihentak hingga masuk kedalam pelukan nyaman kekasihnya itu.
"Jangan membuatku khawatir seperti ini" Leksana berucap pelan sambil mengeratkan pelukannya.
Fajar memegang kuat baju Leksana dan dia tidak tahan untuk terisak didalam pelukan nyaman yang mampu memberinya rasa perlindungan itu.
"Maaf" hanya kata maaf yang mampu Fajar ungkapkan.
"Jangan menangis" Leksana merasakan hatinya berdenyut sakit setiap kali Fajar datang padanya membawa lukanya.
Fajar menggigit bibirnya sendiri, hanya bersama Leksana dia bisa merasa aman, hanya bersama Leksana dia merasa nyaman, hanya bersama Leksana dia merasa berarti, dan hanya bersama Leksana dia merasa berharga dan dicintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sore || Renmin
Random"Sejak dimana aku mengenal dia, aku baru bisa mengerti apa yang dinamakan dengan kehangatan itu walau hanya dengan melihatnya tersenyum" Hasta Leksana Pradigta. Renmin Area⚠️ Top: Renjun Bot: Jaemin Ini ceritanya bertema lokal jadi harap disesuaikan...