Not okay

985 154 8
                                    

Fajar sekarang sedang berbaring santai diatas kasur milik Leksana sambil asik menggambar.

Leksana tadi bilang ingin keluar sebentar menjemput Calvin dan Javon, lalu Fajar memilih tinggal saja karena dia juga sedang cape.

Awalnya dia hanya menggambar pemandangan saja, tapi akhirnya dia malah menggambar yang lain.

Fajar menghela napas berat lalu menjatuhkan kepalanya diatas buku gambarnya.

"Aduh.." dia segera menghapus seteted air mata yang mengalir dari sudut matanya.

Fajar selalu mengimpikan keluarga utuh seperti kebanyakan orang, dia sangat menginginkan itu tapi malang nasibnya terlalu sial.

Bahkan kadang Fajar terlampau sering menertawakan hidupnya sendiri yang mungkin lebih buruk dari neraka.

Orang-orang disekitarnya terasa seperti iblis yang terus dan terus menyakitinya.

Tapi sekarang Fajar harus tetap berusaha bertahan karena sekarang ada Leksana disisinya, ya setidaknya lelaki itu satu-satunya alasan Fajar untuk tetap hidup.

"Fairy kemana perginya kebahagian" gumam Fajar.

Selama ini dia hanya hidup bertiga dengan ayah juga kakaknya, Fajar tidak pernah tau dimana ibunya berada apakah masih hidup atau tidak.

Awalnya semua berjalan dengan baik-baik saja bagi Fajar dimana ayah dan kakaknya juga selalu bersikap baik dan penuh kasih sayang padanya, tapi semua itu sirna saat dimana Fajar memergoki ayahnya membunuh seseorang tanpa belas kasihan.

Semua seakan berbalik begitu, ayah dan kakaknya bersikap seolah tidak ada lagi yang perlu mereka tutupi dari Fajar.

Bisnis gelap, membunuh, memperkosa, memperjual belikan anak dan juga perempuan, Fajar merasa sebagai manusia paling berdosa selama ini mengingat kelakuan ayah dan juga kakaknya.

Wajar saja jika Tuhan marah dan menghukum Fajar karena selama ini Fajar hanya diam dan bungkam saat tau kejahatan yang dilakukan oleh keluarganya.

Fajar tidak pernah menyalahkan siapapun atas kemalangannya, dia tidak pernah membenci ayah juga kakaknya malahan dia begitu menyayangi mereka.

"Fairy bawa kebahagian pada kami" lirih Fajar.

Dia merasa sangat lelah setiap harinya, fisik juga hatinya Fajar ingin mengistirahatkannya, mereka terlalu berusaha keras untuk kuat selama ini.

Matanya tidak sengaja melihat kandang kelinci yang diberikan oleh Leksana padanya.

Bangkit dengan tenang Fajar berjalan mendekat kandang kelinci tersebut lalu dia mengeluarkannya.

"Nana..." Fajar mengelus lembut bulu kelinci itu.

Lama kelamaan elusan lembut itu berubah menjadi cengkraman kuat dileher sang kelinci.

Fajar hanya menatap datar kearah kelinci tersebut yang terus bergerak memberontak ingin melepaskan diri, sorot matanya pun terlihat kelam.

"Ugh! Manis jangan seperti itu nikmati saja" Fajar berucap tenang dengan seringai yang menghiasi wajahnya.

"Jangan terlalu banyak memberontak"

"Nikmati saja"

"Aku suka sekali denganmu, terlihat sangat manis"

Fajar lalu mencengkram lebih kuat leher kelinci tadi seolah mengalirkan seluruh amarah yang terpendam dalam dirinya.

"Malang sekali manisku ini" Fajar memasang muka prihatin pada kelinci yang sudah mati tercekik itu.

Langit Sore || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang