Cowok aneh!

1.4K 241 5
                                    

Hari minggu ini gabut banget bagi Leksana karena cuma ada dia dan beberapa pembantu doang yang ada dirumah, orang tuanya udah ke Singapura tadi malam buat kerjaan dan akhirnya Leksana ngerasa sepi banget dalam rumah ini.

Dua curut sahabatnya pun pada menghilang semuanya saat dia butuh buat menghilangkan kegabutan besar yang sudah melandanya ini.

Berguling-guling kesana kemari diatas kasur tapi tetap aja rasanya gabut parah.

Melihat jam diatas nakas yang sudah menunjukan pukul 3 sore lalu melihat kearah luar Jendela hari sepertinya tidak terlalu panas jadi akhirnya Leksana putusin buat jalan-jalan aja anggap olahraga sore.

Sebenarnya dia itu hampir gak pernah buat jalan-jalan sekitaran komplek perumahan ini karena emang dia anaknya mageran juga, bahkan tetangga sebelah rumahnya aja Leksana kagak tau.

Saat dijalan Leksana bisa lihat beberapa anak yang berlarian dan bermain dengan begitu riangnya disatu taman bermain kecil-kecilan yang ada di komplek ini.

"Enak banget ya jadi anak kecil" gumamnya.

Kalau bisa sih Leksana juga pengen balik jadi kecil lagi, dimana dia masih belum mengenal dunia ini secara nyata dan masih banyak khayalan indah yang bisa dia buat.

Leksana tertegun saat melihat ada satu danau, dia gak pernah tau kalau disini juga punya danau, karena tertarik dia mutusin buat berjalan ke arah danau itu untuk melihat cahaya matahari yang terpantul diair yang tenang itu.

Indah sekali! Ditambah dengan banyaknya bunga-bunga liar yang mengelilingi danau ini menambah keindahannya.

Leksana bisa bilang ini bakal jadi tempat favoritnya sekarang, ditambah dengan keadaan yang sepi dan tenang juga benar-benar membuat nyaman banget kalau disini.

"Ssst....Leksana" Leksana terdiam saat mendengar suara yang dia kenal itu, lalu dia berbalik namun tidak ada satupun orang.

"Leksana aku diatas" ucap suara itu membuat Leksana menoleh keatas pohon yang ada didekat danau ini, Dia jadi ngerasa dejavu sama kejadian ini apalagi saat lihat cowok aneh itu ada diatas pohon.

"Lo kenapa hobi banget diatas pohon sih?" Tanya Leksana gak habis pikir.

"Hehe seru tau" jawab Fajar.

"Sini naik" ajaknya.

"Ogah" tolak Leksana cepat.

"Sini cepat naik Leksana" ucap Fajar.

"Ngapain juga gue naik kesitu" ucap Leksana masih menolak, plis kek orang kurang kerjaan banget loh.

"Disitu ada tangga yang aku buat dari tali kalau kamu takut manjat" Fajar menunjuk sebuah tangga yang terbuat dari tali tambang.

"Gue gak takut anjir!" Protes Leksana gak terima dong masa manjat pohon doang dibilang takut!

"Makanya cepat naik sini, nanti hilang kalau kelamaan" paksa Fajar.

"Apanya?" Leksana jadi penasaran rasanya.

"Ihh makanya cepat sini" ucap Fajar membuat Leksana jadi penasaran banget.

"Cepat Leksana cepat" desak Fajar dan dengan ogah-ogahan Leksana naik keatas.

"Selamat datang dirumah pohon aku" Sambut Fajar riang sambil merentangkan tangan seolah memberi penyambutan tapi Leksana tidak peduli, dia bisa lihat diatas sini ternyata memang sudah seperti rumah pohon kecil yang berisikan beberapa buku.

"Terus?" jengah Leksana.

"Cepat lihat sana" ucap Fajar dan membalikan badan Leksana sehingga kembali menghadap kearah danau tadi, Leksana bisa lihat dari atas sini danau itu terlihat lebih menakjubkan.

"Aku lihat kamu tadi suka sekali melihat danau itu" ucap Fajar membuat Leksana menoleh memandang wajahnya yang terlihat begitu bersinar karena cahaya matahari ditambah sebuah senyum manis yang terpatri.

"Aku juga suka lihat danau itu, rasanya bisa menenangkan hatiku" ucapnya lagi membuat Leksana mengalihkan pandangan.

"Aku punya banyak buku cerita disini" ucap Fajar sambil mengambil buku-buku tadi dan membawanya kehadapan Leksana.

Leksana bisa lihat buku itu semuanya adalah buku dongeng dan fiksi untuk anak-anak membuatnya mengerutkan kening saat melihatnya.

"Ini buku dongeng untuk anak kecil" ucapnya heran.

"Aku tau" jawabnya.

"Ya terus kenapa lo masih baca ginian?"

"Aku suka karena ini seru, coba kamu baca deh" ucap Fajar.

"Aku suka cerita yang ini, banyak fairy cantik dan baik hati disitu" sambungnya sambil menyodorkan satu buku pada Leksana.

"Gue gak suka dongeng anak-anak" tolak Leksana dan menepis tangan Fajar.

"Kenapa?" Sial, kenapa juga Fajar harus bertanya dengan wajah terlampau polos begitu.

"Gue udah gede, gak doyan baca gituan" jawab Leksana.

"Emang bacaan kamu yang kaya gimana?"

"Leksana walau kamu sudah setua apapun gak ada yang akan mandang kamu salah buat baca buku kek gini" ucap Fajar.

"Pikiran lo sempit banget atau lo yang kelampau polos sih?" Tanya Leksana heran.

"Huh?" Fajar malah terlihat bingung sekarang.

"Kamu tau, aku sangat ingin menjadi fairy" ucap Fajar.

"Kenapa?" Tanya Leksana heran.

"Dia cantik sekali tapi semua orang menganggapnya tidak ada dan yakin bahwa keberadaannya tidak nyata" ucap Fajar dengan senyum yang terlihat sangat tulus bagi Leksana.

Apa maksudnya? Dan kenapa dia tersenyum seperti itu? Seolah yang dia bicarakan tadi bukan hanya suatu keinginan hampa.

"Maksud lo?" Tanya Leksana karena emang gak paham banget.

"Cita-cita kamu apa?" Tanya Fajar balik.

"Lo gak perlu tau itu"

"Kalau cita-citaku ingin jadi guru"

"Gue gak peduli"

"Aku mau jadi guru kamu boleh?" Tanyanya dengan tawa kecil membuat Leksana memandangnya aneh.

"Lo kenapa sih?" Tanya Leksana sedikit risih.

"Aku kenapa? Aku gak papa Leksana" ucap Fajar.

"Kamu gak nyaman ya dekat denganku" ucapnya lagi.

"Iya, lo aneh" sinis Leksana.

"Aku tau dan sayangnya kamu jadi orang yang kesekian kalinya lagi yang tidak nyaman dekat denganku" ucap Fajar yang seperti tidak terpengaruh sama sekali dengan segala ucapan Leksana.

"Padahal aku harap kamu bisa jadi yang pertama dalam satu hal saja yang bersangkutan denganku" sambungnya

"Gue gak paham" ucap Leksana.

"Buat sesuatu yang baru Leksana" ucap Fajar, plis Leksana benar-benar gak paham apa yang cowok itu katakan dari tadi.

"Lo aneh banget!" Ucap Leksana dan langsung turun dari rumah pohon itu, lebih baik dia pulang daripada memusingkan kepala dengan cowok gak jelas kek gitu.

"Aku tau itu, aku harap dipertemuan berikutnya kita bisa berteman ya" ucap Fajar yang gak Leksana hirauin sama sekali.

Leksana gak mau ketemu cowok itu lagi! Apalagi berteman ama itu cowok, udah cukup Calvin dan Javon yang bisa membuatnya gila dan dia gak mau menambah satu beban hidup lagi. Bisa darah tinggi dia kalau ngomong secara bersamaan dengan 3 orang itu.








###############################

Tau gak kalau biasanya yang berbeda itu bisa jadi lebih menarik dan banyak kejutan?

Langit Sore || RenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang