"Won lo kemana aja sih?"
"kalo urusan bolos aja pinter banget lu"
"kenpa bolos ga ngajak-ngajak gue?"
"kalo ga ada lo dikelas tuh hidup gue hampa banget Won"
Jungwon semakin mempercepat langkahnya, terlalu malas mendengar celotehan Haruto yang mencerocos tak ada hentinya.
"sebenernya lo nganggep gue apa sih Won, upil kudanil? Hah?"
"istt brisik lu" ketus Jungwon malas, dia harus ekstra sabar kalo berhadapan sama bocah tiang satu ini. Mana suara Haruto ngebas lagi suka bikin kupingnya pengang sampek terngiang-ngiang kebawa mimpi. Udah macem om pedo aja:(
Namun langkah Jungwon terhenti tiba-tiba sampai Haruto yang mengekor dibelakang pun langsung nabrak tubuh mungilnya. "bisa ga sih berhentinya ga usah mendadak gitu Won?" sungut Haruto sambil ngusap dagunya yang sakit karna kebentur pala jungwon. Iya sependek itulah Jungwon jika bersama Haruto, sampe dagupun kebentur sama kepala:)
Jungwon malah mematung ditempat, netranya terfokus dengan kehadiran Sunoo dan Doyoung dari arah yang berlawanan. Entah membahas apa, namun terlihat Sunoo yang sangat bahagia terbukti lewat tawanya yang mengudara tanpa beban sedikitpun.
Mereka sekarang mereka masih berada di koridor sekolah ingin menuju kelas masing-masing. Namun siapa sangka mereka malah dipertemukan disini. Sekuat-kuatnya usaha Sunoo untuk menghindari Jungwon, tidak akan mempan jika tuhan sudah menginginkan mereka untuk bertemu.
Mata Jungwon tidak pernah lepas dari pergerakan Sunoo yang berjalan melewatinya. Berbeda dengan Sunoo yang tidak meliriknya sama sekali.
Entah mengapa Jungwon merasa hatinya seperti dihujam dengan ribuan pecahan kaca, sakit sekali rasanya. Apakah sebegitu transparannya dirinya dimata Sunoo? Boro-boro dilirik, dianggap ada aja engga.
"won kekelas aja yuk" Haruto yang mengerti akan perubahan suasanapun langsung membuyarkan lamunan Jungwon. Takut jika dibiarkan lebih lama, hati sahabatnya itu malah akan semakin sakit.
Jungwon hanya mengangguk, kemudian membiarkan tangan besar Haruto merangkul pundaknya menuju ke kelas.
***
"Nuu kok lo belum ganti seragam?" tanya Doyoung kepada Sunoo. Pasalnya jadwal kelas mereka pagi ini adalah olahraga, tapi Sunoo malah masih santai-santai sambil mainin Hp.
"lupa ga bawa seragam gue" jawab Sunoo santai sambil menampakkan deretan giginya yang rapih.
Doyoung meraup wajahnya kasar. Bisa-bisanya Sunoo ga bawa seragam olahraga, padahal Pak Suga kalo ngehukum orang ga maim-main beratnya. "kok bisa ga bawa sih Nuu, ceroboh banget"
"ya namanya juga manusia, wajar kalo lupa"
Doyoung memutar bola matanya malas, Sunoo ini kenapa santai banget sih jadi orang. Pak Suga kalo ngehukum orang tuh emang ga tanggung-tanggung. Ga perduli anak pejabat kek, anak konglomerat kek, anak raja sekalipun hukuman Pak Suga akan selalu mutlak ga bisa di ganggu gugat.
"lo kan tau sendiri, Pak Suga pernah ngehukum anak orang sampe pingsan Sunoooook hih"
"ya kalo gue pingsan tinggal digotong ke UKS, kelar kan?" Sunoo mulai kesal, Doyoung itu tipe sahabat yang posesif, hidup Sunoo tidak pernah tenang sejak bertemu dengan Doyoung. Malam-malam buta aja Doyoung sering menelponnya cuman sekedar buat nanyain dia udah makan apa belum. Ya begitulah perdulinya seorang Doyoung. Dan Sunoo bersyukur karna tuhan telah mengirimkam sosok malaikat seperti Doyoung dalam hidupnya.
"terserah lu lah, gue ke toilet dulu" Sunoo hanya menggangguk sebagai jawaban dengan mata yang tidak beralih sama sekali dari ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]
FanfictionDulu kita adalah keluarga kecil yang bahagia sebelum kebahagiaan kita direnggut paksa oleh sang pencipta, semua berubah setelah kepergian orang tua kami untuk selamanya. Aku tidak menyalahkan semesta, tapi aku hanya kecewa. _________ _______________...