Heeseung masuk ke dalan kamar Ni-Ki dengan pelan bahkan sangat pelan, tidak menimbulkan suara sedikitpun karna takut tidur adiknya itu akan terganggu.
Netranya langsung menangkap sang adik yang sedang tertidur pulas bergelung dengan selimut biru bermotif bulan tebalnya. Sudut bibirnya tertarik saat melihat bagaimana wajah polos itu damai saat tertidur, wajah yang setiap harinya menyembunyikan luka dengan ekspresi datarnya.
Tangannya mengelus surai pirang kecoklatan milik adiknya lembut. Dirinya membungkukkan badan kemudian mengecup kening sang adik pelan. Perlahan buliran liquid sebening kristal itu mengalir dari salah satu sudut matanya. Heeseung menangis.
Mengingat kenangan indah yang pernah mereka lalui bersama. Ingin sekali rasanya dia mengembalikan waktu kemasalalu dimana mereka masih bisa bersendau gurai bersama kedua orang tua. Jika bisa maka Heeseung tidak akan pernah mengijinkan kedua orang tuanya pergi, maka orang tuanya tidak akan mengalami kecelakaan dan keluarganya akan tetap hangat seperti dulu. Namun siapa yang bisa menebak takdir? Manusia yang tidak ada apa-apanya ini hanya bisa berandai-andai.
Tangannya mengusap air matanya kasar, berharap air matanya itu dapat berhenti menetes, namun yang dia dapatkan malah mengalir semakin deras.
"Maaf..." lirih Heeseung sangat lirih, bahkan hampir tidak terdengar.
"Maafin abang..." ucapnya lagi, kini suaranya terdengar bergetar. "Abang sadar abang salah Ki. Abang egois, abang nggak becus jadi yang tertua, abang bodoh, abang payah, hiks.. Abang nggak pantes jadi abang kamu, jadi abang kalian, abang nggak pantes" Heeseung berdiri kemudian berpindah duduk disamping Ni-Ki yang kini masih tertidur. Tangannya kembali mengusap surai pirang kecoklatan Ni-Ki lembut. Maniknya memandang wajah damai Ni-Ki lekat-lekat, seolah jika dia memalingkan pandangannya sedikit saja maka wajah polos itu akan hilang.
"Maafin abang yang belum bisa jadi abang yang baik buat kamu, maafin abang yang ga pernah ada disamping kamu saat butuh selama ini, tidak apa apa kalo kamu nganggap abang payah, tidak bertanggung jawab dan bodoh, karna itu memang faktanya Ki, abang terima..." Heeseung kembali mengusap air matanya yang tidak kunjung berhenti keluar.
"Abang yakin yakin selama ini kamu pasti menderita banget kan? dan abang adalah penyebabnya, hidup kalian ga bahagia semua itu karna abang"
"Abang cuma mau kalian mandiri biar ga tergantung lagi sama abang tapi cara abang memang salah kan? Iya abang sadar dan abang harap kalian mau maafin abang suatu saat nanti" Heeseung tersenyum getir dengan tangan yang masih setia mengelus rambut halus sang adik.
"Abang pergi dulu ya Ki, sehat terus adiknya abang, jangan sampe sakit, karna abang nggak pernah ada buat kamu, jadi kamu harus jaga diri baik-baik, abang sayang sama kamu" Heeseung kembali mengusap surai halus Ni-Ki dan mencium kening Ni-Ki lembut.
Setelah selesai mencurahkan isi hatinya kepada Ni-Ki yang sedang tidur, Heeseung memilih untuk segera keluar dari kamar Ni-Ki.
Buat apa dia berbicara panjang lebar meminta maaf kepada adiknya yang sedang tidur dan tidak mungkin mendengar segala kata penyesalannya. Mengapa tidak secara langsung saja saat mata adiknya itu terjaga.
Ah dirinya memang sepengecut itu bukan?
***
Setelah dari kamar Ni-ki Heeseung memutuskan untuk pergi lagi. Menepati janji pada sahabatnya untuk nongkrong sore ini. Di cafe dengan desain terbuka ini, yang langsung menyuguhi pemandangan langit senja yang begitu menenangkan hati, tapi tidak Heeseung suka.
Bagi Heeseung, senja adalah sebuah pembatas antara siang dan malam. Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak berjumpa. Hadirnya seperti sebuah kata pinta agar sang mentari segera menggelamkan dirinya. Membuat cahaya mentari itu meredup dan membiarkan rembulan menggantikan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]
Hayran KurguDulu kita adalah keluarga kecil yang bahagia sebelum kebahagiaan kita direnggut paksa oleh sang pencipta, semua berubah setelah kepergian orang tua kami untuk selamanya. Aku tidak menyalahkan semesta, tapi aku hanya kecewa. _________ _______________...