Allo!!
Hikun comeback
Jangan lupa votment yah🔪
Happy reading______
____________Langit sudah mulai bersemu jingga. Seorang anak berjalan tertatih-tatih sembari sesekali tangannya bertumpu pada pohon ditepi jalan. Suhu badannya memang tinggi tapi tidak untuk tubuhnya yang menggigil kedinginan. Sepertinya, tubuh anak itu sudah sangat lemas, jangan lupakan wajah pucat dan perban yang masih bertengger apik di kepalanya.
Ni-ki
Anak itu sedang mencari salah satu dari abangnya, karna sedari tadi perasaannya memang sudah tidak enak. Dirinya tidak bisa berdiam diri saja, pasalnya yang tau masalah ini hanyalah Sunghoon dan dirinya sendiri. Dia tidak bisa meminta bantuan siapapun, karna masalah yang terbilang terlalu rumit ini tidak boleh sembarangan orang yang tau. Kalau tidak, akan semakin runyam masalahnya nanti, karena semakin banyak orang yang terlibat maka semakin banyak juga orang yang akan dalam bahaya. Dia tidak bisa mengambil resiko yang setinggi itu.
Jadi berakhirlah anak itu yang berjuang sendiri mengabaikan segala rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya sekarang.
"Bang Sunghoon lo dimana sih?" ucapnya lirih. Ni-ki memejamkan matanya sebentar menghalau rasa pusing yang semakin mendera kepalanya, sambil sesekali menggeleng cepat berusaha menetralkan kembali penglihatannya yang memburam.
Tanpa disadari air matanya meluruh, setetes demi tetes liquid bening itu jatuh tanpa seizinnya. Seluruh badannya sakit, bahkan kakinya terasa sangat berat untuk ia paksakan berjalan. Sial memang, dalam situasi seperti ini kenapa tubuhnya tidak bisa di ajak bekerja sama. Ni-ki seperti tidak mengenali dirinya sendiri saat ini.
Dia bukanlah orang yang mudah tumbang, dia bukanlah orang lemah. Tidak mungkin hanya karena kepalanya terbentur pembatas jalan, rasa sakitnya sampai menjalar keseluruh tubuh seperti ini. Padahal selama ini kepalanya juga sering terbentur, tapi entah mengapa yang ia rasakan kali ini berbeda. Seperti ada yang salah pada tubuhnya.
Tapi seolah abai dengan rasa sakitnya, anak itu terus melanjutkan langkahnya meskipun terlihat kesulitan. Tidak perduli dengan cara berjalannya yang gontai seperti orang mabuk. Tidak perduli dengan tatapan aneh orang-orang yang dilewatinya. Tidak perduli dengan keringat dingin yang berhasil memandikan tubuhnya. Anak itu benar-benar tidak perduli kepada dirinya sendiri.
Sesekali menatap dalam, meyakinkan orang-orang yang bersimpati padanya seolah berkata. "jangan perdulikan aku, aku tidak apa-apa" membuat orang-orang itu menghentikan niatnya dengan raut cemas dan khawatir.
"Bang Sunghoon..." lirihnya lagi, sangat lirih hingga tidak bisa terdengar oleh siapapun. Seolah mendapatkan sinarnya, binar mata yang awalnya redup itu seperti kembali hidup kala menangkap sosok yang diyakininya adalah Sunghoon, berjarak kurang lebih sepuluh meter dihadapannya.
Ayolah Ni-ki, Sunghoon sudah berada di depan mata, sosok abang yang dia cari itu sudah benar-benar dekat didepan mana. Ni-ki harus kuat, dia harus bertahan sedikit lagi, sebelum sosok itu menghilang lagi dari pandangannya. Ayolah sedikit lagi.
Selangkah demi selangkah anak itu lakukan dengan susah payah, jangan lupakan netra yang tidak pernah lepas dari sosok yang berpakaian serba hitam itu. Namun tiba-tiba dunianya serasa berputar, pandangannya menggelap, dan seketika tubuhnya ambruk ditepi jalan. Membuat orang-orang yang sedari tadi terfokus padanya langsung berlari menghampiri tubuh lemah tak berdaya itu.
Sedangkan Sunghoon yang melihat kerumunan hanya memilih acuh, ingatkah kalian jika Sunghoon adalah orang yang acuh terhadap sekitar? Jika itu urusannya maka dia akan ikut campur tapi jika dirasa tidak, dirinya tidak akan perduli. Sebuah masalah berhasil membuat hidupnya sesimple itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]
Fiksi PenggemarDulu kita adalah keluarga kecil yang bahagia sebelum kebahagiaan kita direnggut paksa oleh sang pencipta, semua berubah setelah kepergian orang tua kami untuk selamanya. Aku tidak menyalahkan semesta, tapi aku hanya kecewa. _________ _______________...