Halo~
Masih ada orang?
__________________
_____________________________Tok tok tok
"Ki?"
"Hmm" sahutan tak bersemangat itu Jungwon dapatkan dari balik pintu yg ia ketuk sebelumnya. Jungwon menghela nafas pelan sebelum tangannya membuka pintu kayu bertuliskan nama 'Ni-ki lee' itu.
Ckieett
Suara pintu tua yang sedikit berkarat semakin terdengar nyaring ditengah-tengah kesunyian. Di rumah hanya ada dirinya dan Ni-ki, para abangnya tengah sibuk lembur, wajar jika rumah tampak sangatlah sepi.
Setelah pintu kayu itu terbuka, pemandangan pertama yang Jungwon lihat adalah senyuman tipis sang adik yang terlihat amat tulus. Bibir pucat itu sedikit bergetar dan agak membiru dengan tangan yang memegang sebuah novel. Ya, setelah kejadian bersama Sunoo tadi, Ni-ki kembali drop, berhasil membuat para abangnya kelimpungan karna tidak tega mendengar rintihan menyakitkan namun tidak mau dibawa ke rumah sakit. Keras kepala sekali seperti ayahnya. Ya lebih tepatnya semua sifat keras kepala anak-anak lee menurun dari ayah mereka.
Dengan pergerakan pelan Ni-ki meletakkan novel itu diatas bangsal, menaruh semua atensinya hanya kepada sang abang.
"Kapan kebahagiaanku tiba? Kamu masih suka baca novel kayak gitu?" Jungwon melirik ke arah novel Ni-ki, dan tidak sengaja membaca judulnya.
Ni-ki mengangguk. "Ya setidaknya sad story bisa membuatku lebih bersyukur"
"Bersyukur?"
"Ketika aku membaca sad story rasanya seperti aku berfikir jika kehidupan mereka lebih menyedihkan dibandingkan kehidupanku, jadi aku harus bersyukur"
Jungwon tersenyum lembut, kemudian mengusak pelan surai pirang adiknya. "Kamu mau makan?"
"Aku tidak lapar"
"Kapan kamu mau makan? Perutmu itu harus diisi, kasian cacing-cacing disana kelaparan"
Ni-ki masih kekeh menggeleng. "Tapi rasanya mual"
"Ni-ki dengerin abang...diluar sana banyak orang yang susah mendapatkan makanan, bahkan ada yg sampai tiga hari mereka tidak makan, katanya mau jadi orang yg bersyukur"
Dengan lesu akhirnya Ni-ki mengangguk.
Jungwon mengambil makanan yg sudah berada diatas nakas dari tadi, tapi tidak disentuh sedikitpun oleh sang empunya sampai sekarang. "Mau dihangatkan dulu?"
"Ga usah"
Sesuap demi suap yang lebih muda terima dengan malas, jujur saja rasanya mual, namun tetap ia paksakan agar yang lebih tua tidak khawatir.
"Yeee habis! Kalo gini kan bisa cepet sembuh"
Ni-ki hanya tersenyum tipis, apakah dia bisa terus melihat tawa Jungwon yang seperti ini, ataukah suatu saat dia sendiri yang akan melunturkan tawa itu.
"Bang Jungwon!"
"Hmm? Kenapa?"
Menyengir menampakkan deretan giginya yang putih. "Gapapa, cuma manggil doang"
"Yaudah sekarang kamu istirahat lagi, abang mau ke minimarket dulu beli susu"
Ni-ki mengangguk, kemudian kembali merebahkan tubuhnya yang teramat lemas, seperti tidak memiliki tulang sedikitpun. Rasanya memang benar-benar lemas, Ni-ki merasa sudah menjadi remaja jompo sekarang, yang bisanya hanya rebahan diatas kasur. Sudah seperti kutu kasur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]
FanfictionDulu kita adalah keluarga kecil yang bahagia sebelum kebahagiaan kita direnggut paksa oleh sang pencipta, semua berubah setelah kepergian orang tua kami untuk selamanya. Aku tidak menyalahkan semesta, tapi aku hanya kecewa. _________ _______________...