Belajar Mengikhlaskan

2.7K 285 70
                                    

Halo Hikun kembali lagi~

Jangan lupa vote and komen banyak-banyak^o^

Happy reading~

_____________
_____________________

Di rumah sakit

Waktu menunjukkan pukul 09.35. Masih dengan bibir yang dimonyongkan, Ni-ki memunggungi kedua abangnya Jake dan Sunghoon dengan perasaan kesal.

Bagaimana tidak kesal, lidahnya hambar, mau makan apapun juga rasanqa pahit. Ni-ki hanya ingin merasakan pedasnya seblak agar lidahnya kembali terasa enakan. Namun kedua abangnya itu melarang dan malah menawarinya bubur bayi bermerek 'Sun'. Menyebalkan sekali, memangnya Ni-ki bayi?

Sehabis drop kemarin, Ni-ki kembali tersadar saat subuh dini hari. Membuat kantung mata Jake semakin terlihat jelas karna harus terjaga menemani si bungsu yang terbangun pagi-pagi sekali.

Padahal Jake baru saja tertidur tepat jm 3 tadi. Terhitung hanya 1 jam saja Jake berhasil menyelami mimpi. Mau membangunkan yang lainpun Jake tidak tega. Karna Heeseung yang harus bekerja, Jungwon harus sekolah, dan Jay harus kuliah pagi ini. Sebenarnya Jake ingin membangunkan Sunghoon, namun pemuda itu juga tampak lelah membuat Jake tidak enak hati membangunkannya. Tidak apa-apa demi bungsunya Jake tidak perlu kuliah pagi ini. Meskipun ada Sunghoon yang waktunya kosong, tapi Jake memang sengaja tidak pergi kuliah karna ingin menghabiskan waktunya bersama Ni-ki saja hari ini. Jake merindukan anak itu.

"Adek buburnya enak tau, lihat nih Bang Jake saja sudah habis 2 mangkok" ujar Sunghoon masih berusaha membujuk, kemudian melemparkan gumpalan tisu hingga masuk kedalam mangkok bubur yang Jake makan. Enak saja Jake malah enak-enakan makan bubur membuat dia harus berjuang sendirian membujuk Ni-ki. Padahal niatnya Jake buat jadi testi agar adiknya mau makan bubur itu. Eh malah jakenya ketagihan sampai habis 2 mangkok itupun masih mau nambah lagi.

Jake meringis malu kala melihat kembarannya yang sudah melotot menatapnya. Jujur saja euphoria bahagia memakan bubur itu membuatnya lupa dengan niat awal. Jake beranjak dari sofa panjang yang ia duduki kemudian berjalan mendekati ranjang Ni-ki.

"Abang ga bohong, sumpah ini enak banget loh dek" ucapnya dengan ekpresi yang membuat tangan Ni-ki gatal ingin meninju wajah itu. Namun tenaganya masih lemah.

"Kalo enak habisin Bang Jake aja, Ni-ki cuma mau seblak"

Jake dan sunghoon kembali dibuat menghembuskan napas lelah, kala mendengar kalimat itu lagi yang keluar dari bibir adiknya.

"Tadikan abang udah bilang, gapapa adek makan seblak tapi nanti kalo udah sembuh"

"kalo Ni-ki udah sembuh, mungkin abang-abang ga bisa lihat Ni-ki lagi"

Hati Jake dan Sunghoon mencelos sakit kala mendengar kalimat itu keluar dari mulut sang adik. Tangan mereka terkepal kuat menghalau rasa sesak yang memasuki hingga ke celah-celah hati. Ingin sekali rasanya berteriak kepada sang adik agar jangan mengucapkan kalimat itu lagi. Namun mereka cukup sadar kalimat itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa sakit yang saat ini adiknya rasakan. Jake dan Sunghoon tidak bisa marah, hanya bisa memberikan pengertian dan semangat jika Ni-ki pasti bisa melewati ini semua, meskipun kata 'sembuh' itu mungkin memiliki arti lain.

Sunghoon tersenyum lembut, dengan satu liquid bening yang menetes tanpa sadar. "Iya, adek pasti sembuh, tetap disini ya sama abang, jangan kemana-mana. Abang masih belum siap buat hidup tanpa adek. Janji ya jangan tinggalin abang?" ucapnya lembut sambil membawa jari kelingkingnya mendekat ke tangan sang adik. Berniat membuat janji kelingking.

Ni-ki mematung, baru sadar jika dia salah berucap hingga membuat kedua abangnya sedih. Jujur dirinya seolah tidak sadar bisa mengucapkan kalimat seperti itu. Matanya mulai berkaca-kaca, jujur tubuhnya lelah, namun hatinya sakit kala melihat tatapan penuh permohonan dari Sunghoon agar dirinya tetap bertahan. "Janji.." ucapnya lirih sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari besar milik sang abang.

Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang