END

4.6K 288 34
                                    

"Bang Sunoo bangun! Udah pagi, sekolah"

Sunoo mengeliat kecil kala merasakan tepukan pelan di bokongnya. Namun masih aman dirinya masih bisa kembali menyelami alam mimpi dengan menarik selimut tebalnya sampai sebatas leher.

"Bangun bang! Kebo banget"

Tepukan di bokong kembali dia rasakan, kali ini bersamaan dengan guncangan di tubuhnya yang semakin brutal.

"Bang Sunoo! Bangun! Inget janji lo sama gue buat jadi lulusan terbaik se SMA!"

Sunoo spontan terduduk dengan mata yang membelalak, menengok ke arah kanan dan kirinya sampai di setiap sudut kamarnya kosong, tidak ada siapa-siapa. Sunoo mengusap wajahnya kasar, menyadarkan dirinya bahwa adegan dia dibangunkan tadi hanyalah sebuah mimpi. Sosok itu datang untuk mengingatkan janjinya kala itu, maka sunoo tidak boleh bermalas-malasan.

Sunoo mengambil ponsel yang berada diatas nakas, melihat waktu di sana tertera pukul 6 pagi. Hari senin adalah hari yang paling malas untuk berangkat ke sekolah, apalagi melakukan aktivitas seperti biasa, rasanya tidak ada tenaga. Libur satu hari kemarin masih kurang menurutnya, apalagi hari-harinya setelah kepergian sosok itu jadi begitu membosankan. Sunoo merindukan dia, Sunoo merindukan sosok jahil yang menghiasi hari-harinya dulu sebelum badai datang menyerang keluarganya.

Ingin sekali rasanya kembali ke masa lalu, maka akan Sunoo pastikan kejadian pahit sebulan yang lalu tidak akan pernah terjadi. Akan dia perbaiki masa depan hingga dia dan ke-6 saudaranya memiliki kebahagiaan yang sempurna.

Sudah 1 bulan setelah sosok itu pergi, seluruh saudaranya juga sudah kembali seperti dulu lagi. Tapi rasanya akan tetap berbeda jika formasi mereka tidak lengkap, kehilangan satu anggota membuat mereka sulit menggapai kebahagiaan yang sesungguhnya, terlebih dirinya dan rasa penyesalannya yang selama ini selalu menyia-nyiakan sosok itu semasa hidup. Sunoo merasa begitu buruk, pantas saja kebahagiaan tidak pernah ia rasakan, karna dirinya memang tidak pantas merasakan kebahagiaan itu. Kesalahannya terlalu fatal, dan penyesalannya adalah hukuman seumur hidup. Semua itu pantas Sunoo dapatkan.

Sunoo beranjak lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, berusaha menakhlukkan rasa malasnya meskipun begitu terpaksa.

Selang beberapa menit akhirnya Sunoo keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur dengan seragam putih abunya yang begitu berantakan. Baju putih tidak dimasukkan ke celana, dasi kendor, dan rambut yang acak-acakan.

Dapat Sunoo lihat disana sudah ada Heeseung, Jay dan Jake yang sibuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Dengan langkah malas Sunoo berjalan mendekat, lalu duduk di salah satu kursi dengan tampang lesu, tidak ada semangat sama sekali.

"Bajunya di masukin, dasinya dibenerin, itu rambutnya disisir dikit ngapa, pasti lebih ganteng" Sunoo memutar bola matanya malas, tidak memperdulikan kalimat Jay sama sekali.

"Kenapa lu? Pagi-pagi muka udah ditekuk aja" tanya Jake menimpali sembari meletakkan tumpukan piring diatas meja.

Sunoo menghela nafas kasar. "Kangen Ni-ki" ucapnya lesu, kepalanya sudah ia telungkupkan di atas meja.

Heeseung tersenyum lembut, mengusap kepala Sunoo dengan begitu hati-hati. "Kalo orang udah terlanjur bucin emang beda ya, sabar masih pagi juga, Ni-ki pasti masih siap-siap"

Sunoo mendongak dengan mata melotot, "Maksudnya bang? Siap-siap apa?

"Ya masih siap-siap di kamar Nuu, kamu kenapa sih"

"Loh aku kenapa? Abang yang kenapa? Ni-ki udah meninggal bang, bahkan kita sendiri yang nganterin dia ke pemakaman sebulan yang lalu"

"Astaga Nuu, jaga omongan lo, adek masih sehat-sehat aja kok"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang