Kecewa

3.3K 394 31
                                    

"lo ngapain disini?"

"lo yang ngapain disini?"

Kedua pemuda itu saling menatap tajam, entah mengapa udara disekitarnya ikut terasa mencekam. Salah satu tangan mereka sama-sama menarik kerah satu sama lain. Membuat seseorang akhirnya keluar dari persembunyiannya.

"kalo mau baku hantam, AYOO GUE JABANIN"

"LO JUAL GUA BELI"

"STOPPP, kalian kok malah jadi berantem" pemuda yang sedari tadi bersembunyi itu adalah Ni-ki, dan dua diantaranya yang adu mulut tadi adalah Jake dan Sunghoon.

Ini adalah ke-6 kalinya Ni-Ki berusaha mendamaikan mereka, tapi mengapa selalu seperti ini akhirnya. Apakah tidak ada ending lain?

"Ki kenapa ada Sunghoon disini?" tanya Jake, menatap penuh amarah kearah adiknya.

"karna gue ngundang Bang sunghoon bang"

"jadi lo juga ngajak Jake?" berganti Sunghoon yang bertanya, nadanya dingin membuat bulu kuduk Ni-ki seketika berdiri.

"emang kenapa sih, gue cuma mau seneng-seneng sama kalian" wajah anak itu berubah sendu, penuh keputus asaan.

"udah berapa kali gue bilang, gue sama Jake udah kayak air sama minyak, ngga bisa disatuin" nada suara Sunghoon meninggi, membuat tubuh Ni-ki semakin bergetar.

"dulu kalian pernah sedekat nadi kan bang? Bahkan dulu kalian pernah bilang, ngga bisa hidup tanpa satu sama lain. Kemana perginya kalian yang dulu? Gue kangen..." ucap Ni-ki melirih diakhir kalimat, sangat ketara anak itu menahan air mata agar tidak keluar, sekali lagi ia dihadapkan dengan kekecewaan.

"semuanya ngga sama lagi Ki, keadaan udah beda, gue harap lo ngerti" berbeda dengan Sunghoon yang berbicara dengan nada membentak. Sebisa mungkin Jake berusaha berbicara lembut, tidak tega melihat adiknya yang ketakutan.

"kalian yang buat semuanya jadi rumit"

"NI-KI STOP, ngertiin perasaan gue, lo ngga tau gimana rasanya jadi seorang Sunghoon"

"lo juga ngga tau gimana rasanya hidup sebagai Jake, tolong ngerti Ki, semakin lo berusaha buat nyatuin kita, semakin lo nyakitin kita"

Ni-ki menggigit bibir bawahnya, mencoba menghalau sesak didada, Ingin sekali dirinya ikut menyuarakan isi hati. "kalian juga ngga tau gimana rasanya jadi seorang Ni-ki". Namun apa boleh buat, anak itu lebih memilih bungkam. Lebih memilih memendam semua rasa sakitnya dan bersikap seolah dirinya yang paling baik-baik saja.

Tanpa permisi Sunghoon melenggang pergi begitu saja, sembari menendang sebuah kursi hingga tergeletak mengenaskan, meninggalkan mereka dalam kebungkaman.

"maaf" Jake menepuk pundak adiknya pelan, kemudian ikut pergi memyusul Sunghoon. Meninggalkan Ni-ki yang hatinya sudah hancur berkeping-keping, entah bagaimana caranya ia memperbaiki hati itu nantinya. Rasanya sulit untuk bersikap seolah dia baik-baik saja. Namun dirinya juga sadar, bukan hanya ia yang sakit, semua saudaranya juga merasakan hal yang sama. Dia tidak boleh egois.

Dengan langkah pelan Ni-ki mendudukkan pantatnya disebuah kursi, melipat kedua tangannya diatas meja dan menelungkupkan wajahnya disana.

Perjuangannya selama 2 minggu musnah hanya dalam 10 menit. Uang jajannya yang selama 2 minggu ia kumpulkan semuanya terbuang sia-sia karna sifat kedua abangnya yang kekanak-kanakan. Dia mati-matian berusaha memesan ruang VIP agar mereka merasa nyaman.

"setidaknya hargain usaha gue bang, meskipun sedikit" lirih anak itu dalam hati.

Ni-ki sudah berusaha sebaik mungkin, namun apa yang dia dapat? Lagi dan lagi hanya kekecewaan, kehancuran, keputusasaan, rasa ingin menyerahpun kembali menyeruak memenuhi isi hatinya yang sudah remuk redam. Namun ia harus kuat, ini semua demi keluarganya.

Memeluk Atau Melepas✔ [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang