[24] Basket

2.5K 232 2
                                    

"Bfuh! Uhuk uhuk uhuk!"  

Ava langsung duduk terbungkuk dengan air yang menyembur keluar dari saluran pernapasannya. 

Varrel terduduk lega.

"Lo gak papa?" tanya Varrel cemas.

Dengan tenaga tersisa Ava berusaha mengangguk seraya menyeka dagunya.

Seketika Varrel mengepalkan tangan dengan rahang mengeras. Lelaki itu langsung berdiri menghampiri Vion.

"SINI LO ANJING!" 

Kerah Vion di tarik sampai di hadapan Ava. 

"Minta maaf lo sama Ava!" ucap Varrel bengis.

"Apaan sih lo ah!" Vion menepis tangan Varrel. Tidak terima diperlakukan seperti ini.

"Gue bilang, MINTA MAAF LO SAMA AVA!"

"EMANG LO SIAPA ANJRIT!"

Seketika ruang lenggang itu dipenuhi perdebatan antar dua lelaki yang sedang terendam amarah.

Ava yang tidak tahu apa-apa berusaha menggenggam tangan Varrel agar lelaki itu tenang. Percuma jika seperti ini, masalah tidak akan selesai.

Tapi Varrel tidak sekalipun menggubris. Lelaki itu malah menepis tangan Ava dengan kasar.

"Karena lo, Ava hampir mati tenggelam tau gak!" ketus Varrel.

"Kok gue sih!"

"LO KAN GAK KERJA!"

"Alay! Lagian sekarang dia udah gak kenapa-napa kan?" Vion mengangkat alis menantang. Siapapun yang melihat wajah itu pasti ingin langsung menaboknya.

Varrel mengepal tangannya erat.

"Dia cuman akting. Ya kali tenggelam bisa sampai——"

"Bilang apa lo?!" Tanpa ampun lagi Varrel menarik kerah seragam Vion.

Bukan Vion namanya kalau langsung takut. Dia malah terkekeh puas membuat lawan bicaranya ingin langsung mengentutkan bogeman.

"Kenapa? Gak terima cewek lo dikatain——"

Sudah tidak tahan lagi, tangan Varrel melayang untuk membuat hidangan bibir geprek Vion.

Tapi tangan Bira berhasil mencekalnya.

"Masih bocah udah berani. Kemana attitude lo?" 

Varrel menengok menatap Bira jengah. Tangannya yang berada pada kerah Vion terlepas atas paksaan Bira.

Vion langsung mengusap kerahnya jijik. Seakan tidak terima benang-benang seragamnya disentuh oleh tangan kotor Varrel!

"Emang kelahi nyelesaiin masalah?" 

Varrel mendengus seraya menarik tangannya ke posisi semula. Ada benarnya juga sih ucapan Bira.

"Gimana kita pakai cara lain?" 

Perkataan Bira itu membuat Vion menyenggol tangan Bira menyiratkan wajah 'Cara apa!'

"Basket," jawab Bira singkat menatap Varrel.

Seketika wajah Vion berbinar. "I think is good idea!"

"Kita tantang lo, pulang sekolah nanti tanding basket 2:2. Kalau kita kalah, kita akan minta maaf langsung ke Ava. Tapi kalau lo yang kalah—"

"GUE AKAN LANGSUNG HABISIN LO!" Gertak Vion dengan memamerkan kepalan tangannya. 

Fyi, Vion dan Bira adalah mantan kapten dan wakil kapen basket sekolah. Sampai sekarang pun mereka masih dikenal dengan gelar itu karena terlalu sering mengharumkan nama sekolah. Menurut mereka mudah saja mengalahkan bocah seperti Varrel ini. Secara Varrel terlihat lemah dan tuying.

PelukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang