[60] Untuk Apa Ava dilahirkan?

3.5K 334 68
                                    


"KENAPA RIBUT-RIB—KAMU! SIAPA KAMU?! NGAPAIN KALIAN?!" gertak Arzan dengan mata melotot. 

Varrel segera melepas pelukan dan menoleh ke belakang. Dia bersiap membuka mulut namun alarm jamnya membuatnya berhenti.

Sial! Sudah jam sepuluh!

Varrel mendengus. Terpaksa melompat keluar jendela. 

Maaf, Ava.

Jika saja waktu tidak menipis, Varrel berani bersumpah dia akan mati-matian membela Ava dan tidak membiarkan gadis itu tersakiti lagi oleh papanya.

"STOP! BERHENTI KAMU!" Arzan berusaha mengejar Varrel. Namun lelaki itu sudah duluan menghilang di balik balkon.

Arzan menggeram. Dia mengepalkan tangan kuat menatap Ava yang tengah menangis sesunggukkan sambil tertunduk. Tanpa basa-basi lagi pria itu langsung menarik kerah piyama Ava, menamparnya.

"MURAHAN! UDAH NGAPAIN AJA KAMU SAMA DIA?!"

Muka Ava yang terlempar ke kanan, masih diam dengan mata yang terpejam. Tanpa diberi tahu pun dia sadar jika Varrel sudah tidak ada di sini dan papanya yang sekarang menyerangnya.

"JAWAB PAPA!"

Ava tersenyum miring membuat Arzan bergidik. Perlahan Ava membuka mata, dan menatap tajam lelaki yang sedang memegang kerah bajunya.

Arzan melotot merasa tidak dihormati. "BERANI-BERANINYA KAMU—"

"TAMPAR LAGI PAH!" 

Teriakan Ava itu sukses membuat Arzan tergemap. Dia tidak pernah menyangka teriakan itu keluar dari mulut anaknya.

"AYO PAH! TAMPAR AVA LAGI SEPUASNYA! KOK DIAM?"

"BERANI-BERANINYA KAMU!" Arzan tambah mencengkram erat baju Ava. Bola matanya seakan ingin keluar saking murkanya.

"HAHAHAHAHAHAHA!" Tiba-tiba Ava tertawa hebat seperti tak memedulikan lagi amarah sang papa. "Berani? EMANG KENAPA PAH KALAU AVA BERANI? SALAH?!

"KAN SELAMA INI PAPA YANG NGAJARIN AVA SUPAYA JADI GINI!"

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Ava satunya.

Ava terkekeh. Menjilati setetes darah dari ujung bibirnya. 

"Lagi Pah, seru!"

Arzan terkejut. Perlakuan tidak biasa anaknya ini membuatnya jadi bingung harus melakukan apa.

"AAAAAAAAA! Ini apaansih ribut-ribut? Ganggu aja!" Leyna datang dengan pekikkannya sambil menutup telinga. Rambutnya di penuhi dengan roll. Nampaknya wanita itu habis melakukan rutinitasnya mencatok rambut.

Ava tersenyum kecut menatap mamanya. Dia menepis tangan Arzan lalu berjalan mendekati Leyna. "Kok Mama kesini? Emang Mama udah peduli sama Ava?"

Hap!

Ava berhasil menangkap tangan Mamanya yang hendak menampar pipinya.

Leyna melotot.

"Kenapa? Mama kaget Ava bisa gini?"

Leyna terdiam. Tidak mampu berkata-kata.

"Makanya, peduliin Ava dong. Supaya tahu perkembangan Ava sampai mana."

"Aw!" Leyna meringis saat cekalan Ava bertambah kuat "Lepasin Mama!"

"Gak akan Ava lepasin sebelum—"

"STOP SAKITIN MAMA KAMU!" Arzan menarik Ava kebelakang hingga membuat Ava tersungkur.

"Mama?" Ava berdiri. Tak memedulikan rasa sakit di tulang ekornya. "Emang dia Mama aku?

PelukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang