Taehyung terbangun di tengah malam, tepatnya jam 3 pagi. Tenggorokannya tiba-tiba saja meminta asupan air untuk dibasahi. Dengan perlahan, ia keluar dari kamarnya dan berjalan tergesa-gesa ke dapur.
Saat Melawati ruang tamu, ia melihat Seokjin yang duduk di sofa dengan tangan menopang kepala. Taehyung mendekat niatnya untuk menyapa, tapi saat ia mendengar isak tangis sang hyung akhirnya Taehyung mengurungkan niatnya itu. Ia memilih untuk memperhatikan apa yang terjadi dengan sang tertua dari jarak yang tidak terlalu dekat.
"Omma, mian. Aku memang sudah terlalu lelah, tapi aku tidak menyerah begitu saja. Ini impianku dan impian para adik-adikku." Suara Seokjin terdengar bergetar.
Taehyung yang berdiri di belakang lemari mengepalkan jari-jarinya kuat. Entah kenapa kalimat yang keluar dari mulut sang hyung membuat hatinya tertusuk. Ia tahu, ini semua berkaitan dengan komentar-komentar tajam dari pembenci Seokjin dan mengatas namakan diri sebagai Army.
Padahal jika mereka melihat secara langsung bagaimana perjuangan Seokjin sejak awal hingga sekarang kini, pasti mereka akan bertepuk tangan. Kim Seokjin adalah orang yang tidak pernah lelah dan tidak pernah malas untuk belajar. Seorang Seokjin adalah pekerja keras yang selalu latihan lebih di antara yang lain.
Kalau sudah menjadi pembenci selamanya akan menjadi pembenci dengan mencari-cari masalah kecil.
"Omma, jangan memintaku kembali. Jika aku kembali kepada kalian dan meninggalkan ke enam adikku di sini, apa yang akan terjadi pada mereka? Aku kuat, Omma."
Taehyung memejamkan matanya. Hyung-nya tidak pernah berubah sama sekali. Dari dulu hingga sekarang selalu memikirkan mereka bukan hanya memikirkan diri sendiri. Padahal jika Seokjin memilih mundur dari BTS, hidup sang hyung tidak akan kekurangan apa pun, secara orang tua dari hyung tertua mereka itu orang kaya. Seokjin sudah kaya sejak lahir dan tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkan uang untuk membiayai hidup.
Taehyung ingat betul saat pertama mereka debut, Kim Seokjin sering mengeluarkan uang banyak untuk membiayai mereka semua. Hyung yang tidak pernah pelit dan tidak membeda-bedakan mereka semua.
Lantas, kenapa hyung mereka itu dibenci? Kenapa CEO gila itu membuat seorang Seokjin dalam masalah yang sulit? Taehyung bingung bukan main.
"Iya, Omma. Aku akan makan yang banyak. Pasti!"
Taehyung semakin merapatkan tubuhnya di balik lemari saat Seokjin yang sudah selesai menelepon bangkit dari duduknya. Awalnya baik-baik saja, tapi tiba-tiba saja sang tertua oleng dan jatuh ke lantai.
"Hyung!" teriak Taehyung kuat dan mendekat pada Seokjin yang sudah pingsang.
"Namjoon Hyung, Seokjin Hyung pingsan!" teriak Taehyung lagi sembari menepuk-nepuk pipi Seokjin.
Tidak lama Namjoon tiba dengan langkah memburu. "Seokjin Hyung pingsan? Kenapa bisa? Kau berdebat dengannya?" tanya Namjoon sembari mengangkat tubuh Seokjin ke sofa. Sepertinya sang leader belum tidur sehingga terlalu cepat merespons teriakan Taehyung.
Taehyung menggeleng. "Tidak Hyung. Aku baru keluar dari kamar karena haus. Terus aku lihat Seokjin Hyung menelepon, tapi setelah itu tiba-tiba saja pingsang."
"Ada apa?" Suga yang keluar dari kamar bertanya. Ia mengucek matanya yang masih mengantuk lantaran sudah terlalu larut dan melotot tajam saat melihat Seokjin terbaring di sofa.
"Seokjin Hyung tiba-tiba pingsan." Namjoon menyahut.
Tidak lama, Jimin, Jungkook dan Hoseok keluar. Di sela mata mengantuk, mereka mengernyitkan kening melihat Seokjin yang terbaring lemas di sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/147145848-288-k983322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae (Jhope BTS)
FanfictionPERHATIAN! Follow sebelum baca. Diwajibkan vote dan komen ya! ** Cerita ini hanya fiktif semata. Hanya imajinasi author yang terlalu banyak mengkhayal. Cast's dan segala bentuk kesamaan adalah milik Bighit Entertainment. NB : Up setiap Selasa dan...