Bab 11√

760 99 64
                                    

Hoseok berdiri kaku di depan pintu yang tertutup rapat itu, tangannya enggan untuk membuka. Ada ribuan keraguan mendera hatinya sehingga terlalu berat untuk masuk ke dalam sana dan bertemu dengan seseorang yang mampu membuat dirinya menjadi iblis sesaat.

Entah sejak kapan ia sangat membenci pemimpin agensi Bighit itu. Yang jelas, setiap kali mendengar nama dan melihat wajah itu, emosi Hoseok langsung berada di atas ubun-ubun kepalanya dan siap untuk meledak kapan saja.

"Hyung." Sapaan seseorang yang mendera rungunya membuat Hoseok berpaling pada pemikiran berkecamuknya. Ia menatap Soobin salah satu member atau tepatnya leader TXT yang bernaung di agensi yang sama dengannya.

"Ah, hai." Hoseok mencoba ramah meskipun saat ini hatinya tidak seramah senyumnya yang terpatri indah di bibir.

"Hyung sedang apa?" tanya Soobin saat melihat Hoseok hanya mematung di depan pintu tanpa berniat masuk ke dalam.

"Sedang mencoba menjadi patung," canda Hoseok. Kekehan terdengar keluar dari bibirnya membuat Soobin melongo. Jujur humor itu tidak lucu sama sekali, malah terdengar garing.

"Hyung, humormu sungguh sangat tidak lucu," tukas Soobin. Namun, per sekian detik kemudian ia menutup mulutnya saat Hoseok menatap dengan datar. "Mianhae, Hyung."

Hoseok tersenyum. Mengacak rambut Soobin dengan gemas. " Aish ... it's oke, jangan terlalu kaku saat bersamaku. Hei, aku tidak akan menggigitmu seperti Yoongi Hyung."

Soobin spontan tertawa. Entah apa yang lucu? Hoseok bersyukur setidaknya junior-nya itu tidak kaku saat bersamanya. Hoseok benci hidup di antara ketegangan dan kekakuan.

"Kau mau ke mana?" tanya Hoseok. "Ke dalam?" Tunjuk Hoseok ke arah pintu yang ada di depannya.

Soobin menggeleng. "Tadinya mau mencari Yeonjun, tapi saat melihat Hyung mematung di depan pintu PD-nim, aku memutuskan untuk menyapa."

Hoseok mengangguk. "Begitukah?"

Kini giliran Soobin yang mengangguk. "Hyung, kalau begitu aku permisi dulu, mau lanjut mencari Yeonjun."

"Oke."

Hoseok kembali menatap pintu di depannya setelah Soobin menghilang dari pandangannya.

"Hoseok, clam down." Ia mencoba menenangkan diri.

Hoseok menarik napas dalam sebelum tangannya membuka pelan pintu di depannya.

"Kau sudah datang?"

Sambutan yang sangat menyebalkan saat Hoseok melewati pintu itu. Senyum penuh kemenangan terlihat jelas di wajah sang petinggi agensi.

"PD-nim menyambutku? Wah ... gomawo." Hoseok berucap dengan menggunakan bahasa informal. Rasa hormatnya telah menghilang sejak beberapa hari yang lalu.

"Duduklah. Aku punya kejutan untukmu." Petinggi agensi itu memutari meja menuju sofa yang terdapat di ruangannya. Dengan sangat berkuasa ia duduk bersila kaki.

Hoseok tidak menunggu lama, ia segera mendudukan dirinya di sofa kosong. Ia mencoba tersenyum, menampik tekanan yang ditunjukkan sang penguasa.

"Aku sungguh tidak sabar. Apa kejutannya menyenangkan?" tanya Hoseok. Jelas sekali jika ia sedang menantang atasannya.

Kekehan terdengar mendominasi ruangan kedap suara itu. "Tentu saja menyenangkan. Sampai kau akan menangis saat mendengarnya."

"Oh, aku tidak sabar. Apa itu?"

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang