Mianhae-Bab 24
Kim Seokjin kembali Ke dorm. Namja itu seolah tidak bisa pergi jauh dari adik-adiknya sehingga sekeras apa pun dirinya untuk menghindari masalah, dia tetap akan kembali ke tempat di mana ada hati dan tujuannya.
"Hyung, kau kembali?"
Itu suara Jhope. Namja dengan senyum secerah matahari itu tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika sejak tadi dia tidak bisa tidur sebelum sang hyung kembali ke dorm. Matanya dipaksa untuk terbuka meskipun sudah sangat ingin tidur.
Ya, Jung Hoseok menunggu Kim Seokjin kembali.
Seokjin mengangguk meskipun tidak mengeluarkan suaranya. Namja berbahu lebar itu memilih langsung ke dapur untuk meneguk air lantaran tenggorokannya sudah terlalu kering. Dia juga lapar bukan main. Dia keluar dari dorm tanpa mengisi perut dan itu berlanjut hingga jam satu malam, dan entah alasan apa memilih tidak singgah ke kedai mie untuk mengisi perutnya yang kelaparan.
Jhope mengikuti langkah sang hyung ke dapur. Meskipun saat ini ada rasa ragu menghantui dirinya, tapi karena sudah berjanji kepada tiga maknae itu untuk menyelesaikan masalah yang ada tanpa membuatnya berlarut-larut. Memilih memaksakan diri untuk menceritakan sebenarnya kepada sang tertua walau hasilnya tidak tentu. Namun, apa pun hasilnya nanti, ia akan menerima dengan lapang dada.
"Hyung, a-aku ingin berbicara sebentar. Hyung memiliki waktu?" Jhope sempat menghela napas gusar dan berharap Seokjin berbaik hati padanya malam ini.
"Katakan saja. Aku tidak punya banyak waktu jika yang kau katakan hanya bualan semata."
Jhope menelan salivanya susah payah.
"Hyung, aku ingin membahas soal kesalahpahaman di antara kita." Kata Jhope.
Seokjin yang hendak memasukkan kimbab ke mulut terurungkan lantaran kalimat Jhope barusan.
Salah paham? Hah! Sangat lucu.
Seokjin menoleh kepada dongsaeng-nya itu. "Hyung harap, kamu memiliki penjelasan yang masuk akal dan alasan yang tidak bertele-tele."
Jhope mengangguk. Ia sangat yakin lantaran memang dirinya tidak berbohong sama sekali soal alasan di balik kesalahpahaman itu.
"Hyung. Aku tidak memiliki niat menyingkirkan Hyung sama sekali."
"Bisa kau langsung pada intinya saja?" sela Seokjin.
"Dengarkan aku dulu, Hyung." Jung Hoseok menatap penuh kepada Kim Seokjin. "Aku juga tidak bekerjasama dengan PD-Nim untuk membuat Hyung tersingkir dari grup. Bagaimana aku menyingkirkan Hyung jika Hyung adalah keluarga bagiku." Jhope menjeda kalimatnya sejenak. "Semua ini adalah rencana PD-Nim. Dia sengaja membuat Hyung kehilangan bagian dan membuat gosip serta hal lain supaya Hyung membenciku. Aku gak tahu sebenarnya tujuannya apa."
Jhope tidak tahu arti mimik wajah yang Seokjin tunjukkan saat ini. Entah kenapa dia berharap itu adalah pertanda baik.
"Awalnya aku pikir niat dia untuk menyingkirkan Hyung semata, sehingga aku berjuang keras untuk mempertahankan dan menolak apa yang dia minta dariku."
"Lalu?" tanya Seokjin cepat.
"Beberapa waktu lalu, dia mengatakan jika sebenarnya tujuannya adalah menyingkirkan aku. Namun, makin ke sini terlihat seperti alasan saja menyingkirkan diriku semata. Dia seolah ingin menghancurkan BTS agar tidak ada lagi."
Kim Seokjin tidak menyahut atau menyanggah penjelasan itu. Kepalanya berputar-putar karena masalah ini. Terlalu rumit hingga ia pernah memikirkan untuk bunuh diri.
"Hyung, aku tidak bohong soal ini semua. Jimin, V dan Jungkook tahu kebenarannya begitu juga dengan Sejin Hyung."
Seokjin tersenyum kecut.
Apa hanya dia yang tidak tahu menahu?
"Hyung. Mungkin Hyung tidak percaya apa yang aku katakan, tapi kenyataannya begitu. Aku yakin, tujuan utamanya itu adalah menghancurkan BTS bukan menghancurkan satu orang. Ya, walau ketiga maknae itu memikirkan alasan yang berbeda-beda."
Seokjin mengusap wajahnya frustrasi. "Oke, anggap saja aku percaya atas apa yang kamu katakan. Lantas kenapa baru sekarang kau mengatakan ini kepada hyung-mu? Atau ... jangan-jangan ini hanya alasan pembelaan semata!"
Jhope menggeleng. "Jika alasan pembelaan, mana mungkin seperti ini jawabannya."
"Seberapa banyak yang tidak aku ketahui tentang ini semua?" Pada akhirnya, Seokjin mencoba meyakini penjelasan sang adik. Menerima kenyataan dan mencoba memupuk rasa percayanya lagi.
"Aku sudah memberitahukan semuanya ke Hyung garis besarnya permasalahnnya." Mimik wajah Jhope penuh dengan rasa bersalah dan penyesalan. "Hyung, aku mohon ... percayalah kepadaku dan bantu aku untuk ini. Jangan memikirkan untuk berhenti. Jika Hyung berhenti, aku yakin si tua bangka itu senang karena berhasil menjatuhkan satu orang dari tujuh bersaudara. Dan dia juga pasti senang, karena seorang Jhope nantinya menjadi kambing hitam lalu dia aman tentram."
"Berapa persen kebenaran dan kebohongan dalam omongan kamu barusan?" Kim Seokjin bersandar pada lemari es.
Jhope menitikkan air mata. "Aku tidak menyelipkan kebohongan, Hyung. Percayalah kepadaku. Aku mohon!"
Seokjin kembali mengusap wajahnya secara frutrasi. "Kau tahu, Jhope. Di sisi lain, aku tidak percaya omongan yang keluar dari mulutmu barusan, akan tetapi sisi lain dalam hatiku mengatakan jika aku harus percaya karena seorang Jhope tidak mungkin menghancurkan hyung-nya begitu saja."
Jhope memejamkan matanya dan berharap seorang Kim Seokjin yang dirinya kagumi bisa menerima alasannya dan percaya padanya.
Seokjin menghela napas.
"Karena kau adalah dongsaeng-ku, maka aku percaya padamu." Kim Seokjin tersenyum.
Jhope memeluk Jin erat. Ia percaya dengan persaudaraan mereka dan kepercayaannya itu membuahkan hasil.
"Hyung, Mian!"
Seokjin mengangguk. "Ayo melawan bersama dan mempertahankan BTS bersama. Apa pun alasannya, kita harus bisa menunjukkan pada Pak Tua itu bahwasanya kita bisa bertahan. Bukankah kita sudah melakukannya sejak awal debut?"
Jhope mengiyakan dengan mengangguk.
"Hyung, gomawo."
Seokjin hanya bisa mengelus punggung Jung Hoseok dengan lembut.
Jujur, hati seorang Kim Seokjin membaik karena kejujuran seorang Jhope.
"Jangan menutup apa pun dari kami. Kita bertujuh itu saudara! Semua bukan hanya beban di pundak kamu, tapi kita."
"Gomawo, Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae (Jhope BTS)
FanfictionPERHATIAN! Follow sebelum baca. Diwajibkan vote dan komen ya! ** Cerita ini hanya fiktif semata. Hanya imajinasi author yang terlalu banyak mengkhayal. Cast's dan segala bentuk kesamaan adalah milik Bighit Entertainment. NB : Up setiap Selasa dan...