Bab 9 √

737 110 45
                                    

"Hyung, kenapa nampan itu kau bawa keluar lagi?"

Namjoon yang berpapasan dengan Seokjin tepat di depan kamarnya bertanya penuh kebingungan. Nampan yang berisi makanan sebagai sarapan untuk Taehyung itu kembali dibawa Seokjin keluar dan belum tersentuh sama sekali.

"Tae tidak ada di kamar," ucap Seokjin dengan raut khawatir.

"Serius?" tanya Namjoon tidak percaya.

Ia masuk ke dalam kamar. Beberapa detik berikutnya ia keluar dengan raut khawatir seperti yang ditampilkan Seokjin.

"Ke mana dia?"

Seokjin mendengkus pelan mendengar pertanyaan Namjoon. Dia sendiri tidak tahu ke mana Taehyung pergi. Namja yang memiliki senyum kotak itu tidak biasanya pergi tanpa pamit.

Lalu?

"Hyung, sebaiknya kita telepon saja," usul Namjoon. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana tapi perkataan Seokjin membuatnya kembali memasukkan ponselnya ke tempat semula.

"Percuma. Tae tidak membawa ponsel." Seokjin menunjukkan ponsel Taehyung yang ada padanya. "Ia meninggalkan ponselnya di atas nakas."

Namjoon mengusap wajahnya disertai hela napas kasar. Bukan karena ia kesal akan tindakan Taehyung yang pergi tanpa pamit, tapi permasalahannya adalah mereka harus siap-siap sesegera mungkin, karena jemputan sebentar lagi datang. 

Dan Taehyung? Jika seperti ini, manajer mereka bisa saja marah besar karena mengulur waktu.

"Menurut Hyung bagaimana?"

Seokjin berpikir sebentar. "Kita beritahu yang lain. Waktu kita sekitar empat puluh menit lagi. Kita sempatkan untuk mencari Taehyung. Mungkin dia berada di taman dekat sini," saran Seokjin.

Namjoon mengangguk. Sang leader berjalan menuju ruang tamu untuk memberitahu pada yang lain sedang Seokjin memilih menuju dapur untuk menyimpan makanan yang seharusnya untuk Taehyung.

****

"Hyung, aku tidak menemukan Tae di mana pun." Jimin melapor pada Seokjin yang hendak masuk ke dalam dorm mereka.

"Hyung juga tidak menemukannya di sekitar apartemen, bahkan hyung sudah menelusuri sudut-sudut jalan tapi Tae tidak ada." Seokjin juga memberitahu hasil pencariannya yang nihil.

Jimin membuka pintu apartemen setelah memasukan password. "Kita tunggu yang lain saja, Hyung. Mungkin mereka membawa kabar baik."

Seokjin mengangguk setuju. Berjalan di belakang Jimin. Ia mengusap wajahnya frustrasi. Pikirannya kembali melayang pada saat sarapan tadi. Ia mulai mengingat-ingat apakah ia melakukan satu kesalahan kepada dongsaeng–nya itu sehingga kabur dari dorm? Sialnya Seokjin tidak menemukan tindakannya yang mampu merusak pagi seorang Taehyung.

Tidak mungkin Taehyung kabur hanya karena ancaman spatula milik Seokjin, 'kan?

"Jimin," panggil Seokjin. Ia mendaratkan tubuhnya di sofa kosong tepat di samping Jimin.

"Ada apa, Hyung?" Jimin bertanya tanpa menatap Seokjin.

"Apa Tae marah pada hyung sehingga ia kabur?"

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang