“Kau terlihat berbeda, Seokjin.” Bang Si Hyuk bertanya karena menurutnya Kim Seokjin berbeda di matanya.
“Aku mewarnai rambutku, PD-Nim.”
Bang Si Hyuk menggeleng. “Bukan masalah rambut yang kau warnai, tapi kau terlihat kurus dari sebelumnya.”
Kening Seokjin mengerut. “PD-Nim memperhatikanku selama ini?”
Bang Si Hyuk mengangguk. “Aku memperhatikan kalian semua, bahkan adik-adik kalian di perusahaan ini.”
Kim Seokjin tersenyum sendu. “Kenapa?”
Pertanyaan Kim Seokjin membuat Si Hyuk menautkan alisnya.
“Kenapa PD-Nim memperhatikan kami padahal PD-Nim bukan lagi atasan kami.”
Helaan napas Si Hyuk terdengar. “Itu karena kalian bukan mesin pencari uang, tapi karena kalian bagiku adalah keluarga. Aku memperhatikan kalian walau tidak sesempurna dulu.”
Air mata Kim Seokjin jatuh. “Kalau PD-Nim menganggap kami keluarga, kenapa PD-Nim tidak datang menyelamatkan kami dari ketidakadilan yang kami alami? Kenapa PD-Nim diam saja dan hanya menjadi penonton?!”
Si Hyuk terdiam.
“PD-Nim tau? Kami seperti mesin pencari uang untuk perusahaan. Kami dipaksa harus kuat dan lebih lagi, kami perlahan dihancurkan secara seperti ini.”
Bang Si Hyuk menghela napas kasar. “Kau tau semuanya?”
Kim Seokjin mengangguk. “Hoseok menjelaskan semuanya ke aku soal si Tua bangka itu. Bagaimana dia memorak-porandakan kami bertujuh?”
Si Hyuk memejamkan mata. “Maafkan aku, Seokjin. Aku bukan tidak ingin melakukan apa pun , hanya saja terlalu terbatas dengan posisiku yang sekarang.”
Seokjin menghapus air matanya. “Lantas kenapa PD-Nim memanggilku ke sini? Apa yang ingin PD-Nim bicarakan?”
“Aku hanya ingin melihatmu. Memastikan kau baik-baik saja.”
“Hanya itu?” tanya Seokjin. Dia hampir saja berdiri dari duduknya karena merasa apa yang dibahas tidak menghasilkan solusi sama sekali.
“Tidak! Aku juga ingin membahas hal lain yang aku yakini kau mampu melakukannya.”
Kening Kim Seokjin mengerut. “Kenapa PD-Nim yakin sekali kalau aku mampu melakukannya?”
Si Hyuk tertawa mendengar kalimat yang dilontarkan Seokjin balik.
“Kenapa PD-Nim tertawa?” Seokjin bingung.
“Kau sangat lucu jika sudah bertingkah seperti itu, Seokjinie.”
Seokjin mengerutkan alisnya. “Jangan membuatku bingung, PD-Nim.”
“Kau itu sangat teguh pada pendirian! Kalau kau tidak suka maka akan kau katakan tidak suka! Kau bahkan melawan aturan yang bighit berikan selam ini. Dan itu kau lakukan sejak aku jadi atasanmu hingga kini.”
Seokjin membulatkan bibirnya. “Ah, soal ... larangan adalah perintah dan peraturan ada untuk dilanggar?”
Si Hyuk mengangguk.
“Apa rencana PD-Nim?” tanya Seokjin penasaran.
“Mungkin ini terdengar kekanak-kanakan atau seperti bukan prinsip kita selama ini, tapi jika itu mampu mengatasi semuanya, kenapa kita tidak mencoba.”
“Jangan berbelit, PD-Nim!” Seokjin gusar menunggu apa yang mantan atasannya itu katakan.
Si Hyuk menarik napas pelan lalu fokus kepada Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae (Jhope BTS)
FanfictionPERHATIAN! Follow sebelum baca. Diwajibkan vote dan komen ya! ** Cerita ini hanya fiktif semata. Hanya imajinasi author yang terlalu banyak mengkhayal. Cast's dan segala bentuk kesamaan adalah milik Bighit Entertainment. NB : Up setiap Selasa dan...