Bab 15 √

523 83 28
                                    

Dua orang namja berbeda usia itu terlihat mengeraskan rahang. Tidak! Bukan karena mereka saling adu argumen satu sama lain, melainkan karena keduanya sedang dihadapkan pada sesuatu hal yang menguras kinerja otak dan otot.

Mereka adalah Hoseok dan Manajer Sejin. Bagaimana keduanya tidak emosi? Orang yang berada di dalam ruangan itu mengunci pintu tanpa memberi mereka izin masuk. Kata pengawal yang menjaga pintu, CEO sialan itu sedang ada rapat jadi tidak bisa diganggu.

Hoseok ingin sekali mendobrak pintu itu dan mengumpat setengah mati. Namun, karena Sejin menahan maka ia pun mencoba meredam.

"Kita kembali ke dorm dulu. Kita bahas di sana." Sejin menarik tangan Hoseok yang masih tidak rela pergi dari depan ruangan CEO itu.

Ada sengatan listrik tepat di hatinya, sehingga  air mata tumpah tanpa diberi aba-aba.

Penyesalan? Ya, ada sedikit rasa penyesalan. Harusnya ia lebih hati-hati saat namja tua itu menganacam. Seharusnya tidak boleh ia disepelekan begitu saja.

Selama perjalanan pulang, Hoseok lebih banyak diam. Memejam mata sembari mendengar lagu spring day yang begitu merdu dan menguras emosi. Lagu yang setiap bagian-bagian memiliki arti mendalam.

Hoseok meremas dadanya. Kenapa rasa sakit begitu hebat menancap di hatinya? Kenapa seperti ini? Kenapa persaudaran yang terjalin malah diuji sedemikian keji?

Ini masih awal, Hoseok tahu itu. Akan ada kejadian-kejadian lebih mengerikan lagi dari gosip sialan itu.

"Seoki, kita sudah sampai." Sejin mengguncang pelan bahu Hoseok. Manajer itu tidak ingin membuat anak asuhnya terperanjak kaget.

Hoseok membuka mata. Sejurus langsung membuka pintu mobil dan berlalu tergesa-gesa.

Sejin mengikuti dari belakang. "Seoki." panggilan itu bahkan diabaikan oleh Hoseok.

****

Hoseok menekan password dorm dengan terburu-buru. Berlari kecil setelah berhasil membuka pintunya. Tujuan utamanya mencari keberadaan Seokjin.

"Hyung, ada apa? Kenapa kau terlihat sangat kusut?" Jungkook yang baru datang dari dapur bertanya penuh kebingungan. Penampilan Hoseok memang diluar kata baik-baik saja.

Hoseok menghembuskan napas kasar sebelum menjawab pertanyaan Jungkook.

"Apa Jin Hyung sudah kembali? Bagaimana keadaannya?" Pertanyaan beruntun mendera Jungkook.

Jungkook mengangguk. "Jin Hyung di kamar bersama Tae Hyung."

Hoseok bernapas lega. Langkahnya hendak ke kamar Seokjin, tapi terhalangi oleh tangan Jungkook.

"Hyung, aku benar bukan?"

Hoseok mengerutkan keningnya.

"Soal dalang di balik gosip sialan ini. Namja tua itu yang mengatur semuanya, bukan?"

Jujur, Hoseok juga memiliki pemikiran yang sama seperti Jungkook. Hanya saja ia belum berani untuk menuduh begitu saja. Setidaknya ia butuh bukti yang menyudutkan si CEO.

Ingatkan Hoseok untuk mencarinya dalam waktu dekat.

"Kookie."

"Ya."

"Jujur, hyung belum bisa memutuskan hal ini. Apakah CEO itu dalang di balik kisah buruk ini atau orang lain? Tapi Hyung punya satu permintaan kepadamu, bisakah kau membantu hyung untuk tetap berada di samping Jin Hyung?"

Tanpa berpikir panjang Jungkook mengangguk. Gigi kelincinya tanpak begitu saja ketika ia tersenyum. Sangat manis!

Senyum Hoseok juga terbentuk. Ia mengelus pucuk kepala itu dengan lembut. Setelah itu memilih ke kamar Seokjin. Ia ingin melihat apakah hyung tertua itu baik-baik saja atau tidak.

"Seokjin Hyung!" pekik Hoseok sembari membuka pintu begitu kuat.

Seokjin yang sedang membaringkan tubuhnya tersentak kaget, begitu juga dengan Taehyung yang terduduk di pinggir ranjang empuk Seokjin.

Taehyung mendecik kesal saat melihat Hoseok yang bertingkah sangat buruk.

"Hyung, apa kau tidak punya sopan santun lagi?" tanya Taehyung datar.

Hoseok tidak menyahut dan tidak mau peduli.

"Jin Hyung, apa kau baik-baik saja?" Hoseok memposisikan tubuhnya di samping Seokjin yang baru saja bersandar di kepala ranjang.

Seokjin mengangguk. "Aku baik-baik saja."

Hoseok tahu itu bohong. Karena di mata indah itu ada satu luka yang mendalam.

"Aku akan menemui PD-nim esok pagi. Semoga saja ia memiliki solusi lebih baik," ucap Hoseok berusaha meyakini Seokjin dan Taehyung.

"Itu tidak akan berhasil, Hyung. Lagian, Namjoon Hyung dan Jimin Hyung sudah menghubungi Kai Hyung dan sekarang meraka sedang bertemu untuk membahas masalah ini. Kai Hyung dan member EXO lainnya setuju untuk membantu dan menyelesaikan masalah ini." Taehyung berucap tanpa menatap pada Hoseok.

Bukan maksud Taehyung berperilaku tidak sopan pada Hoseok. Hanya saja, ia ingin namja itu lebih jujur pada mereka tentang apa yang terjadi hingga bisa menyelesaikan masalah yang terjadi secara bersamaan.

Hoseok memandang lesu pada Taehyung lalu kepada Seokjin. Ada duri yang menancap begitu tajam di hatinya. Ia tidak menyalahkan Taehyung karena bersikap kurang sopan padanya, tapi lagi-lagi ada saja yang perih di ulu hati setiap mata yang biasanya bersahabat itu menatapnya seolah penuh benci.

"Kalau begitu aku ke kamar dulu. Jin Hyung, mianhae!"

Hoseok meninggalkan kamar Seokjin. Air mata mendesak ingin keluar, tapi dengan sekuat tenaga ia berusaha menahannya.

Ia tidak akan jatuh meskipun ribuan luka menghantam dirinya. Keyakinannya untuk tetap berdiri bersama teman-temannya tanpa ada air mata sangat kuat. Sekuat mimpi yang selama ini mereka junjung tinggi.

Memperkenalkan musik mereka hingga ke seluruh dunia.

"Hyung, apa kau sudah menemui Jin Hyung?" Lagi Hoseok bertemu dengan Jungkook. Dan kali ini bocah itu baru saja keluar dari kamar Hoseok dan Jimin.

Apa yang bocah kelinci itu lakukan di sana?

"Aku mengambil baju yang kemarin dipinjam Jimin Hyung." Jungkook menunjukkan baju yang terlipat rapi kepada Hoseok sebelum sang tertua bertanya.

Hoseok mengulum senyum. "Ya sudah, kembali ke kamarmu. Hyung mau istirahat."

Jungkook mengangguk.

"Kookie, apa kau melihat Sejin Hyung?" tanya Hoseok setelah mengingat jika ia pulang bersama Sejin, tapi meninggalkannya di area parkir.

"Sejin Hyung ada di kamar yang biasa ia tempati," jawab Jungkook.

Hoseok mengangguk mengerti. Masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu dari dalam.

Membanting tubuh di atas ranjang memejamkan mata. Namun, percayalah ia tidak tidur sedikit pun.

*****

Mian, part 15 agak sedikit pendek. Anggap saja dulu sebagai pemanasan.

Jangan lupa vote dan coment, ya.

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang