Bab 21 √

222 47 32
                                    

Seokjin terbangun.

Ia menatap ke samping dan helaan napas pelan terdengar saat menyadari ada Yoongi yang tertidur dengan posisi tengkurap. Sungguh tidak nyaman sebenarnya, apalagi Yoongi tidur dengan tangan tertimpa tubuh sendiri.

Jam berapa sekarang?

Jin menoleh pada jam digital yang ada di kamarnya, ya ... waktu sudah menunjuk pada sore hari.

Ia memejam mata sesaat. Kenapa bisa tidak sadar dengan sekitarnya? Berapa lama ia tertidur?

Atau ....

Tidak! Bukan tidur melainkan pingsan.

Seokjin memilih turun dari tempat tidur lantas  berjalan pelan ke pintu untuk keluar.

Sepi!

Hal yang menyambutnya ketika  berada di luar kamarnya. Tak tampakn tiga maknae line yang biasanya ribut karena hal sepele. Tidak ada tingkah absurd dari V. Jin berpikir positif, mungkin saja lelah dan mereka memilih ke kamar untuk istirahat.

Seokjin melangkahkan kakinya menuju dapur. Mungkin ia bisa menemukan Namjoon di sana.

Ya, walau Namjoon tidak terbiasa memasak, tidak salah berada di dapur, kan? Nyatanya, ia menemukan sang dongsaeng  di sana, walau sedikit aneh, lantaran Namjoon yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon dengan mimik serius, khawatir dan tentu saja ada gurat kemarahan di sana.

"Hyung, bagaimana pun caranya, berita itu jangan sampai Seokjin Hyung melihatnya. Dia itu sudah terlalu banyak tekanan batin karena haters, masa harus kita biarkan diserang lagi oleh PD-Nim."

Seokjin blank seketika. Berita apa? Diserang oleh PD-Nim? Maksdunya apa? Seokjin segera menarik telepon dari tangan Namjoon.

Namjoon kaget. Dia hendak memaki, akan tetapi saat tahu yang melakukan itu adalah Kim Seokjin, ia hanya bisa pasrah. Seokjin jika sudah marah, maka auranya sangat mengerikan. Dia lebih mengerikan dari Yoongi.

Itulah yang sebenarnya tentang Kim Seokjin.

"H-Hyung," cicit Namjoon takut-takut.

Seokjin mematikan sambungan telepon tanpa melihat siapa yang sedang berbicara dengan Namjoon itu melalui telepon.

"Berita apa itu? Apa yang kamu sembunyikan dari aku, Namjoonie?" tanya Seokjin datar.

Namjoon tidak mampu menatap mata terluka milik Kim Seokjin itu. Selain tatapan mata terluka ada rasa kecewa sekaligus  penuh pertanyaan terselip di sana.

"Hyung, aku—"

"Kau menyuruh orang untuk menghapus berita tentang Hyung supaya Hyung  tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di kuar sana, kan? Aku yakin, ini bukan hanya sekedar tentang haters. Pasti lebih dari itu, Namjoonie." Seokjin membuka berita online melalui ponsel Namjoon dan seketika seokjin mengepalkan jari-jarinya.

Diam sesaat lalu mengembalikan ponsel itu ke Namjoon.

"Hyung!"  teriak Namjoon saat melihat hyung-nya itu keluar dari dorm. "Hyung, mau ke mana?" Namjoon mengejar Kim Seokjin, akan tetapi langkahnya terhenti saat namja itu mengatakan sesuatu.

"Jangan ikuti aku atau kau akan melihatku pulang ke rumahku tanpa kembali lagi ke sini."

Deg

Namjoon tidak ingin itu. Dia dan yang lain sedang berusaha mempertahankan Seokjin, bagaimana bisa ia membiarkan hyung-nya itu pergi? Itu sama saja mereka mendukung PD-Nim yang tidak waras itu.

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang