Bab 4 √

1K 142 88
                                    

PERHATIAN!

Cerita ini hanya fiktif semata. Hanya imajinasi author yang terlalu banyak mengkhayal. Cast's dan segala bentuk kesamaan adalah milik Bighit Entertainment.

|Salam manis|
Calon masa depan Kim Seok Jin

————

Hoseok membenarkan letak kacamata yang hampir merosok dari batang hidungnya. Merenggangkan otot lengan dan juga otot leher yang terasa kaku. Ternyata duduk berjam-jam di kursi tanpa pergerakan membuat seluruh tubuhnya terasa sakit.

Hanya jari-jarinya yang lihai menari di atas tombol-tombol segi empat yang ukurannya bisa dibilang kecil layak potongan cokelat manis yang menggugah selera. Bahkan untuk makan siang saja, ia memilih menetap di dalam kamarnya tanpa berniat keluar.

Untung saja hyung tertua grup mereka begitu peduli dan perhatian. Seokjin, dengan begitu sabarnya menyiapkan makan siang untuk Hoseok, lalu menyuruh Jimin untuk mengantarkan ke kamar.

Jika ditanya apa yang dikerjakan Hoseok, maka jawabannya adalah 'tidak tahu'. Member lain sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan seorang Hoseok di dalam kamar berjam-jam. Namja yang memiliki senyum secerah mentari itu tidak memberi tahu sama sekali meskipun dibujuk dengan berbagai macam rayuan. Ia bahkan dengan sangat gigihnya mengusir Jimin dari kamar, padahal namja yang tingginya tidak terlalu itu sangat ingin merebahkan tubuhnya di ranjang empuk.

Dan ujung-ujungnya Jimin harus rela menumpang di kamar Seokjin dan Yoongi.

"Cahh, selesai juga." Sudut bibir Hoseok membentuk segaris senyum puas. Ia menatap hasil kerjaannya di layar monitor dan binar bahagia terpancar di matanya.

"Aku harap ini bisa membantu. PD-nim harus melihat ini, dengan begitu ia bisa menarik keputusan sepihaknya." Hoseok bergumam pelan.

Ia melepas Flashdisk dari laptop dan menyimpannya di laci. Lalu memilih keluar dari kamar. Saat ini perutnya sudah ingin diisi karena memang waktunya untuk makan malam. Dan ia ingin makan malam bersama member lainnya.

Hal yang pertama yang ia lihat saat kakinya menapaki lantai ruang tamu adalah Jungkook yang tertidur telungkup di sofa dan Yoongi yang tertidur di lantai dengan mulut menganga lebar.

Spontan Hoseok menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua manusia yang umurnya berbeda jauh itu.

"Hmmm ...." Jungkook bergumam dalam tidurnya, membalikkan tubuhnya untuk mencari posisi ternyaman, dan hampir saja bocah itu terjatuh.

"Kooki ...." Hoseok dengan sigap menahan tubuh Jungkook yang hampir terjatuh dari sofa. Ia membetulkan posisi Jungkook, agar bocah bergigi kelinci itu lebih nyaman lagi untuk tidur.

"Kau benar-benar menggemaskan." Tangan Hoseok mendarat di kepala Jungkook. Tersenyum lembut seraya mengelus rambut halus layaknya sutera. "Kau terlihat dewasa tapi sebenarnya kau hanyalah bocah kecil yang sangat cengeng."

Kalimat itu begitu lancar keluar dari mulut Hoseok. Kalimat yang terdengar seperti bisikan angin sepoi yang melewati dahan kering.

Dan entah kenapa kalimat itu mampu membuat mata indah seorang Hoseok meneteskan cairan bening. Seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya begitu tajam. Seolah ribuan duri tertanam tanpa jarak di sana, menggerogoti hingga membuat luka tanpa kasat mata tetapi begitu perih.

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang