Bab 12 √

849 94 75
                                    

"Hyung, boleh aku bertanya?"

Hoseok menatap Seokjin yang tengah duduk sembari menikmati cemilan malamnya.

Dasar tukang makan! Itu pemikiran Hoseok. Bagaimana seorang visual begitu menggilai yang namanya makan? Dan gilanya lagi, meskipun doyan makan, sang tertua tetap memiliki tubuh yang luar biasa menggoyangkan iman para penggemar di luar sana.

"Hyung, kau mendengar ucapanku, 'kan?"

Seokjin menghentikan pergerakan tangannya yang mencomot cemilan. Ia mengangguk antusias bersamaan dengan senyum manisnya yang terlukis indah.

"Mau tanya soal apa? Soal kenapa Hyung bisa setampan ini?" Seokjin menggoda Hoseok. Tingkah kepercayaan dirinya mulai melewati batas tertentu. Dan Hoseok ingin sekali memukul kepala Seokjin seandainya saja ia lebih tua dari namja berbahu lebar.

"Hyung, kau menyebalkan," gerutu Hoseok.

Seokjin terkekeh mendengar gerutukan Hoseok. Ia memutar tubuhnya menghadap Hoseok. "Oke, sekarang tanyakan apa yang ingin kau tanyakan kepadaku," ucap Seokjin serius.

Kini giliran Hoseok yang mengangguk. Ia mengedarkan pandangannya di seluruh ruang tamu. Sepi dan sunyi! Hanya mereka berdua yang ada di ruang tamu. Taehyung dan Jimin sedang ke supermarket membeli keperluan dapur. Tadinya Seokjin yang ingin pergi bersama Jimin tapi Taehyung begitu ngotot ingin menemani Jimin. Dan alhasil, Seokjin mengalah.

Namjoon sedang berada di studio miliknya bersama Yoongi. Yah ... biasalah, para penulis lagu yang luar biasa. Lalu di mana Jungkook? Bocah bergigi kelinci itu kini tengah melawan rasa kantuknya dengan cara bermain game di kamar.

Apa itu mempan? Entahlah. Yang jelas, bocah itu pasti tertidur dalam keadaan mengerikan. Pasti!

"Hyung ...."

"Ne," sahut Seokjin.

"Lupakan saja." Hoseok memainkan tangannya di udara seolah tengah menepis serangan dari seseorang yang hendak memukulnya.

Seokjin mendelik sebal. Ia sudah terlalu siap untuk menjawab pertanyaan apa pun yang dilontarkan Hoseok. Namun, si pemilik senyum secerah mentari itu dengan seenak jidat mengatakan 'lupakan'.

"Kau ingin mempermainkan hyung-mu ini? Kau mau jatah makanmu untuk Taehyung dan juga untuk Jungkook?"

Hoseok melotot tajam. Bukan karena ia marah tetapi karena tidak percaya dengan ancaman Seokjin. Bagaimana mungkin ia rela memberi jatah makannya untuk dua bocah yang selalu adu argumen saat bersama?

"Hyung, kau tega," protes Hoseok. Ia memasang wajah imut pada Seokjin.

"Aku bahkan bisa lebih tega dari itu. Aku bisa saja menendangmu keluar dari dorm malam ini jika saja aku mau," tukas Seokjin dengan wajah datar. Reflek Hoseok mengubah mimik wajahnya menjadi biasa. Entah kenapa ucapan Seokjin seperti pisau yang menancap tepat di ulu hatinya.

Hoseok tahu, itu hanya kalimat candaan. Seokjin tidak pernah benar-benar mengatakan itu dari hatinya, tetapi tetap saja mampu membuat Hoseok merasa gamang.

"Seoki, aku bercanda. Kau tahu aku, 'kan?" Seokjin panik saat Hoseok hanya diam. Bahkan mimik wajah itu terlalu sulit untuk ditebak saat ini.

Melihat Seokjin yang panik, Hoseok segera memperbaiki ekspresinya. Ia tersenyum membuat matanya menyipit persis seperti saat Jimin tersenyum.

"Hyung, jangan panik. Aku juga bercanda."

Seokjin menjitak kepala Hoseok sedikit kuat. "Kau—"

Mianhae (Jhope BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang