Bagian 6

5K 809 19
                                    

Aku bisa melihat betapa bahagianya para murid hari ini. Mereka tidak henti-hentinya membicarakan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi di Hogsmeade nanti, tapi menurutku ini tidak ada apa-apanya. Apalagi Harry tidak bisa pergi. Aku tidak peduli, hanya saja, Harry terlihat menyedihkan daripada yang kukira.

"Ingat, kunjungan ke Hogsmeade ini adalah hak yang paling istimewa." Profesor McGonagall berkata dengan suara tegas, disampingnya ada Filch yang siap untuk menerima perkamen berisi tanda tangan orangtua murid. "Jika perilaku kalian tampak buruk bagi sekolah, dengan cara apapun hak istimewa itu tak akan diberikan lagi."

"Tak ada formulir izin yang di tanda tangani. Tak ada kunjungan ke desa. Itu aturannya, Potter." kata Profesor McGonagall ketika Harry mendatanginya membawa perkamen yang tidak berisi tanda tangan.

"Murid-murid yang mendapat izin, ikut aku." kata Filch dengan suara parau, berjalan menuju kerumunan anak-anak.

Aku tersenyum tipis ketika Harry berjalan ke arahku, Ron dan Hermione berdiri.

"Aku akan membawakanmu sesuatu ketika pulang nanti, Harry."

Ron dan Hermione mengangguk setuju.

"Yeah, terima kasih. Selamat bersenang-senang," kata Harry parau.

Sebelum Harry pergi, aku sempat menahan tangannya dan berbisik, "semuanya akan baik-baik saja jika kau tetap berada di kastil ini,"

Harry menatapku bingung, tapi kemudian berjalan pergi tanpa berbalik lagi, dan aku bisa mendengar segala kesedihan yang dia curahkan dalam hatinya.

"Kita bisa belanja semua keperluan Natal di sana!" kata Hermione riang. "Mum dan Dad pasti suka benang gigi rasa mint yang dijual di Honeydukes!"

Aku tidak menanggapi Hermione. Aku sedang menunggu George. Tadi kami sempat bertemu di aula besar, tapi lelaki itu malah pergi dengan Fred dan Lee, lalu memintaku untuk menunggunya.

Ron dan Hermione sudah menyerahkan kertas mereka kepada Filch.

"Kalian duluan saja," kataku. Melihat Hermione yang enggan pergi, padahal Ron sudah menarik-narik tangannya.

"Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian,"

"Aku selalu sendirian Hermione!" kataku mengingatkan. "Tenang saja, aku akan menyusul,"

Hermione melambaikan tangannya, dan aku hanya tersenyum ketika dia dan Ron pergi bersama rombongan anak-anak yang lain.

"Jangan berlari!"

Aku sempat membeku, mataku bergerak, kemudian secepat kilat aku menangkap seseorang yang ingin menabrakku.

Orang itu hampir saja menyentuh lantai batu jika aku tidak menahan tangannya. Dia berteriak dan aku langsung membantunya berdiri tegak.

"Maaf," katanya, menetralkan nafas.

Aku bisa mendengar suara jantungnya yang berdetak sangat cepat. Sesuatu yang tidak akan pernah aku rasakan.

"Kau—" aku membuka mulutku tanpa mengeluarkan suara. Dia adalah anak perempuan yang berada di kelas ramalan sekaligus orang yang aku lihat bersama Cedric di aula kemarin.

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang