Aku merasa bahwa aku baru saja memejamkan mata beberapa menit yang lalu, tapi suara bising dari dapur membuatku tersadar. Aku bangkit perlahan dan menghampirinya.
"Kau sudah bangun, sayang?" Mrs. Weasley menoleh ketika melihatku mendekat.
"Ya, Mrs. Weasley." kataku pelan. Dan ketika aku berdiri di sampingnya, dia mencium pipiku singkat. Lagi-lagi aku tertegun karena perhatiannya. Bahkan Bella jarang memperlakukanku seperti itu. "Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu?"
"Tidak ada," katanya lembut. "Tapi kalau bisa, boleh aku minta tolong kau untuk membangunkan yang lain?"
"Tentu saja," aku tersenyum dengan senang hati. Saat aku berjalan untuk menaiki tangga, aku bertemu dengan Arthur yang sudah rapih dengan pakaian perginya.
"Sudah siapa menuju pertandingan, Mr. Weasley?" tanyaku.
"Aku sepertinya terlalu bersemangat, Cullen," kata Mr. Weasley dengan senang.
Aku menaiki beberapa anak tangga lagi, dan sampai pada pintu kayu pertama yang berada tepat di ujung tangga terakhir. Aku mengetuknya tiga kali, dan pintu itu berayun membuka.
"Mrs. Weasley menyuruhku untuk membangunkanmu," kataku ketika melihat Percy keluar. Rambut merahnya yang acak-acakan membuatku sedikit menahan tawa.
"Terima kasih," katanya datar.
Aku mendengus, andai saja dia bukan bagian dari keluarga Weasley, aku malas sekali berpura-pura bersikap ramah padanya. Lalu aku meninggalkan Percy dan beralih ke kamar sebelah.
Seperti sebelumnya, aku mengetuk tiga kali. Bill yang membukanya, dan aku melirik ke dalam, Charlie sedang duduk di pinggir kasurnya menahan kantuk. "Selamat pagi, Mrs. Weasley menyuruh kalian untuk sarapan,"
"Terima kasih," kata Bill ramah.
Aku hanya mengangguk dan beralih ke kamar ketiga. Kurasa aku tahu siapa pemilik kamar itu. Kali ini aku mengetuknya berkali-kali menggunakan tenaga. Biarkan saja, aku masih kesal karena George berani menciumku semalam.
"Cepat bangun!" teriakku. Tapi yang terbuka malah pintu yang berada di paling pojok. Harry dan Ron keluar dari sana. Kurasa aku tidak perlu membangunkan mereka.
"Berisik [Name]," kata Ron.
"Sudah waktunya sarapan," aku mengetuk arlojiku dan memperlihatkan padanya. "Turun, atau kita akan telat,"
"Baiklah," Ron sedikit merapikan rambutnya sebelum turun bersama Harry.
Aku mendengar langkah kaki yang turun dari lantai dua dan menoleh. Ternyata itu Ginny dan Hermione.
"Tidur dimana kau semalam?" tanya Hermione.
"Ruang tengah," kataku jujur. "Aku dan Ron mengobrol sampai pukul tiga, kalau aku ke kamar, kalian pasti akan terganggu,"
Hermione hanya mengangguk, dia menarik tangan Ginny untuk menyusul yang lainnya ke bawah.
"Fred, George!" aku kembali berteriak. "Cepat bangun!"
Tanganku kembali terangkat untuk menggedornya, tapi pintu itu sudah terbuka dari dalam.
"Selamat pagi Jake," sapaku pada Jacob. "Tidur nyenyak semalam?"
"Tidak, mereka mengajakku melihat barang-barang percobaan mereka sampai pagi," dia meregangkan tubuhnya, kemudian tersenyum. "Tapi aku menyukainya,"
"Aku lega kalau begitu," kataku. "Bisakah kau turun duluan? Aku akan membangunkan mereka,"
Jacob mengangguk. setelah dia pergi, aku melangkah masuk ke dalam kamar si kembar. Mereka berdua tidur di ranjang yang sama sambil berpelukan.
Sebuah ide jail terlintas di pikiranku, dan aku menyeringai. Aku mengangkat satu kaki dan tanganku, kemudian secara bersamaan, aku menendang Fred yang berada di pinggir kasur, dan menyentil kening George dengan sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Silent Girl [X Hogwarts Boy]
Vampire❛𝗶'𝗺 𝗻𝗼𝘁 𝗶𝗻 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿, 𝗶'𝗺 𝘁𝗵𝗲 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿.❜ •• HARRY POTTER AND TWILIGHT CAST IN ONE UNIVERSE [𝗔𝗹𝘂𝗿 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗯𝘂𝗸𝘂──Me do not own any of J.K. Rowling and Stephenie Meyer characters...] © amandazalianty, 18 May 2021