"[Name]!"
"[Name]!"
Aku membuka mataku mendengar teriakan-teriakan itu. Memperhatikan sekitar, aku menyadari bahwa aku sedang tertidur di lantai. Dimana aku? Mengapa tempatnya sangat asing?
Ruangan ini putih semua. Aku tidak mendapati adanya orang atau benda selain sebuah kursi panjang yang terletak di tengah ruangan.
Aku bangkit dan berjalan menyusuri ruangan itu untuk mencari pintu keluarnya, tapi nihil. Sejauh apapun aku berjalan, aku akan tetap kembali ke tempatku semula.
"[Name]?"
Aku menoleh dan mencari sumber suara itu. Siapa yang sedari tadi berteriak? Mengapa tidak ada wujud yang muncul.
"Harry? Ron? Hermione?" suaraku menggema, "dimana kalian?"
Tidak ada jawaban. Aku frustasi dan mulai merasa takut sekarang. Apakah ini alam bawah sadarku? Berapa lama aku tertidur? Mengapa rasanya aku sudah pernah bangun sebelumnya dan tidak mengingat kejadian apapun.
"[Name]," panggilan itu rasanya jauh lebih dekat di bandingkan sebelumnya.
Aku menoleh. Suara itu berasal dari belakangku, di tempat di mana sebuah bangku kosong berada. Tapi bangku itu tidak lagi kosong sekarang, seseorang sedang duduk di sana.
Melangkah dengan ragu, aku menghampiri seorang perempuan dengan wajah cantik sedang tersenyum menatapku. Dia mengarahkan tangannya, dan menyuruhku duduk di sebelahnya. Aku menuruti. Masih terperangah.Siapa dia? Aku seperti tidak familiar. Dia mirip dengan seseorang.
"Maaf, tapi siapa Anda?" tanyaku.
Kalau dilihat-lihat, perempuan itu sudah berumur, wajahnya mulai keriput, tapi anehnya dia masih terlihat cantik. Tidak, sangat cantik. Dia memakai mahkota di kepalanya. Rambutnya yang hitam panjang tergerai indah seperti milikku. Dia juga memakai gaun khas bangsawan berwarna biru.
"Kau sudah terlalu lama tertidur. Sekarang saatnya untuk bangun," katanya lembut.
"Tunggu, siapa Anda?" ulangku lagi. "Jika ini alam bawah sadarku atau sebuah penglihatan, kita belum pernah bertemu sebelumnya..."
"Cullen," dia menyebut namaku dengan sebuah senyuman. "Nama yang indah, kau mirip sekali dengan Carlisle,"
"Mengapa Anda bisa mengenal kakekku?"
"Jika kau banyak tanya, kau tidak akan tahu. Jika kau ingin tahu, yang kau perlukan cukuplah bertanya."
"Apa—" baru kali ini aku seperti di buat bodoh bicara dengan seseorang, apalagi di dalam mimpiku. Aku mengangkat tanganku, dan dengan lancang ingin menyentuhnya. Tapi tanganku hanya menyentuh udara kosong dan menembus tubuhnya.
"Apa yang akan datang, dan kita akan menemuinya saat itu terjadi. Aku selalu bersamamu. Ketika kau bangun lupakan aku, karena aku hanyalah sesuatu yang semu."
Kali ini dia yang mengangkat tangannya, menyentuh dahiku. Dan saat berikutnya, aku terasa seperti di dorong dari ketinggian berkilo-kilo meter. Pandanganku menggelap dan aku tidak bisa melihat apapun lagi.
─┄
Aku membuka mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Kali ini, aku yakin bahwa aku benar-benar terbangun di dunia nyata. Tapi lagi-lagi tempat yang kulihat sangat aneh. Sebuah kamar? Ruangan? Aku tidak dapat menyimpulkannya.
"Di mana ini?" aku duduk tegak dan menyibak selimut yang menutupi tubuhku.
"Kau di kamar pribadiku Cullen," sebuah suara berat menyahut dari arah pintu.
Aku mendongak dan mendapati seseorang, "Profesor Snape?"
Snape memandangku lewat mata tajamnya sambil bersedekap dada, "tertidur lama tidak membuatmu melupakanku, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Silent Girl [X Hogwarts Boy]
Vampire❛𝗶'𝗺 𝗻𝗼𝘁 𝗶𝗻 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿, 𝗶'𝗺 𝘁𝗵𝗲 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿.❜ •• HARRY POTTER AND TWILIGHT CAST IN ONE UNIVERSE [𝗔𝗹𝘂𝗿 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗯𝘂𝗸𝘂──Me do not own any of J.K. Rowling and Stephenie Meyer characters...] © amandazalianty, 18 May 2021