𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟕𝟏

881 121 28
                                    

Langit-langit sihiran di Aula Besar terlihat gelap dan bertabur bintang, dibawahnya empat meja asrama berjajar dikelilingi siswa-siswi yang berkerumun tak beraturan, beberapa mengenakan jubah bepergian, yang lain memakai baju rumah. Disana-sini terlihat kilauan seputih mutiara hantu-hantu sekolah.

Setiap mata, hidup dan mati, tertuju pada Profesor McGonagall, yang berbicara dari podium di depan aula. Disampingnya berdiri guru-guru yang tersisa, termasuk sang centaurus, Firenze, dan para anggota Orde Phoenix yang datang untuk bertempur.

"Evakuasi akan dipandu oleh Mr. Filch dan Madam Pomfrey. Prefek, jika kuberi komando, atur asrama kalian dan pimpin dengan rapi seperti biasa menuju titik evakuasi."

Banyak diantara siswa yang terlihat ketakutan. Tiba-tiba, ketika [Name] dan Harry menyusuri dinding, mencari Ron dan Hermione di meja Gryffindor, Ernie McMillan berdiri diatas meja Hufflepuff dan berteriak; "Bagaimana jika kami ingin tinggal dan bertarung?"

Terdengar gemuruh tepuk tangan.

"Jika usiamu cukup, kau boleh tinggal," kata Profesor McGonagall.

"Bagaimana dengan barang-barang kami?" tanya seorang gadis di meja Ravenclaw. "Koper dan burung hantu kami?"

"Kita tidak punya waktu untuk untuk mengumpulkan barang-barang," kata Profesor McGonagall. "Yang terpenting adalah mengeluarkan kalian dari sini dengan selamat."

"Dimana Profesor Snape?" teriak seorang gadis di meja Slytherin.

"Dia sedang—menggunakan bahasa umum—bersembunyi di kolong tempat tidur," kata Profesor McGonagall yang disambut sorak-sorai dari anggota asrama Gryffindor, Hufflepuff dan Ravenclaw.

[Name] dan Harry bergerak di aula sepanjang meja Gryffidor, masih mencari Ron dan Hermione. Ketika mereka lewat, wajah-wajah menoleh memandang mereka, dan suara bisik-bisik memecah perhatian.

"Kami telah membuat perlindungan di sekitar kastil," Profesor McGonagall berkata, "tapi sepertinya tidak bisa bertahan lama kecuali kita memperkuatnya. Oleh karena itu, aku meminta kalian, untuk bergerak cepat dan tenang, dan lakukan seperti perintah prefek kalian—"

Tetapi kata terakhirnya tenggelam ketika suara lain bergema di seluruh aula. Suara yang tinggi, dingin dan jelas. Tak diketahui dari mana asalnya. Tampaknya keluar dari dinding itu sendiri. Seperti monster yang pernah dikuasainya, suara itu mungkin telah berada disana selama berabad-abad.

"Aku tahu kalian bersiap untuk bertempur." Terdengar jeritan diantara siswa-siswa, beberapa diantaranya saling mencengkeram, mencari-cari sumber suara dalam kengerian. "Usaha kalian sia-sia, kalian tidak bisa melawanku. Aku tidak ingin membunuh kalian. Aku sangat menghormati guru-guru
Hogwarts. Aku tidak ingin menumpahkan darah sihir."

Aula sunyi senyap sekarang, kesunyian yang menantang gendang telinga, yang terlalu berat untuk disangga oleh dinding.

"Berikan Harry Potter padaku," kata suara Voldemort, "dan perintahkan Cullen untuk memberikan tongkatnya untukku,"

"—bagi mereka yang melakukannya tak akan disakiti. Berikan Harry Potter padaku, berikan tongkat Cullen, dan aku akan meninggalkan sekolah tanpa menyentuhnya. Berikan yang kuminta dan kalian akan diberi penghargaan."

"Kalian mempunyai waktu hingga tengah malam."

Kesunyian kembali menelan mereka. Setiap kepala menoleh, setiap mata tampaknya berusaha mencari [Name] dan Harry, membuat mereka membeku dalam ribuan tatapan mata.

Lalu sesosok tubuh bangkit dari meja Slytherin dan mereka mengenali Pansy Parkinson ketika dia mengangkat tangannya yang gemetar dan menjerit, "Tapi mereka disini! Potter disini! Tangkap dia! Dan paksa Cullen menyerahkan tongkatnya!"

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang