𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟓𝟕

691 193 16
                                    

Fakta bahwa Harry Potter jadian dengan Ginny Weasley menarik perhatian banyak orang, sebagian besar di antaranya cewek.

"Heran, kayak tidak punya bahan gosip lain yang lebih menarik saja," kata Ginny, ketika mereka duduk di lantai ruang rekreasi, dia bersandar ke kaki Harry dan membaca Daily Prophet. "Tiga serangan Dementor dalam seminggu, dan yang ditanyakan Romilda Vane kepadaku hanyalah apakah benar kau punya tato Hippogriff di dada."

Ron dan Hermione terbahak-bahak.

"Apa yang kau katakan kepadanya?"

"Kubilang naga Ekor-Berduri Hungaria," kata Ginny, membalik korannya dengan santai. "Jauh lebih macho."

"Trims," kata Harry, nyengir. "Dan kau bilang kepadanya tato Ron apa?"

"Pygmy Puff, tapi aku tidak bilang di mana."

Ron mendelik sementara Hermione berguling-guling tertawa geli.

"Awas saja," kata Ron, mengacungkan jari memperingatkan Harry dan Ginny. "Omong-omong kenapa kamu diam saja [Name]?"

[Name] yang sedang merenung menatap perapian langsung menoleh ke arah mereka sambil tersenyum tipis. "Aku ikut bahagia melihat kalian sudah mempunyai pasangan masing-masing..."

"Bukan itu yang aku tanyakan!" kata Ron aneh.

[Name] tidak merespon lagi.

Diamnya [Name] terus berkepanjangan ketika mereka memasuki bulan Juni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diamnya [Name] terus berkepanjangan ketika mereka memasuki bulan Juni. Dia merasa ada tapi seperti tak di anggap. Ketika mereka berjalan berlima. Harry dan Ginny terus bercanda sedangkan Ron dan Hermione memperdebatkan hal kecil. Bahkan, ketika [Name] memelankan langkahnya dan memilih berjalan berpisah ketika mereka dalam menuju Aula Besar, tak ada yang menyadari ketidakhadiran dirinya.

[Name] berjalan di koridor lantai tujuh sambil memutar-mutar tongkatnya putus asa. Tinggal lima belas menit dari batas jam malam, dan dia harus memastikan semua anak Gryffindor sudah kembali keruang rekreasi mereka.

Dan kemudian [Name] mendengar teriakan dan bunyi debam. Dia langsung berhenti, mendengarkan.

"Berani-beraninya kau—aaaaargh!"

Suara itu datangnya dari koridor di dekat situ. [Name] berlari mendatangi, tongkat sihirnya siap di tangan, membelok di tikungan yang lain, dan melihat Profesor Trelawney terkapar dilantai, kepalanya tertutup salah satu syalnya yang banyak, beberapa botol sherry bergeletakan di sampingnya, satu di antaranya pecah.

"Profesor—"

[Name] buru-buru mendekat dan membantu Profesor Trelawney bangun. Beberapa kalung manik-maniknya yang berkelap-kelip membelit kacamatanya. Dia cegukan keras, mengelus rambutnya, dan berdiri dengan bertumpu pada lengan [Name].

"Apa yang terjadi, Profesor?"

"Sungguh keterlaluan!" katanya nyaring. "Aku sedang berjalan, merenungkan pertanda Kegelapan yang kebetulan kulihat..."

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang