𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟓𝟏

747 217 6
                                    

Katie dipindahkan ke Rumah Sakit St. Mungo untuk Penyakit dan Luka-Luka Sihir hari berikutnya. Saat itu berita bahwa dia kena kutukan telah menyebar ke seluruh sekolah,
meskipun detailnya simpang-siur, dan kecuali [Name], Harry, Ron, Hermione, dan Leanne tampaknya tak seorang pun tahu bahwa Katie bukanlah target yang disasar.

"Oh, dan Malfoy tahu, tentu," kata Harry kepada [Name], Ron dan Hermione, yang meneruskan sikap baru mereka, berpura-pura tuli setiap kali Harry menyebutkan teorinya bahwa Malfoy dan Elena adalah Pelahap Maut.

Pelajaran pertama mereka esok paginya adalah Herbologi. Setelah selesai sarapan, mereka berjalan menyeberangi kebun sayur menuju rumah-rumah kaca. Angin brutal selama akhir minggu akhirnya reda, kabut aneh telah kembali dan mereka perlu waktu sedikit lebih lama dari pada biasanya untuk menemukan rumah kaca yang benar. Selagi mereka berjalan, Harry menceritakan tentang pelajarannya dengan Dumbledore semalam. Mengatakan bahwa Dumbledore membawanya memasuki Pensieve untuk melihat masa kecil Tom Riddle.

"Wow, mengerikan, Kau-Tahu-Siapa waktu masih anak-anak," kata Ron pelan, ketika mereka mengambil tempat di sekeliling salah satu batang Snargaluff berbonggol yang merupakan proyek mereka semester itu, dan mulai memakai sarung tangan pelindung. "Tapi aku masih tak mengerti kenapa Dumbledore memperlihatkan semua ini kepadamu. Maksudku, memang sih menarik, tapi apa tujuannya?"

"Entahlah," kata Harry, memakai karet pelindung. "Tapi dia bilang semuanya penting dan akan membantuku bertahan."

"Menurutku itu menarik sekali," kata Hermione bergairah. "Masuk akal mengetahui sebanyak mungkin tentang Voldemort. Bagaimana lagi kau bisa mengetahui kelemahannya?"

"Jadi, bagaimana pesta terakhir Slughorn?" Harry bertanya kurang jelas terhalang pelindung gigi.

"Oh, cukup menyenangkan sebetulnya," kata Hermione, sekarang memakai kacamata pelindung. "Maksudku, dia banyak ngoceh tentang mantan-mantan murid yang tersohor, dan dia benar-benar menjilat McLaggen karena dia banyak punya koneksi, tapi dia memberi kami makanan yang benar-benar enak dan dia memperkenalkan kami kepada Gwenog Jones."

"Gwenog Jones?" kata [Name], matanya melebar di balik kacamata pelindungnya. "Gwenog Jones yang itu? Kapten Holyhead Harpies?"

"Betul, sayang sekali kamu tidak mau ikut," kata Hermione. "Menurutku sih Jones agak memuja diri sendiri, tapi—"

"Cukup sudah obrolan di sana!" kata Profesor Sprout tegas, mendatangi mereka dan tampak galak. "Kalian ketinggalan, yang lain semua sudah mulai dan Neville sudah berhasil mendapatkan polong pertamanya!"

Mereka berpaling. Betul saja, Neville duduk dengan bibir berdarah dan beberapa cakaran parah di salah satu pipinya, namun memegang benda menjijikkan berwarna hijau dan berdenyut, seukuran buah anggur.

"Oke, Profesor, kami mulai sekarang!" kata [Name]. Lalu menambahkan pelan setelah Profesor Sprout berbalik lagi, "Mestinya pakai Mufliato, Harry."

"Tidak, tidak boleh!" kata Hermione segera, seperti biasanya tampak gusar teringat Pangeran Berdarah Campuran dan mantra-mantranya. "Nah, ayo... sebaiknya kita mulai..."

Hermione memandang cemas mereka bertiga. Keempatnya menarik napas dalam-dalam dan kemudian menyerbu batang berbonggol di depan mereka. Batang itu langsung hidup; sulur-sulur panjang berduri seperti belukar menjulur-julur dari bagian atasnya dan melecut-lecut di udara. Satu sulur membelit rambut Hermione dan [Name] memukulnya mundur dengan gunting tanaman.

[Name] dan Harry berhasil menangkap beberapa sulur dan mengikatnya bersama-sama. Sebuah lubang terbuka di tengah-tengah dahan yang seperti tentakel. Hermione memasukkan lengannya dengan berani ke dalam lubang ini, yang langsung menutup seperti perangkap di sekitar sikunya.

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang